3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Surat 1 Petrus
08 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Hagai
15 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Surat 1 Petrus
08 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Hagai
15 April 2025

3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Maleakhi

Tuhan mengatakan banyak hal yang menantang kepada umat pasca pembuangan-Nya melalui Nabi Maleakhi. Kitab Maleakhi disusun sebagai satu rangkaian yang terdiri dari tujuh nubuat perbantahan yang masing-masing dimulai dengan perkataan getir umat yang kemudian dijawab oleh Tuhan. Kebanyakan dari nubuat ini merupakan teguran tajam terhadap sikap dan tindakan umat pada zaman Maleakhi. Namun, sebelum Tuhan menegur umat tersebut, Ia memulai dengan menegaskan kasih-Nya yang memilih mereka, yang merupakan alasan utama mereka tetap ada setelah mendapat hukuman pembuangan. Sebelum Ia berfirman, “Ini yang aku tegur tentang kamu,” Tuhan pertama-tama mengumumkan, “Aku mengasihi kamu” (Mal. 1:2).

1. Maleakhi mengungkapkan bahwa kasih Allah yang memilih selalu menjadi titik awal.

Sementara itu, bangsa tersebut menjawab dengan bantahan, “Bagaimanakah Engkau mengasihi kami” (Mal. 1:2). Terhadap pertanyaan ini Tuhan memberi jawaban yang mengejutkan. Kita mungkin mengharapkan Tuhan menunjuk kepada peristiwa Keluaran dan penaklukan Tanah Kanaan, di mana Ia melakukan mukjizat-mukjizat yang dahsyat untuk melindungi umat-Nya dan mengaruniakan warisan kepada mereka. Alih-alih, Tuhan menunjuk bahkan lebih jauh ke belakang, yaitu pemilihan leluhur mereka, Yakub, dan penolakan yang kontras terhadap saudaranya, Esau (Mal. 1:3). Kasih yang benar-benar tidak layak didapatkan ini adalah alasan Israel masih ada setelah Yerusalem dihancurkan oleh Babel dan mereka dibuang ke sana. Israel memang telah menderita karena dosa-dosanya, namun walaupun demikian, ia telah dipulihkan karena kasih Tuhan yang besar. Edom, keturunan Esau, dapat bertahan selama masa kekuasaan Babel hampir tanpa tergores sedikit pun karena mereka membantu Babel (lihat Ob. 1:10-14). Namun, kenyamanan Edom sekarang akan segera dihancurkan, dan kehancurannya akan total dan final (Mal. 1:4-5). Umat pilihan Allah mungkin tersandung oleh dosa mereka, tetapi mereka tidak akan jatuh secara total, sebab Tuhan menopang mereka karena kasih-Nya (lihat Mzm. 37:23-24).

2. Maleakhi menunjukkan bahwa umat Allah tergoda untuk bersikap sinis ketika hidup menjadi sulit.

Di dalam kitab Maleakhi, jawaban umat terhadap Tuhan benar-benar sinis sejak awal hingga akhir. Pada bagian awal, mereka meremehkan pernyataan kasih Allah untuk mereka (Mal. 1:2). Pada bagian akhir, mereka menyatakan bahwa menaati Tuhan adalah sia-sia sebab orang-orang fasik beruntung dan orang-orang sombong berbahagia (Mal. 3:15). Di manakah Allah yang adil itu (Mal. 2:17)? Sikap sinis terhadap Tuhan ini terlihat dalam ibadah umat yang setengah hati (Mal. 1:12-13), ketidaksetiaan terhadap istri-istri Yahudi mereka (Mal. 2:14-16), dan persembahan mereka yang pelit (Mal. 3:8-9). Bahkan para imam pun terjangkit sikap yang sama (Mal. 2:1-9), membiarkan umat mempersembahkan kurban yang cacat dan memutuskan perkara dengan tidak adil karena suap (Mal. 2:9). Masa sulit kerap menciptakan hati yang dingin terhadap Allah, dahulu maupun sekarang.

