Apa Artinya “Katolik”?
28 Januari 2025
Ibadah yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik
04 Februari 2025
Apa Artinya “Katolik”?
28 Januari 2025
Ibadah yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik
04 Februari 2025

Apa Artinya “Apostolik”?

Saya harap ini tidak mengejutkan, tetapi gereja Kristen bukan didirikan oleh Jesus People pada tahun 1960-an. Gereja juga bukan didirikan oleh Billy Graham atau bahkan oleh Charles Finney seabad sebelumnya. Gereja bukan didirikan oleh Jonathan Edwards atau George Whitefield pada masa Kebangunan Rohani Pertama. Gereja telah berusia lima belas abad ketika Martin Luther dan John Calvin berusaha untuk mereformasinya pada masa Reformasi. Ya, gereja bisa dikatakan sudah setua Adam dan Hawa dan keluarga pertama. Calvin benar ketika ia menegaskan bahwa gereja sudah ada pada tahapan bayinya di tengah-tengah Israel sebelum kedatangan Yesus Kristus. Akan tetapi, faktanya adalah bahwa gereja Kristen didirikan oleh Yesus Kristus ketika Dia memanggil para Rasul-Nya untuk mengikut Dia. Ketika kita memikirkan bahwa gereja Yesus Kristus adalah Apostolik, di sinilah kita harus memulai.

Meskipun sudah menjadi populer di kalangan yang didominasi oleh ahli biblika kritis untuk menganggap gereja sebagai komunitas penyembah yang membutuhkan Mesias (orang-orang Kristen pertama diduga meninggikan seorang nabi apokaliptik keliling [Yesus] ke status tersebut), wahyu Alkitab memberikan kisah yang berbeda. Gereja bukanlah buah dari kejeniusan organisasi dari sekelompok orang fanatik yang menjadi percaya bahwa Yesus telah bangkit di dalam hati mereka ketika mereka mencoba untuk mengatasi kekecewaan yang mereka rasakan ketika Yesus dihukum mati oleh orang Romawi dan kerajaan-Nya yang mulia tidak terwujud seperti yang dijanjikan. Sebaliknya, catatan Alkitab memberi tahu kita bahwa gereja didirikan oleh seorang Juru Selamat yang telah bangkit yang telah menampakkan diri kepada para saksi yang dipilih-Nya pada hari Paskah pertama, yang menegaskan bahwa kematian-Nya pada hari Jumat Agung merupakan kemenangan terakhir atas dosa manusia. Gereja tidak dibentuk oleh para pengikut Yesus yang kecewa dan berusaha menutupi rasa malu mereka. Gereja didirikan oleh Yesus Kristus sendiri.

Hal ini menjadi jelas ketika kita memikirkan bahwa penampakan Tuhan kita kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya tidak terjadi begitu saja. Penampakan Tuhan kita setelah kebangkitan terjadi dengan latar belakang pelayanan mesianik-Nya selama tiga tahun, di mana Yesus menunjukkan bahwa Dia adalah Pribadi yang dijanjikan di seluruh Perjanjian Lama dan bahwa Dia telah datang untuk menegakkan kerajaan-Nya dan mendirikan gereja-Nya. Pentakosta (Kisah Para Rasul 2), yang sering dianggap sebagai hari ulang tahun resmi gereja, adalah puncak dari semua janji Tuhan kita dan hanya dapat dipahami jika dilihat dari latar belakang pelayanan mesianik Tuhan kita.

Meskipun Israel mungkin telah memiliki gereja yang masih bayi di tengah-tengahnya, progres sejarah penebusan yang terus berlangsung berarti bahwa suatu hari nanti gereja yang masih bayi itu harus bertumbuh menjadi dewasa. Sesungguhnya, ketika kegenapan waktu akhirnya tiba, Allah mengutus Anak-Nya untuk menebus mereka yang lahir di bawah Taurat (Gal. 4:4-6). Ketika Yesus memulai pelayanan publik-Nya tidak lama setelah baptisan-Nya dan penerimaan Roh Kudus, kita membaca dalam Matius 4:23 bahwa Yesus “berkeliling di seluruh Galilea. Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat mereka dan memberitakan Injil Kerajaan serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari segala penyakit dan kelemahan.” Pemberitaan Kabar Baik tentang kerajaan dan konfirmasi kedatangannya melalui mukjizat-mukjizat Tuhan kita merupakan tanda-tanda penting bahwa era mesianik akhirnya telah tiba. Sebuah era baru dalam sejarah penebusan telah dimulai. Umat Allah tidak akan lagi dibatasi oleh batasan-batasan hukum Musa dan nasionalisme Yahudi. Injil sekarang harus sampai ke ujung-ujung bumi ketika pemerintahan Allah diperluas untuk mencakup semua suku, bangsa, dan bahasa di bawah kolong langit.

