Apakah Ada Derajat Dosa?
25 Mei 2023
Pada Mulanya …
01 Juni 2023
Apakah Ada Derajat Dosa?
25 Mei 2023
Pada Mulanya …
01 Juni 2023

Apa Itu Penatalayanan?

Kita seharusnya memberi diri kita kepada Allah sebagai persembahan yang hidup. Itu berarti kita seharusnya memberi waktu, energi, dan diri kita kepada-Nya sebagai tindakan ibadah dan rasa syukur. Namun, kita harus selalu menyadari bahwa Allah telah mengaruniakan semua hal ini dan segala sesuatunya. Karena itu, tindakan memberi yang alkitabiah dilakukan dalam konteks penatalayanan, yaitu pengelolaan kita atas hal-hal baik yang telah dicurahkan Bapa kepada kita.

Kita seharusnya memberi diri kita kepada Allah sebagai persembahan yang hidup.

Konsep penatalayanan dimulai sejak Penciptaan. Penciptaan tidak hanya dirayakan di dalam kitab Kejadian, tetapi juga di seluruh Alkitab, khususnya di dalam kitab Mazmur, di mana kepemilikan Allah atas alam semesta diumumkan: “TUHANlah yang mempunyai bumi serta segala isinya, dan dunia serta semua penghuninya” (Mzm. 24:1). Allah adalah perancang segala sesuatu, Pencipta segala sesuatu, dan pemilik segala sesuatu. Apa pun yang Allah ciptakan, Ia miliki. Apa yang kita miliki, kita memilikinya sebagai penatalayan yang telah mendapatkan pemberian-pemberian itu dari Allah sendiri. Allah memiliki kepemilikan yang ultima atas segala “kepunyaan” kita. Ia meminjamkan semua ini kepada kita, dan mengharapkan kita mengelolanya dengan cara yang menghormati dan memuliakan-Nya.

Kata yang diterjemahkan sebagai “penatalayanan” di dalam Alkitab berasal dari kata Yunani oikonomia, yang darinya kita mendapatkan kata “ekonomi”. Oikonomia terdiri dari dua kata yang disatukan untuk menciptakan kata yang baru: oikos, berasal dari kata Yunani untuk “rumah”; dan nomos, kata Yunani untuk “hukum”. Kata yang diterjemahkan sebagai “penatalayanan” secara harfiah berarti “hukum rumah” atau “aturan rumah”.

Dalam kebudayaan kuno, penatalayan bukanlah pemilik rumah. Sebaliknya, ia dipekerjakan oleh pemilik rumah untuk mengelola urusan rumah tangganya. Sang penatalayan mengelola harta benda tersebut dan bertanggung jawab untuk mengalokasikan semua sumber daya di rumah tersebut. Tugasnya adalah memastikan lemari makan penuh dengan makanan, uang dikelola dengan baik, ladang diolah, dan rumah berada dalam kondisi yang baik.

Penatalayanan manusia dimulai di Taman Eden, di mana Allah memberi kuasa penuh atas segala ciptaan kepada Adam dan Hawa. Mereka tidak diberikan kepemilikan atas dunia, melainkan tanggung jawab untuk mengelolanya. Mereka harus memastikan taman itu dikerjakan dan dipelihara, tidak disalah-gunakan atau dieksploitasi, dan barang-barang yang disediakan Allah tidak rusak atau disia-siakan. Jadi, ketika kita mendiskusikan penatalayanan yang alkitabiah, pada dasarnya kita berbicara tentang tanggung jawab untuk mengelola atau mengalokasikan segala sumber daya yang bukan milik kita. Semua itu, secara ultima adalah milik Allah.

Sebelumnya diterbitkan di dalam Five Things Every Christian Needs to Grow oleh R.C. Sproul.


Artikel ini awalnya diterbitkan dalam Blog Pelayanan Ligonier.
R.C. Sproul
R.C. Sproul
Dr. R.C. Sproul mendedikasikan hidupnya untuk menolong orang bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Allah dan kekudusan-Nya. Sepanjang pelayanannya, Dr. R.C. Sproul membuat teologi dapat diakses dengan menerapkan kebenaran mendalam dari iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Ia terus dikenal di seluruh dunia untuk pembelaannya yang jelas terhadap ineransi Alkitab dan kebutuhan umat Allah untuk berdiri dengan keyakinan atas Firman-Nya.