3. Maleakhi menunjukkan bahwa Tuhan menghormati mereka yang menghormati Dia.

Tidak semua orang di zaman Maleakhi menunjukkan sikap yang sinis terhadap Tuhan. Beberapa orang masih takut kepada-Nya, dan Tuhan melihat sikap ini dan memelihara mereka sebagai “milik kesayangan” (segullah; Mal. 3:17), kata yang sama yang dipakai untuk menggambarkan umat Israel dalam Keluaran 19:6. Tuhan akan segera datang ke Bait-Nya untuk memberikan keadilan yang sepertinya dirindukan oleh umat (Mal. 3:1-2). Ia akan memisahkan orang benar dari orang fasik sekali untuk selamanya, dan mereka yang takut kepada Tuhan akan dibenarkan sebagai umat-Nya yang sejati, sementara orang-orang fasik akan dihukum dan dihancurkan (Mal. 4:1-3). Sementara ini, umat yang sisa yang setia seharusnya mengingat Taurat Musa, yaitu standar Allah tentang hidup kudus, dan seharusnya menantikan kedatangan Elia yang baru, yaitu nabi yang menjadi tipe, yang memanggil umat Allah untuk bertobat (Mal. 4:4-6). Orang-orang yang gagal merespons pesan ini akan menghadapi kutukan penghakiman (herem; Mal. 4:6).

Akan tetapi, jika kita semua adalah orang berdosa yang gagal memelihara Taurat Musa, sebagaimana ditegaskan Paulus di dalam Roma 3, bagaimana Allah dapat membedakan antara orang benar dan orang fasik pada waktu Penghakiman Terakhir tanpa mengecam kita semua? Bagaimana mungkin Tuhan menyelamatkan Yakub yang berdosa, yang Ia kasihi dan pilih? Jawaban terhadap pertanyaan tersebut menunggu Perjanjian Baru, yang untuknya nubuat Maleakhi mempersiapkan kita secara sempurna.

Di dalam Lukas 1:17, Yohanes Pembaptis telah diidentifikasikan sebelum kelahirannya sebagai Elia yang akan mendahului Yesus Kristus dalam kedatangan-Nya yang pertama. Secara signifikan, pesan dari malaikat hanya berfokus pada sisi positif dari nubuat Maleakhi, yaitu menyatakan, “Ia akan berjalan mendahului Tuhan dalam roh dan kuasa Elia untuk membuat hati para bapa berbalik kepada anak-anaknya dan hati orang-orang durhaka kepada pikiran orang-orang benar. Dengan demikian, ia mempersiapkan suatu umat yang siap sedia bagi Tuhan.” Kemungkinan kutukan penghakiman tidak disebutkan karena dalam kedatangan-Nya yang pertama, Yesus mencari dan menyelamatkan yang hilang (Mat. 1:21).

Di atas gunung tempat Ia dimuliakan, Yesus berjumpa dengan Musa dan Elia, dan berbicara tentang keluarnya (exodon) Dia dari Yerusalem, yang melaluinya Ia akan memberikan penebusan bagi umat-Nya (Luk. 9:31). Bagi orang-orang yang menolak Kristus saat ini, ada sebuah kedatangan lain yang menanti, yaitu ketika Kristus datang kembali sebagai Penunggang kuda putih yang akan membawa kehancuran bagi orang-orang yang tidak bertobat (Why. 19:11-21). Namun, bagi mereka yang rasa takutnya kepada Tuhan dibuktikan dengan iman kepada Kristus, hari itu akan menjadi seperti sinar pertama dari matahari yang terbit pada musim semi, yang menghangatkan kulit dengan lembut, bukan seperti tungku membara yang menghanguskan semua yang disentuhnya (Mal. 4:1-2).

Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Iain Duguid
Iain Duguid
Dr. Iain Duguid adalah professor bidang Perjanjian Lama di Westminster Theological Seminary di Philadelphia. Ia adalah penulis beberapa buku, termasuk The Whole Armor of God: How Christ's Victory Strengthens Us for Spiritual Warfare dan merupakan kontributor The Triune God.