Apa Arti Ekspiasi dan Propisiasi?
18 April 2023
Seperti Apakah Pertobatan Itu?
19 April 2023
Apa Arti Ekspiasi dan Propisiasi?
18 April 2023
Seperti Apakah Pertobatan Itu?
19 April 2023

Apakah Tujuan Allah di Kayu Salib?

Doktrin penebusan terbatas (juga dikenal sebagai “penebusan yang pasti” atau “penebusan partikular”) mengatakan bahwa penebusan Kristus terbatas (dalam cakupan dan tujuannya) untuk orang-orang pilihan; Yesus tidak menebus dosa semua orang di dunia. Dalam denominasi saya, kami menguji para pemuda yang akan masuk ke dalam pelayanan, dan selalu ada yang bertanya kepada seorang murid, “Apakah Anda percaya pada penebusan terbatas?” Murid tersebut akan menjawab demikian, “Ya, saya percaya bahwa penebusan Kristus cukup bagi semua orang dan efektif bagi sebagian orang,” yang berarti nilai kematian Kristus di kayu salib cukup besar untuk menanggung semua dosa dari semua orang yang pernah hidup, tetapi penebusan itu hanya berlaku bagi mereka yang menaruh iman kepada Kristus. Namun, pernyataan itu tidak menyentuh inti yang sesungguhnya dari kontroversi tersebut, yang berkaitan dengan tujuan Allah di kayu salib.

Pada dasarnya ada dua cara untuk memahami rencana kekal Allah. Salah satu pemahamannya adalah, dari kekekalan, Allah memiliki keinginan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin orang dari umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa. Allah kemudian menyusun rencana penebusan yang mana Dia akan mengutus Anak-Nya ke dalam dunia sebagai penanggung dosa bagi orang-orang yang telah jatuh ke dalam dosa. Yesus akan pergi ke kayu salib dan mati untuk semua orang yang pada suatu saat akan menaruh kepercayaan kepada-Nya. Jadi rencana ini bersifat provisional—Allah menyediakan penebusan bagi semua orang yang memanfaatkannya, bagi semua orang yang percaya. Idenya adalah bahwa Yesus mati secara potensial untuk semua orang, tetapi secara teoretis mungkin saja semuanya sia-sia karena setiap orang di dunia tanpa kecuali bisa saja menolak karya Yesus dan memilih untuk tetap mati dalam pelanggaran dan dosa mereka. Dengan demikian, rencana Allah bisa digagalkan karena mungkin tidak ada seorang pun yang memanfaatkannya. Ini adalah pandangan yang berlaku di gereja saat ini—bahwa Yesus telah mati untuk semua orang secara provisional. Pada analisa terakhir, apakah keselamatan terjadi atau tidak, tergantung pada masing-masing individu.

Pandangan Reformed memahami rencana Allah secara berbeda. Pandangan ini mengatakan bahwa Allah, dari kekekalan, telah merancang sebuah rencana yang bukan bersifat provisional. Itu adalah sebuah rencana “A” tanpa rencana “B” untuk meneruskannya jika rencana itu tidak berhasil. Dalam rencana ini, Allah menetapkan bahwa Dia akan menyelamatkan sejumlah orang dari antara manusia yang telah jatuh ke dalam dosa, orang-orang yang Alkitab sebut sebagai orang-orang pilihan. Agar rencana pemilihan itu berhasil dalam sejarah, Dia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia dengan tujuan dan rancangan khusus untuk menggenapi penebusan bagi orang-orang pilihan. Rencana ini digenapi dengan sempurna, tanpa ada setetes pun darah Kristus yang terbuang. Setiap orang yang Bapa pilih untuk diselamatkan akan diselamatkan melalui penebusan.

Implikasi dari pandangan non-Reformed adalah bahwa Allah sebelumnya tidak tahu siapa yang akan diselamatkan. Karena alasan ini, hari ini ada teolog-teolog yang mengatakan, “Allah menyelamatkan sebanyak mungkin orang yang Dia dapat selamatkan.” Berapa banyak orang yang dapat Allah selamatkan? Berapa banyak orang yang Dia memiliki kuasa untuk selamatkan? Jika Dia benar-benar Allah, Dia memiliki kuasa untuk menyelamatkan mereka semua. Berapa banyak orang yang Dia berotoritas untuk selamatkan? Tidak bisakah Allah berintervensi dalam kehidupan seseorang, seperti yang Dia lakukan dalam kehidupan Musa, Abraham, atau rasul Paulus, untuk membawa mereka ke dalam hubungan yang menyelamatkan dengan-Nya? Dia tentu memiliki hak untuk melakukannya.

Kita tidak dapat menyangkal bahwa Alkitab berbicara tentang Yesus mati untuk “dunia.” Yohanes 3:16 adalah contoh utama dari ayat yang menggunakan ungkapan ini. Namun ada perspektif penyeimbang dalam Perjanjian Baru, termasuk Injil Yohanes, yang memberi tahu kita bahwa Yesus menyerahkan nyawa-Nya bukan untuk semua orang, tetapi untuk domba-domba-Nya. Di sini dalam Injil Yohanes, Yesus berbicara tentang domba-domba-Nya sebagai mereka yang Bapa berikan kepada-Nya.

Dalam Yohanes 6, kita melihat bahwa Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku” (ay. 44a), dan kata yang diterjemahkan sebagai “ditarik” lebih tepat berarti “dipaksa.” Yesus juga berkata dalam pasal tersebut, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku” (ay. 37a). Maksudnya adalah bahwa setiap orang yang Bapa rancang untuk datang kepada Anak-Nya akan datang, dan tidak ada yang lain. Dengan demikian, keselamatan Anda, dari awal hingga akhir, bergantung pada ketetapan yang berdaulat dari Allah, yang memutuskan, di dalam anugerah-Nya, untuk berbelaskasihan pada Anda, bukan karena apapun yang Dia lihat di dalam diri Anda yang menuntut hal itu, tetapi karena kasih kepada Sang Anak. Satu-satunya alasan yang dapat saya berikan di bawah langit mengapa saya seorang Kristen adalah karena saya adalah pemberian dari Bapa kepada Anak, bukan karena apapun yang pernah saya lakukan atau bisa saya lakukan.

Cuplikan ini diambil dari komentari mengenai Injil Yohanes oleh R.C. Sproul.


Artikel ini awalnya diterbitkan dalam Blog Pelayanan Ligonier.
R.C. Sproul
R.C. Sproul
Dr. R.C. Sproul mendedikasikan hidupnya untuk menolong orang bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Allah dan kekudusan-Nya. Sepanjang pelayanannya, Dr. R.C. Sproul membuat teologi dapat diakses dengan menerapkan kebenaran mendalam dari iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Ia terus dikenal di seluruh dunia untuk pembelaannya yang jelas terhadap ineransi Alkitab dan kebutuhan umat Allah untuk berdiri dengan keyakinan atas Firman-Nya.