Mengapa Kristologi Penting?
21 Agustus 2024
Kitab-Kitab Sejarah dan Kitab Mazmur
26 Agustus 2024
Mengapa Kristologi Penting?
21 Agustus 2024
Kitab-Kitab Sejarah dan Kitab Mazmur
26 Agustus 2024

Pentateukh

Banyak orang, ketika mereka mendengar nama Yesus Kristus, berasumsi bahwa Kristus adalah nama belakang Yesus seperti halnya Smith, atau Jones, atau Wilson. Akan tetapi, kata Kristus dalam bahasa Indonesia hanyalah sebuah transliterasi dari kata Yunani christos, yang digunakan dalam terjemahan bahasa Yunani dari Perjanjian Lama Ibrani untuk menerjemahkan kata Mashiach atau Mesias. Jadi, ketika kita mendengar nama Yesus Kristus, kita tidak seharusnya menganggap Kristus sebagai nama belakang, melainkan sebagai gelar. Ketika kita mengatakan “Yesus Kristus,” kita mengatakan “Yesus Mesias.”

Mengetahui hal ini akan menolong kita untuk memahami bagaimana kita dapat berbicara tentang “Kristo”-logi dalam Perjanjian Lama meskipun Yesus Kristus sendiri tidak menampakkan diri dalam rupa manusia hingga Injil Perjanjian Baru. Kita dapat berbicara tentang Kristologi Perjanjian Lama karena Perjanjian Lama berisi banyak janji, nubuat, bayang-bayang, dan tipe-tipe yang menunjuk kepada kedatangan Mesias—pada kedatangan Kristus. Kita tidak akan membahas semua teks tersebut, tetapi kita akan berfokus pada beberapa teks yang paling penting. Jika kita ingin memahami siapakah Mesias itu, kita harus memiliki pemahaman tentang teks-teks ini.

Kejadian 3

Petunjuk pertama dari tema mesianik dalam Perjanjian Lama muncul sebagai konsekuensi tragis dari kejatuhan. Adam dan Hawa lebih memercayai perkataan ular itu daripada Firman Allah, dan respons Allah sangat cepat. Setelah mengonfrontasi laki-laki dan perempuan tersebut, dengan keduanya berusaha untuk melemparkan kesalahan (Kej. 3:8-13), Allah menjatuhkan penghakiman-Nya pertama-tama kepada ular itu, kemudian kepada perempuan itu, dan akhirnya kepada Adam (ay. 14-19). Allah menyatakan kutukan atas ular itu (ay. 14), tetapi dalam proses menyatakan kutukan ini, Allah membuat sebuah janji yang memberikan alasan bagi manusia untuk berharap. Kejatuhan manusia telah menciptakan kebutuhan akan penebusan ilahi, sebuah kebutuhan yang segera ditangani oleh Allah. Kepada ular itu, Dia berkata,

Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya. (Kej. 3:15)

Ayat ini sering disebut sebagai protevangelium, atau injil pertama. Ini adalah anugerah dan belas kasihan di tengah-tengah pemberontakan. Allah berjanji bahwa akan ada pertentangan panjang antara kebaikan dan kejahatan, dengan keturunan (atau benih) dari perempuan itu yang akhirnya akan menang. Seperti yang akan dinyatakan oleh bagian-bagian berikutnya dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kemenangan ini akan datang di dalam dan melalui Sang Mesias, Yesus Kristus.

Perjanjian Abraham

Fokus utama yang memayungi sejarah bapa-bapa leluhur (Kej. 12-50) adalah janji-janji berkat Allah yang penuh anugerah, janji-janji yang pertama-tama diberikan kepada Abraham, kemudian kepada Ishak, dan akhirnya kepada Yakub. Janji-janji ini amat sangat penting untuk memahami seluruh isi Alkitab.