Tidak lama setelah pelayanan mesianik Yesus sendiri dimulai, kita melihat dalam Matius 10:1 bahwa Yesus “memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan menyembuhkan orang-orang dari segala penyakit dan kelemahan.” Setelah memanggil orang-orang ini kepada-Nya, Yesus mengutus mereka dalam sebuah misi yang sangat penting. Mereka harus memberitakan pesan kerajaan seperti yang dijelaskan dalam Matius 10:5-42, seperti yang diperintahkan oleh Yesus. Mengapa kedua belas orang ini? Dan mengapa pesan yang satu ini?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, kita hanya perlu mempertimbangkan fakta bahwa para Rasul diutus untuk memberi kesaksian tentang Yesus Kristus, untuk pergi ke seluruh kota-kota Israel untuk memberitakan pesan yang telah dipercayakan Yesus kepada mereka. Sejak kedua belas murid dipanggil untuk mengikut Yesus, mereka juga ditugaskan untuk menjadi pemberita Injil yang Yesus ajarkan secara pribadi kepada mereka. Sebagai saksi-saksi Yesus Kristus dan Injil-Nya, mereka akan menjadi dasar gereja Yesus Kristus. Kita dapat melihat hal ini dalam Efesus 2:20, ketika Paulus melihat kebelakang pada pendirian gereja beberapa dekade sebelumnya. Paulus berbicara tentang gereja yang “dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru. Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi Bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangun menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh.” Yesus tidak hanya mendirikan sebuah gereja, Dia mendirikan gereja-Nya di atas pemberitaan Injil, pesan yang kemudian didefinisikan oleh Paulus sebagai kematian, penguburan, dan kebangkitan Yesus Kristus sesuai dengan Kitab Suci (1 Kor. 15:1-8). Hubungan antara panggilan kedua belas rasul dan pemberitaan Injil adalah hubungan yang esensial. Ketika kita mengaku bahwa gereja adalah Apostolik, kita mengaku bahwa gereja didirikan di atas injil yang persis sama dengan yang Yesus berikan kepada para Rasul-Nya.

Dalam Matius 16:18, kita membaca bahwa Yesus memberikan janji kepada murid-murid-Nya bahwa alam maut tidak akan menguasai gereja-Nya. Dalam perikop yang sama, Yesus mempercayakan kunci-kunci kerajaan kepada gereja-Nya (Mat. 16:13-20). Dengan mengakui Yesus sebagai “Mesias, Anak Allah yang hidup,” Petrus akan menjadi pemimpin gereja mula-mula, yang kemudian para Rasul dan penatua lainnya bergabung, bertemu bersama untuk menggunakan kunci-kunci yang diberikan oleh Yesus dan mengambil keputusan terkait doktrin dan praktik gereja (Kis. 15:1-21). Ketika kita mengaku bahwa gereja adalah Apostolik, artinya gereja menjalankan otoritas pendirinya, melalui para pejabat yang dipanggil dan ditugaskan untuk memerintah dalam nama Tuhan mereka (Kis. 6:1-7; 20:17; Ef. 3:2-7; 1 Tim. 3:1-15).

Akhirnya, sebelum kenaikan-Nya ke surga, Yesus memberikan satu poin instruksi terakhir kepada para murid-Nya, “Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman” (Mat. 28:19-20). Melalui pemberitaan Injil, pemuridan, dan pelayanan sakramen, Yesus akan memelihara gereja-Nya. Meskipun mungkin keadaan kadang tampak suram bagi umat Allah, Allahlah yang akan memelihara umat-Nya dan gereja-Nya di bumi. Ingatlah bahwa pada zaman Nuh, umat Allah telah menyusut menjadi delapan orang! Pada zaman Elia, jumlah orang percaya di Israel yang tidak bertekuk lutut kepada Baal hanya tinggal tujuh ribu orang.

Namun, kata-kata terakhir Yesus kepada gereja-Nya memberi tahu kita bahwa hal ini tidak akan terjadi di masa depan. Seperti yang kita baca dalam Kisah Para Rasul 2:41, sekitar tiga ribu orang diselamatkan pada hari Pentakosta saja. Jumlah itu bertumbuh menjadi lebih dari lima ribu orang tidak lama kemudian (Kis. 4:4). Janganlah kita lupa bahwa dalam Wahyu 7:9, kumpulan besar orang banyak yang berpakaian putih dan berdiri di hadapan takhta itu begitu banyak sehingga tidak seorang pun dapat menghitungnya. Mereka berasal dari segala bangsa, suku dan umat. Namun, mereka semua mengaku hal yang sama: “Keselamatan ada pada Allah kita yang duduk di atas takhta dan pada Anak Domba!” Yesus telah mendirikan gereja-Nya dengan memanggil para Rasul-Nya. Dia memberi mereka Injil-Nya dan otoritas-Nya untuk mengikat dan melepaskan. Nah Yesus berjanji bahwa Dia akan menyertai Gereja-Nya sampai akhir zaman. Yesus bukanlah seorang tuan tanah yang absen, Dia hadir bersama umat-Nya sampai Dia datang kembali.

Ketika kita mengaku bahwa gereja adalah Apostolik, kita mengaku bahwa gereja-gereja di mana kita menjadi anggotanya saat ini berdiri dalam kesinambungan langsung dengan gereja yang kita lihat di dalam kitab Kisah Para Rasul. Bukan struktur formal gereja yang bertahan, dan kita juga tidak perlu menelusuri garis keturunan para paus yang tidak terputus dari Petrus hingga hari ini. Tetapi, artinya adalah bahwa Injil yang Yesus berikan kepada para Rasul-Nya adalah Injil yang sama dengan yang kita beritakan hari ini. Injil ini memanggil semua orang untuk beriman kepada Yesus Kristus. Injil ini memberi kita otoritas untuk mengikat dan melepaskan serta memanggil kita untuk melayani Tuhan kita di dalam gereja-Nya, sama seperti ketika Yesus memanggil para Rasul-Nya yang pertama. Ketika kita memberitakan Injil yang Apostolik ini, kita bisa yakin akan perkenanan, perlindungan, dan kehadiran Tuhan kita. Dengan demikian, inilah yang kita maksudkan ketika kita berbicara tentang gereja Kristus sebagai Apostolik.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Kim Riddlebarger
Kim Riddlebarger
Dr. Kim Riddlebarger adalah profesor tamu bidang teologi sistematika di Westminster Seminary California dan pendeta emeritus di Christ Reformed Church di Anaheim, California. Ia adalah penulis dari beberapa buku, termasuk A Case for Amillennialism dan First Corinthians dalam seri Lectio Continua.