Apa Artinya Kudus?
23 Januari 2025
Apa Artinya “Apostolik”?
29 Januari 2025
Apa Artinya Kudus?
23 Januari 2025
Apa Artinya “Apostolik”?
29 Januari 2025

Apa Artinya “Katolik”?

Sejak masa-masa awalnya, Gereja Yesus Kristus telah disebut sebagai “katolik.” Penggunaan pertama istilah ini muncul dalam tulisan-tulisan yang dikenal sebagai Apostolic Fathers pada awal hingga pertengahan abad kedua (Ignatius of AntiochSmyrneans 8.9; The Martyrdom of Polycarp, Introduction). Kata ini berasal dari bahasa Yunani katholikos, yang berarti “di seluruh,” atau “universal.” Ini adalah penggunaannya di gereja secara umum pada abad-abad awal. Kata katolik sekarang diidentikkan hampir secara eksklusif dengan Gereja Roma. Namun, asosiasi ini merupakan perkembangan sejarah yang relatif belakangan. Gereja mula-mula menerapkan istilah ini kepada gereja secara keseluruhan, baik untuk gereja timur maupun gereja barat.

Banyak orang saat ini sedang mencari satu gereja yang sejati, gereja katolik (Am) dengan kesinambungan sejarah yang dapat ditelusuri sampai kepada Yesus dan para rasul. Yesus menyatakan dalam Matius 16:18, “Aku akan mendirikan gereja-Ku.” Yesus hanya memiliki satu Gereja, maka pertanyaan tentang katolisitas terkait langsung dengan natur sejati gereja. Gereja Roma dan Ortodoks Timur mendefinisikan gereja tersebut secara institusional; katolisitas dipahami sebagai persekutuan dengan institusi yang kelihatan. Protestan, di sisi lain, menjelaskan gereja, terutama, meskipun tidak secara eksklusif, dalam istilah doktrinal atau spiritual. Protestan menegaskan bahwa katolisitas mengacu terutama pada apa yang bersifat spiritual. Hal ini, tentu saja, menimbulkan banyak pertanyaan tentang Gereja yang kelihatan versus yang tidak kelihatan. Para Reformator memasukkan pembedaan ini sebagai sebuah elemen penting dalam eklesiologi mereka. Apakah ini hanya sekadar apologetika atau ini merupakan sebuah argumentasi alkitabiah yang sah? Apakah posisi mereka pernah dikenal sebelum Reformasi?

Dalam Matius 16:16, Petrus mengakui bahwa Yesus adalah “Mesias, Anak Allah yang hidup.” Yesus menjawab, “Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan gereja-Ku” (Mat.16:18). Secara historis, ayat ini telah menimbulkan kontroversi yang luar biasa. Apakah “batu karang” itu adalah pengakuan Petrus dan berarti Kristus sendiri, seperti yang ditekankan oleh kaum Protestan? Atau apakah gereja dibangun di atas Petrus, dan selanjutnya, para penerus Petrus, yaitu para uskup Roma, seperti yang diklaim oleh Gereja Roma? Bagaimana kita dapat memahami apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Yesus?

Surat Efesus memberikan penjelasan yang sangat membantu untuk perikop ini. Dalam Efesus 2:20, Paulus menyatakan bahwa gereja/jemaat “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” Kata Yunani untuk “dibangun di atas” adalah kata yang sama yang digunakan oleh Yesus dalam Matius 16:18. Bagaimana gereja dibangun di atas para rasul dan para nabi? Gereja dibangun pada awalnya melalui khotbah mereka (Kis. 2:42; 5:42) dan kemudian secara historis melalui tulisan-tulisan mereka yang diinspirasikan. Melalui Injil, mereka bersaksi tentang Yesus Kristus — Pribadi dan karya-Nya — sebagai dasar utama gereja (1 Kor. 3:11). Dalam Efesus 1:13, Paulus menulis bahwa “Di dalam Dia kamu juga—karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu—di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” Paulus menjelaskan bagaimana gereja Efesus dibangun, dan dengan demikian, menjelaskan bagaimana gereja yang katolik (Am) tersebut akan dibangun. Injil diberitakan, jemaat Efesus merespons dengan iman dan dimeteraikan dalam kesatuan spiritual dengan Yesus Kristus. Dengan demikian, sarana untuk membangun Gereja adalah Injil yang apostolik, sebuah pesan keselamatan oleh anugerah saja, melalui iman saja, di dalam Kristus saja – sebuah pesan yang dinubuatkan oleh para nabi dan disaksikan oleh catatan para saksi mata dari para rasul. Dengan demikian, batu karang dalam Matius 16 haruslah merujuk pada pengakuan Petrus tentang Kristus.