Panggilan kepada Abram dalam Kejadian 12:1-9 adalah titik balik dalam sejarah penebusan. Sementara Kejadian 1-11 berfokus terutama pada konsekuensi mengerikan dari dosa, janji-janji Allah kepada Abram dalam Kejadian 12 berfokus pada pengharapan akan penebusan, akan berkat yang dipulihkan, dan rekonsiliasi dengan Allah. Allah akan menangani masalah dosa dan kejahatan, dan Dia akan menegakkan kerajaan-Nya di bumi. Bagaimana Dia akan melakukan hal ini mulai dinyatakan dalam janji-janji-Nya kepada Abram.

Bagian kunci dari Kejadian 12:1-9 adalah panggilan eksplisit dari Allah kepada Abram yang ditemukan dalam ayat 1-3:

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram, “Pergilah dari negerimu, dari sanak saudaramu, dan dari rumah bapamu ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, memberkati engkau, serta membuat namamu masyhur, dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Tema panggilan Allah kepada Abram terlihat jelas dalam pengulangan lima kali dari istilah-istilah kunci, yaitu memberkati dan berkat. Dosa manusia telah mendatangkan kutukan Allah (Kej. 3:14, 17; 4:11; 5:29; 9:25), tetapi di sini Allah berjanji untuk membentuk suatu umat bagi diri-Nya sendiri dan memulihkan tujuan awal-Nya, yaitu memberi berkat bagi manusia (Lihat Kej. 1:28). Abram entah bagaimana akan menjadi perantara dari berkat yang dipulihkan ini.

Panggilan Allah kepada Abram mengandung empat janji dasar: (1) keturunan, (2) tanah, (3) berkat untuk Abram sendiri, dan (4) berkat bagi bangsa-bangsa melalui Abram. Janji berkat bagi bangsa-bangsa di bumi adalah kuncinya. Berkat bagi semua kaum di muka bumi adalah tujuan utama di balik panggilan Allah kepada Abram. Panggilannya dan janji-janji yang diberikan kepadanya bukanlah tujuan akhirnya sendiri. Abram dijanjikan keturunan, tanah, dan berkat pribadi agar ia dapat menjadi perantara berkat Allah bagi semua kaum di muka bumi. Seperti yang akan dinyatakan dalam bagian-bagian berikutnya dalam Perjanjian Lama, berkat ini akan datang melalui kedatangan kerajaan Allah di bawah kekuasaan Mesias dari Allah.

Kejadian 49

Ketika Yakub mendekati ajalnya, ia mengumpulkan anak-anaknya untuk mengucapkan kata-kata terakhirnya mengenai mereka (Kej. 49). Pada saat itu, Yakub berkata kepada anak-anaknya, “Datanglah berkumpul supaya kuberitahukan kepadamu apa yang akan kamu alami di kemudian hari” (Kej. 49:1). Arti dari frasa “di kemudian hari” atau “hari-hari yang kemudian” (lihat Bil. 24:14), harus ditentukan oleh konteksnya. Secara umum, frasa ini berbicara tentang waktu yang tidak tertentu di masa depan. Yakub berbicara kepada semua anak-anaknya, tetapi perkataannya kepada Yehuda adalah yang paling penting bagi Kristologi Perjanjian Lama. Perkataan Yakub kepada Yehuda mengantisipasi munculnya raja Daud dan lebih banyak lagi.

Dalam Kejadian 49:10, Yakub berkata, “Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Anakku Yehuda dan tongkat pemerintahan dari antara kakinya, sampai tiba dia yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.” Ayat ini dianggap oleh beberapa orang sebagai nubuat mesianik secara eksplisit yang pertama dalam Perjanjian Lama. Terjemahan yang persis dari kata-kata “sampai tiba dia yang berhak atasnya” masih diperdebatkan karena kesamaran bahasa Ibraninya, tetapi ada kesepakatan umum bahwa nubuat tersebut menunjuk pada kebangkitan kerajaan Daud. Poin utama dari perkataan Yakub kepada Yehuda adalah bahwa tongkat kerajaan, sebuah simbol raja, akan menjadi milik suku Yehuda hingga kedatangan seseorang yang benar-benar pantas memiliki status raja tersebut. Dalam Perjanjian Lama, nubuat ini pada awalnya digenapi oleh Daud. Dalam Perjanjian Baru, nubuat ini akhirnya digenapi sepenuhnya oleh Yesus Kristus, anak Daud dan Singa dari suku Yehuda (bdk. Mat. 1:1; Why. 5:5).

