


3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Ezra
03 April 2025


3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Maleakhi
10 April 20253 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Surat 1 Petrus


Surat Petrus yang pertama penting untuk dipelajari oleh orang Kristen. Berikut ini adalah tiga hal yang perlu Anda ketahui tentang 1 Petrus:
1. Penulisnya, yaitu Petrus, yang secara khusus dipilih oleh Yesus dan dinamai “batu karang” (Mat. 16:18), memakai gambaran yang sama di dalam surat ini.
Memang ada banyak pembahasan tentang ayat ini, dan apa tepatnya yang dimaksud Yesus dengan “batu karang” itu, tetapi tampaknya jelas bahwa Yesus sedang berbicara kepada Petrus, yang baru saja mengakui bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang hidup” (Mat. 16:16). Seseorang bisa membayangkan bahwa setelah itu Petrus menjadi sangat tertarik dengan batu karang dan batu. Maka, adalah menarik bahwa Petrus menjadikan hal itu penting di dalam suratnya yang pertama dengan menyebut batu karang atau batu di dalam 1 Petrus 2:4-8. Ia mengutip tiga ayat, dari kitab Yesaya dan mazmur terakhir dari mazmur-mazmur Halel (Mzm. 113-118, yang dibacakan dalam perayaan Paskah), yang secara khusus menyebut tentang batu atau batu karang.
Sebuah kutipan menyebut tentang “batu penjuru” yang ditaruh Allah di Sion—sebuah rujukan kepada Yesus, Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan (Yes. 28:16; Mzm. 118:22). Bayangkan bagaimana orang Yahudi pada zaman Yesus menolak Dia. Rujukan yang terakhir berbicara tentang batu, atau batu karang, yang membuat orang tersandung (Yes. 8:14-15). Tentu saja, batu “yang memang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati di hadirat Allah” itu adalah Yesus (1Ptr. 2:4).
Petrus ingin agar para pembacanya memahami bahwa orang Kristen adalah “batu hidup”, yang secara cermat dan hati-hati ditempatkan dalam Gereja yang sedang dibangun oleh Yesus, dan di dalamnya Kristus adalah Batu Penjuru. Bangunan ini, yaitu Gereja, didukung oleh sebuah janji: “alam maut tidak akan menguasainya” (Mat. 16:18).
2. Surat 1 Petrus terutama memperhatikan bentuk dari kehidupan orang Kristen.
Petrus membuka suratnya dengan berkata bahwa orang Kristen dipilih “sesuai dengan rencana Allah, Bapa kita, dan dikuduskan oleh Roh, supaya taat kepada Yesus Kristus dan menerima percikan darah-Nya” (1Ptr. 1:2). Petrus menghabiskan lebih dari separuh suratnya untuk berbicara tentang seperti apa pengudusan itu, dan mengutip di dalam pasal 1 apa yang kadang disebut “Hukum Kekudusan” dari kitab Imamat: “Hendaklah kamu kudus, sebab Aku kudus” (1Ptr. 1:16; Im. 11:44, 45; 19:2; 20:7). Lalu, bagian selanjutnya dari surat tersebut, ia memberi komentar praktis tentang bagaimana pengudusan ini terlihat nyata dalam pergumulan kehidupan sehari-hari; dengan tunduk kepada otoritas di tempat kerja dan masyarakat, dalam pernikahan, dan dalam kehidupan gerejawi (1Ptr. 2:13-25; 3:1-7; 5:1-11).
Kekudusan menyatakan diri dalam cara-cara yang sangat praktis di seluruh kehidupan. Beberapa perkataan Petrus tampaknya sangat sulit untuk dipraktikkan, tetapi ia mengingatkan para pembacanya, “untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya” (1Ptr. 2:21). Mengetahui bahwa Yesus telah menebus kita dengan darah-Nya seharusnya menolong kita untuk memikul salib dalam situasi-situasi paling sulit yang harus kita hadapi untuk Dia.
3. Surat 1 Petrus itu jujur.
Petrus tidak mempermanis pesannya, tetapi mengingatkan sesama orang percaya bahwa kehidupan kristiani adalah sebuah “perang”, yang di dalamnya orang Kristen adalah “pendatang dan perantau” (1Ptr. 2:11). Orang Kristen mungkin menderita karena berperilaku buruk, tetapi kadang mereka menderita “karena kebenaran” (1Ptr. 3:14, 17). “Berbuat baik” kadang akan dipandang sebagai pelanggaran oleh mereka yang tidak mengenal Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Dalam situasi demikian, kita seharusnya menguduskan “Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan” dan “siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu” (1Ptr. 3:15). Mengingat bahwa kita melayani Kristus sebagai Tuan kita akan menolong kita mengambil pilihan yang benar, dan memilih perkataan yang tepat ketika kita menemukan diri kita berada dalam zona perang. Dalam 1 Petrus 4:12-19, Petrus berfokus pada ujian yang akan dihadapi oleh orang Kristen, sambil mendesak para pembacanya agar “janganlah heran akan nyala api derita yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu” (1Ptr. 4:12).
Sedikit mirip dengan perkataan Paulus dalam bagian pembuka Roma 5, Petrus ingin agar orang Kristen “bersukacita” dalam penderitaan (1Ptr. 4:13; Rm. 5:3). Petrus memikirkan penderitaan yang tampaknya tidak masuk akal bagi kita. Kita mungkin menderita karena mengambil pilihan yang sangat buruk, tetapi Petrus sedang memikirkan penderitaan yang dialami orang Kristen ketika mereka hidup kudus dan berbicara tentang Yesus dengan rasa hormat dan kagum: “jika ia menderita sebagai orang Kristen, janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah dalam nama Kristus itu” (1Ptr. 4:16). Petrus menambahkan nasihat berikut: “Karena itu, baiklah juga mereka yang menderita karena kehendak Allah, menyerahkan dirinya kepada Pencipta yang setia, sambil terus berbuat baik” (1Ptr. 4:19).
Orang Kristen tidak dipanggil untuk kehidupan dalam kenyamanan, melainkan kehidupan dalam “ketaatan” (1Ptr. 1:2). Ketaatan sering kali menyakitkan dan mahal. Pencobaan-pencobaan ini adalah ujian, “yang dimaksudkan untuk membuktikan kemurnian imanmu, yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api, sehingga kamu memperoleh pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada saat Yesus Kristus menyatakan diri” (1Ptr. 1:7).
Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.