Injil sangat sangat utama dan penting dalam memahami natur dan katolisitas gereja yang sejati. Paulus memperingatkan jemaat Galatia bahwa mereka yang memeluk dan mengajarkan Injil yang menyimpang telah meninggalkan Kristus dan berada di bawah kutukan ilahi (Gal. 1:6-8). Mereka bukan bagian dari gereja katolik (Am) yang sejati. Dengan demikian, kita dapat menyimpulkan dari ajaran Alkitab yang jelas bahwa Gereja terdiri dari mereka yang telah menerima Injil yang sejati, telah disatukan secara spiritual dengan Kristus, dan telah menjadi anggota tubuh-Nya — Gereja-Nya (Yoh. 15:4-5; 17:23; Rm. 12:12-13; Ef. 1:22-23). Karena naturnya yang spiritual, maka kesatuan ini tidak terlihat. Paulus menjelaskan perbedaan antara gereja yang kelihatan dan gereja yang tidak kelihatan dengan menggunakan Israel sebagai contoh. Tidak semua orang yang menjadi bagian dari bangsa Israel yang kelihatan adalah bagian dari kerajaan Allah yang spiritual (Rm. 2:28-29; 9:6-7). Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa sangat mungkin seseorang menjadi anggota gereja yang kelihatan dan bukan bagian dari Gereja Yesus Kristus yang tidak kelihatan. Yang pertama dan terutama, natur dari satu-satunya Gereja sejati adalah spiritual dan tidak kelihatan.

Namun, meskipun kesatuan spiritual ini mungkin tidak terlihat, kesatuan itu sendiri akan menghasilkan manifestasi yang terlihat dalam kehidupan semua orang yang disatukan dengan Kristus. Anggota-anggota Gereja yang katolik (Am) akan dibuktikan oleh natur yang baru dan kehidupan yang diubahkan yang dicirikan oleh ketundukan, ketaatan, kasih, dan komitmen kepada Allah dan Firman-Nya, khususnya Injil-Nya (Yoh. 3:3-8; 8:31-32; Rm. 6:1-22; 2Kor. 5:17; Gal. 1:6-9; Flp. 3:3-11; Tit. 2:11-14; 1 Yoh. 2:3-6). Rasul Yohanes memperingatkan bahwa di mana tidak ada kekudusan hidup, maka tidak ada kesatuan dengan Kristus, meskipun orang yang mengaku percaya tersebut terdaftar sebagai anggota gereja yang kelihatan (1 Yoh. 2:3-6; 3:4-10). Yesus memberikan peringatan serupa dalam khotbah dan perumpamaan-Nya (Mat. 7:13-23, 13:18-30; Yoh. 8:30-44). Selain itu, orang-orang yang disatukan dengan Kristus juga merupakan anggota dari persekutuan yang kelihatan yang diorganisir sebagai tubuh-tubuh lokal; itulah sebabnya Paulus dapat berbicara mengenai gereja/jemaat di Roma, Korintus, dan Efesus.

Yesus memerintahkan agar Injil-Nya diberitakan ke seluruh dunia (Mat. 28:18-20). Satu-satunya Gereja sejati-Nya, yang katolik (Am), yang merangkul semua orang dari setiap budaya, ras, jenis kelamin, dan latar belakang sosial-politik (Ef. 2:11-12; Kol. 3:11; Ibr. 12:22-23). Gereja adalah kumpulan orang-orang yang telah percaya dan taat kepada Injil, yang membuktikan kesatuan mereka dengan Kristus melalui kekudusan hidup. Ini akan membentuk Gereja yang katolik (Am) yang disempurnakan di surga di mana, untuk selama-lamanya, mereka akan menyembah, melayani, dan memuliakan Allah dan Sang Anak Domba (Why. 5:8-14, 22:1-4). Katolisitas yang sejati pada esensinya adalah spiritual, bukan institusional.