Keluaran

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus mengatakan kepada para pembacanya bahwa “anak domba Paskah kita, yaitu Kristus, juga telah disembelih” (1Kor. 5:7). Kita menemukan latar belakang dari perkataan ini dalam kitab Keluaran. Dalam Keluaran 12, Allah memberi Musa instruksi untuk perayaan Paskah yang akan membedakan Israel dari Mesir. Allah mengatakan kepada Musa bahwa bulan ini akan menjadi bulan pertama tiap tahun bagi bangsa Israel (ayat 2). Malam ini akan memperingati kelahiran Israel sebagai sebuah bangsa. Setiap keluarga harus mengambil seekor anak domba yang tidak bercela dan menyisihkannya sampai tanggal empat belas bulan itu, dan pada saat itu anak domba tersebut harus disembelih (ayat 3-6). Darah anak domba itu kemudian harus dioleskan pada tiang pintu dan ambang pintu rumah, dan keluarga-keluarga dalam rumah-rumah itu harus memakan daging anak domba yang telah dipanggang itu (ayat 7-11). Allah memberi tahu Musa bahwa pada malam itu Dia akan menjelajahi Mesir dan membunuh semua anak sulung orang Mesir, tetapi Dia akan melewati rumah-rumah yang ditandai dengan tanda darah anak domba (ayat 12-13). Anak domba Paskah menjadi pengganti bagi Israel, anak sulung Allah (lih. 4:22). Dengan demikian, anak domba Paskah adalah tipe dari Mesias yang akan datang yang juga mati sebagai pengganti umat-Nya.

Imamat

Signifikansi mesianik dari Imamat mungkin tidak terlihat jelas pada pandangan pertama, tetapi ketika kita mengingat bahwa Perjanjian Baru menggambarkan Kristus sebagai Imam Besar kita (Ibr. 8-9), dan sebagai kurban tebusan untuk dosa, sekali untuk selama-lamanya (Ibr. 10), relevansi Imamat menjadi lebih jelas. Kekudusan yang dituntut dari umat Allah diuraikan dalam kitab Imamat, di mana hukum mengenai kurban dan keimaman diberikan secara detail. Persembahan kurban menyediakan sarana bagi umat Israel untuk ditahirkan ketika mereka melakukan dosa, dan para imam yang mempersembahkan kurban-kurban ini berdiri sebagai perantara antara Allah dan umat-Nya. Baik keimaman maupun persembahan kurban menunjuk ke depan kepada suatu realitas yang lebih besar yang akan datang di dalam pribadi dan karya Yesus Sang Mesias.

Bilangan 24

Salah satu nubuat mesianik yang lebih menarik ditemukan dalam Bilangan 22-24 dalam kisah Bileam. Ketika kita membaca kisah ini, bangsa Israel telah berkemah di dataran Moab, dan Balak, raja Moab, diliputi rasa takut (22:1-4). Akibatnya, ia memanggil Bileam, seorang nabi pagan dari Mesopotamia, untuk mengutuk bangsa Israel (ayat 5-8). Namun, Allah tidak mengizinkan Bileam untuk mengutuk orang Israel, sebaliknya Allah memerintahkannya untuk memberkati orang Israel. Dalam pasal 23-24, yang membuat Balak kecewa, Bileam menyampaikan empat nubuat berkat kepada Israel. Nubuat yang keempat secara khusus perlu diperhatikan. Bileam melihat kedatangan seorang raja, tetapi kedatangannya tidak akan segera terjadi: “Aku melihatnya, tetapi bukan sekarang; aku memandangnya, tetapi belum dekat” (Bil. 24:17). Raja yang akan datang itu digambarkan sebagai bintang yang terbit dari Yakub dan tongkat kerajaan yang timbul dari Israel (ay. 17; lihat Kej. 49:10). Raja ini akan mengalahkan musuh-musuhnya hingga tuntas (ay. 18). Nubuat ini akan menemukan penggenapan awalnya dalam pemerintahan Daud, tetapi penggenapan finalnya menunggu kedatangan Mesias.

