3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Kitab Ulangan
29 April 20243 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Kitab Hakim-Hakim
06 Mei 20243 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Kitab Yosua
1. Kitab Yosua pada akhirnya adalah tentang kesetiaan Allah
Jika Anda bertanya kepada kebanyakan orang Kristen apa yang mereka ketahui tentang kitab Yosua, Anda mungkin akan mendapatkan jawaban tentang pertempuran di Yerikho. Kisah tentang runtuhnya tembok kota itu adalah poin penting dalam narasi penaklukan di dalam kitab tersebut. Kitab Yosua berisi kisah kemenangan militer dan kemudian pembagian tanah yang telah ditaklukkan Israel. Namun, pada akhirnya kitab Yosua sesungguhnya adalah tentang Allah dan kesetiaan-Nya. Allah menjanjikan tanah Kanaan kepada Abraham. Meski antara janji pada awalnya dan penggenapan kepemilikan tanah Kanaan tersebut tertunda lama, namun tidak satu pun firman Allah yang gugur (Yos. 23:14).
Tidak ada perikop yang merangkum inti utama kitab ini dengan lebih tepat daripada kata-kata penutup pasal 21, setelah Allah memberikan seluruh negeri itu kepada Israel seperti yang telah Ia janjikan. “Segala janji yang indah, yang difirmankan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang gugur. Semuanya terpenuhi” (Yos. 21:45). Selain Yosua, tokoh teladan lain seperti Kaleb dan Eleazar berperan penting di dalam kitab ini. Kitab Yosua juga mencakup beberapa pertempuran spektakuler yang telah mendapatkan tempat yang penting dalam sejarah peperangan. Namun, kitab ini pada akhirnya adalah tentang Allah dan karakter-Nya yang dapat diandalkan.
2. Penghancuran orang-orang Kanaan bukanlah sebuah ekspresi superioritas etnis, melainkan hukuman Allah atas dosa
Pertanyaan moral terbesar dalam kitab Yosua adalah penghancuran orang-orang Kanaan. Sebagai contoh, ketika Israel melompati reruntuhan tembok Yerikho, mereka tidak berbelas kasihan terhadap apa pun dan siapa pun, manusia atau binatang, di kota itu. Rahab, yang pernah menyembunyikan mata-mata Israel, beserta keluarganya, adalah satu-satunya pengecualian. Banyak pengkritik telah berteriak soal kebrutalan bangsa Israel, atau lebih buruk lagi, “Allah Perjanjian Lama” yang tak berbelas kasihan yang haus darah, yang menuntut semua kematian-ini (lihat juga Ul. 20:16-18). Meski tidak seorang pun seharusnya menganggap sepele kehancuran luas yang ditinggalkan Israel, kita harus memahami alasan teologis dan moral yang serius di baliknya. Bertentangan dengan genosida yang kita kenal, seperti Holocaust atau genosida di Rwanda, umat Allah tidak membunuh musuh-musuh mereka atas dasar pemikiran akan superioritas ras atau etnis. Para tentara Israel mengangkat pedang sebagai alat penghakiman di tangan satu-satunya Allah yang sejati. Tuhan, Allah Israel itu kudus dan tidak dapat membiarkan dosa tidak dihukum. Dalam kesabaran-Nya, Ia telah membiarkan penduduk Kanaan selama berabad-abad, tetapi akhirnya kejahatan orang Amori sudah genap (lihat Kej. 15:16), dan Ia tidak lagi membiarkan mereka. Kekudusan Allah juga berarti bahwa Israel akan menghadapi ancaman hukuman yang sama jika mereka tidak mengejar kekudusan dalam pengabdian kepada-Nya (lihat Kel. 22:20). Sesungguhnya, seorang Israel beserta keluarganya mengalami akhir yang sama dengan orang Kanaan. Ketika Akhan melanggar perintah Allah yang telah disampaikan dengan jelas dan mengambil sebagian jarahan dari Yerikho, ia membawa kematian dan kebinasaan bagi dirinya sendiri, keluarganya, serta kekalahan pada bangsa Israel (baca Yos. 7). Peristiwa-peristiwa yang dibukakan di dalam kitab Yosua merupakan kesaksian yang nyata bahwa Allah tidak pernah meremehkan dosa.
Bila kita membaca Alkitab lebih lanjut, kita akan menemukan bahwa kehancuran orang-orang Kanaan merupakan bayang-bayang terhadap Penghakiman Terakhir yang akan terjadi ketika Kristus datang kembali (lihat Why. 6:12-17; 19:15-16, 19-21). Satu-satunya harapan setiap orang pada waktu itu adalah dengan mengenal Yesus, yaitu Dia yang telah menanggung murka Allah bagi kita (1 Ptr. 2:24).
3. Rincian tentang pembagian Tanah Perjanjian menunjuk kepada sesuatu yang jauh lebih besar
Penulis memberikan satu bagian besar dari kitab Yosua untuk memberikan rincian tentang negeri itu, yang dibagi-bagi di antara suku-suku Israel. Pasal 13-19 mungkin terasa membosankan ketika dibaca karena penulis menjelaskan batas di sungai ini, pertengahan di lembah itu, dan pendakian di bukit yang lain. Namun, rincian geografis ini penting bagi Allah, dan Ia memberikan rincian secara panjang lebar dan diinspirasikan karena tanah itu berharga bagi-Nya. Mengapa Tuhan begitu menghargai tanah ini? Karena itu adalah tempat yang Ia pilih untuk menyatakan kemuliaan Kristus dan ciptaan baru.
Seperti banyak elemen lain dari agama Perjanjian Lama, seperti Kemah Suci dan sistem persembahan kurban, tanah itu adalah sebuah tipe atau gambaran dari kebenaran Injil. Ketika Adam dan Hawa berdosa, Allah mengusir mereka dari firdaus dunia mereka dan mengutuk tanah. Namun, bukan berarti Allah telah selesai dengan semua rencana-Nya untuk ciptaan yang baik. Ia akan memperbarui langit dan bumi ketika Yesus datang kembali (2Ptr. 3:10-13; Why. 21:1). Kanaan berdiri di antara Taman Eden dan ciptaan baru sebagai preview/pratinjau firdaus, suatu tanah yang berlimpah susu dan madu, dapat dikatakan sebuah pengingat dan panjar atas firdaus kekal yang akan datang.