Doktrin tentang Gereja yang tidak kelihatan bukanlah ajaran baru dari para Reformator. Salah satu pendukung terkuat ajaran ini di gereja mula-mula adalah Agustinus. Ia mengajarkan bahwa gereja dibangun, bukan di atas Petrus, tetapi di atas pengakuannya, dan oleh karena itu, di atas Kristus: “Kristus, perhatikan, membangun Gereja-Nya bukan di atas seorang manusia, tetapi di atas pengakuan Petrus” (Sermon 229 P.1., dalam The Works of Saint Augustine, Sermons, vol. III.vi).

Eksegesis ini mewakili posisi para bapa gereja mula-mula. Agustinus mengajarkan bahwa ada banyak orang di dalam gereja yang kelihatan yang telah mengakui Kristus, telah dibaptis dan telah mengambil bagian dalam sakramen-sakramen, tetapi bukan anggota Gereja yang tidak kelihatan (Sermons on the Gospel of John, Traktat 27:11; On Baptism, buku IV, bab 3.5). Menurut Agustinus, Gereja yang sejati terdiri dari mereka yang telah bertobat dan percaya, yang secara spiritual disatukan dengan Kristus sebagai Kepala mereka, dan yang menjalani kehidupan yang kudus sebagai bukti dari kesatuan mistis mereka dengan Dia. Mereka yang tidak menunjukkan kehidupan yang diubahkan, ia sebut sebagai orang yang disebut Kristen saja, bukan yang sejati. Ia mengacu pada ajaran Perjanjian Baru tentang lalang, jala, kambing, dan gandum serta lalang sebagai dukungan (Sermons 5.3; 23.4; 88.19; 149.4; 137.9; Answer to Petilian, buku 3, bab 2.3; On Psalms 965.15; On Morals of the Catholic Church 34.76; City of God, buku I, bab 35, On the Unity of the Church 34, 35). Dalam tulisannya On Faith and Works, Agustinus memperingatkan tentang iman yang mati, yang mengaku percaya Kristus tetapi tidak menghasilkan kehidupan yang diubahkan karena tidak memiliki pertobatan yang sejati. Hal ini membuat sakramen-sakramen menjadi batal dan hampa. Agustinus jelas memandang gereja sebagai sesuatu yang kelihatan, tetapi ia membuat pembedaan yang eksplisit antara gereja yang kelihatan dan Gereja yang tidak kelihatan.

Menjadi anggota sejati Gereja yang katolik (Am) berarti dijadikan bagian dari kumpulan orang-orang kudus yang agung tersebut, orang-orang pilihan Allah yang telah dipertobatkan dan disatukan secara spiritual dengan Yesus Kristus. Hal ini berarti bergabung dengan kelompok besar orang-orang yang telah ditebus, disembuhkan, dipulihkan, dan diampuni. Mengingat kemungkinan yang serius akan pengakuan tanpa kepemilikan, Perjanjian Baru menasihati kita untuk menguji diri kita sendiri, untuk melihat apakah kita berada di dalam iman, untuk memastikan panggilan dan pemilihan kita (2 Kor. 13:5). Kita memiliki tanggung jawab moral untuk mendorong orang lain melakukan hal serupa. Kesatuan dengan Kristuslah, bukan keanggotaan dalam sebuah organisasi yang kelihatan, yang memberikan tempat bagi kita di dalam satu-satunya Gereja katolik (Am) yang sejati. Demikianlah orang-orang kudus dari segala zaman dan Alkitab menyatakan: “Engkau layak … Sebab, Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku, bahasa, umat, dan bangsa” (Why. 5:9).


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
William Webster
William Webster
Dr. William Webster adalah pendeta dari Grace Bible Church di Battle Ground, Washington, pendiri situs Christian Resources, dan penulis banyak buku, termasuk Salvation, the Bible, and Roman Catholicism.