Ulangan 18

Penetapan jabatan kenabian adalah pokok bahasan dalam Ulangan 18:15-22. Setelah menguraikan cara-cara yang dilarang untuk mengetahui kehendak Allah (ayat 9-14), Musa melanjutkan dengan menjelaskan hakikat nubuat, yaitu sarana-sarana yang sah yang digunakan Allah untuk menyampaikan Firman-Nya kepada umat-Nya (ayat 15-22). Ia menyatakan kepada umat, “Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudaramu, seperti aku ini, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu. Dialah yang harus kamu dengarkan” (Ul. 18:15). Di sini Allah menyediakan kelanjutan dari jabatan kenabian setelah kematian Musa.

Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa Musa memiliki keunikan di antara para nabi sebagai pelayan perjanjian Allah (Bil. 12:6-8; Ul. 34:10-12). Seperti yang akan kita lihat, pesan dari nabi-nabi kemudian berakar pada perjanjian yang dimediasi oleh Musa. Jeffrey Niehaus menjelaskan:

Pelayanan kenabian terdiri dari dua jenis: nabi sebagai perantara perjanjian (hanya Musa); nabi sebagai pembawa pesan tuduhan perjanjian (nabi-nabi berikutnya). Allah telah membangkitkan nabi Musa untuk memediasi perjanjian-Nya dengan Israel; Ia akan membangkitkan nabi-nabi lain untuk menyampaikan tuduhan perjanjian—untuk mengingatkan umat-Nya kepada ketaatan terhadap perjanjian atau untuk menyatakan hukuman perjanjian yang diakibatkan oleh ketidaktaatan mereka.

Janji Allah untuk membangkitkan seorang nabi lain seperti Musa kemudian dipahami oleh orang Israel sebagai nubuat mesianik (Yoh. 1:21, 45; 6:14; 7:40). Pada akhirnya, janji nubuat ini menunjuk kepada Yesus, perantara yang unik dari perjanjian yang baru (bdk. Kis. 3:20-22).

Kesimpulan

Survei singkat tentang teks-teks mesianik tertentu dalam Pentateukh ini sama sekali tidak dimaksudkan untuk bersifat menyeluruh. Yesus mengindikasikan bahwa keseluruhan Perjanjian Lama berbicara tentang Dia (Luk. 24:27). Kita baru menggores permukaannya saja. Dalam tulisan berikutnya, kita akan melihat beberapa nubuat dan janji dalam Kitab-Kitab Sejarah, Mazmur, dan Kitab Para Nabi.

Firman TUHAN kepada Tuanku,

“Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.”

Tongkat kekuatanmu akan diulurkan TUHAN dari Sion:

memerintahlah di antara musuhmu!

Tentaramu siap sedia untuk maju pada hari pertempuranmu, berhiasan kekudusan,

ketika fajar masih dalam kandungan, embun kemudaanmu sudah menjadi milikmu.

TUHAN telah bersumpah, dan Ia tidak akan menyesal,

“Engkaulah imam untuk selama-lamanya menurut aturan Melkisedek.”

TUHAN ada di sebelah kananmu;

Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya.

Ia menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan;

Ia meremukkan kepala-kepala di atas bumi yang luas.

Dari sungai di tepi jalan ia minum,

oleh sebab itu, ia mengangkat kepala.

Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Pengantar Kristologi Ortodoks.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Keith A. Mathison
Keith A. Mathison
Dr. Keith A. Mathison adalah profesor teologi sistematika di Reformation Bible College di Sanford, Florida. Ia adalah penulis dari banyak buku, termasuk The Lord’s Supper: Answers to Common Questions.