3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yehezkiel
22 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yeremia
29 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yehezkiel
22 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yeremia
29 April 2025

3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Daniel

Kitab Daniel adalah unik di dalam Perjanjian Lama karena isinya dan perannya yang penting di antara nubuat-nubuat Perjanjian Lama tentang pemulihan Israel dan penggenapan atas nubuat-nubuat itu di dalam Perjanjian Baru melalui kehidupan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus Kristus. Kitab ini kaya dengan kerumitan dan kedalaman, kekayaan yang membuatnya sulit untuk dirangkum secara singkat. Namun, ada tiga aspek dari kitab tersebut yang menyingkapkannya kepada para pembaca modern.

1. Kisah-kisah pembuka (pasal 1-6) memberi kredibilitas terhadap nubuat-nubuat berikutnya di dalam kitab tersebut (pasal 7-12).

Kisah-kisah dalam pasal-pasal awal kitab Daniel, yang sebagian besar ditulis dalam bahasa Aram, menggambarkan tentang sebuah generasi muda Yehuda yang dibawa ke pembuangan di Babel pada tahun 605 SM. Di sana mereka mengalami penganiayaan mengerikan dari orang-orang yang menawan mereka serta kesuksesan luar biasa di tangan Tuhan, yang kepada-Nya mereka menaruh kepercayaan. Kisah tentang Daniel dan sahabat-sahabatnya, Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menunjukkan dengan jelas kaitan literatur dan linguistik dengan kisah tentang Yusuf di tanah Mesir. Sebagai contoh, keduanya digambarkan memiliki paras yang tampan (Kej. 39:6; Dan. 1:4), keduanya menafsirkan mimpi raja yang menciptakan kegelisahan bagi masing-masing raja dan menyingkapkan rencana Allah di masa depan, serta banyak kata-kata bahasa Ibrani yang sama dipakai di sepanjang kisah masing-masing untuk menghubungkan keduanya. Seperti Yusuf, Daniel dan sahabat-sahabatnya setia kepada panggilan Allah ketika melayani di istana orang asing. Hasilnya, mereka diangkat menduduki posisi yang amat berpengaruh, bahkan menerima sebuah kalung emas (Kej. 41:42; Dan. 5:29).

Kesetiaan mereka di tengah-tengah penganiayaan mempertegas pesan nubuat Daniel mengenai pemulihan bagi bangsa Israel di perantauan dan orang-orang yang kembali ke Yerusalem pada tahun 536 SM setelah runtuhnya Babel oleh koalisi Media-Persia. Hal ini secara khusus penting mengingat pesan utama Daniel adalah bahwa pemulihan dari pembuangan akan ditunda tujuh kali lipat (Dan. 9:24).

2. Penundaan pemulihan Yerusalem tujuh kali lipat, yang dinyatakan di dalam kitab Daniel, menciptakan jembatan antara peristiwa-peristiwa dalam Perjanjian Lama dan peristiwa-peristiwa dalam pelayanan Yesus.

Sejak zaman Musa, suatu pembuangan dan semacam pemulihan nasional dipampangkan di hadapan Israel (Ul. 28:64-68; 30:1-10). Di sepanjang Imamat 26, Tuhan memberitahu Musa bahwa jika Israel tidak bertobat melalui peristiwa pembuangan, Ia akan mempertahankan hak-Nya untuk memperpanjang hukuman tersebut tujuh kali lipat (Im. 26:18, 21, 24, 28).

Pada zaman Yeremia, ancaman pembuangan telah berkembang dari sebuah kemungkinan yang akan terjadi menjadi sebuah kehancuran yang akan segera tiba. Waktu untuk pertobatan telah lewat (Yer. 19), dan sang nabi menyatakan bukan hanya bahwa pembuangan sudah dekat tetapi juga bahwa pembuangan akan berlangsung selama tujuh puluh tahun (Yer. 25:11; 29:10). Daniel sedang membaca perikop semacam ini, ketika dia terinspirasi untuk menaikkan doa pertobatan yang kita temukan di dalam Daniel 9. Ia tahu bahwa pembuangan tidak akan berakhir sampai bangsa Israel bertobat atas dosa-dosa mereka dan dengan segenap hati kembali kepada Tuhan, sumber keselamatan mereka. Karena doanya yang saleh, Tuhan mengutus seorang utusan (Gabriel) kepada Daniel untuk menyampaikan berita bahwa pembuangan tersebut telah diperpanjang tujuh kali lipat. Rentang waktunya bukan tujuh puluh tahun sampai pada akhir “kehancuran Yerusalem”, melainkan tujuh puluh kali tujuh, atau 490 tahun. Selebihnya dari kitab ini memberikan serangkaian penglihatan yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi antara zaman Daniel dan kedatangan Kerajaan Allah.

3. Penglihatan-penglihatan di dalam pasal 7 hingga 12 mendorong umat Allah untuk percaya kepada rencana pemulihan-Nya bahkan ketika peristiwa-peristiwa global dalam periode intertestamental berlangsung.

Satu hal yang mengejutkan dari paruh kedua kitab Daniel adalah betapa spesifik dan rincinya penglihatan-penglihatan tersebut, yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi sebelum kedatangan sang Mesias dalam pemulihan. Mengapa sang nabi menjabarkan secara begitu rinci rentetan peristiwa di masa depan? Para nabi lain memberikan prediksi masa depan dengan jauh lebih samar dan bersifat impresionis, tetapi Daniel memberikan dengan sangat presisi. Jawabannya pasti terdapat pada pesan yang berkaitan dengan penundaan pemulihan tujuh kali lipat dalam kitab ini. Dengan menjabarkannya secara rinci, sang nabi mendorong komunitas perjanjian untuk terus percaya kepada Tuhan sekalipun kerajaan demi kerajaan bangkit dan runtuh silih berganti dalam suksesi sejarah global. Tuhan tetap berdaulat atas sejarah manusia, maka umat-Nya harus setia menjalankan kewajiban mereka dan menikmati hak istimewa mereka sebagai umat perjanjian Allah. Dalam semuanya itu mereka seharusnya percaya kepada Tuhan, sumber keselamatan mereka, dan percaya bahwa satu hari nanti Ia akan memulihkan mereka.

Sama seperti sisa Israel yang benar harus terus bertahan dalam pasang-surut sejarah, para pengikut Mesias hari ini seharusnya menemukan pengharapan dalam nubuat-nubuat Daniel. Kita pun memiliki kewajiban dan hak istimewa sebagai umat Allah, menantikan kembalinya Raja kita dan penyempurnaan program pemulihan yang telah Ia mulai dua ribu tahun yang lalu (2Ptr. 3:1-13). Kita pun dianggap orang-orang buangan, yang telah melihat Raja mesianik dan melayani Dia di tengah-tengah peristiwa-peristiwa global yang terjadi (1Ptr. 1:1; lihat Yak. 1:1). Seperti Daniel dan sahabat-sahabatnya, kita tidak akan tergilas oleh roda-roda kekuasaan geopolitik, sebab kita melayani Raja yang lebih agung, yang secara bebas dan tidak mungkin berubah telah menetapkan segala sesuatu yang akan terjadi (Pengakuan Iman Westminster 3.1).

Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Scott Redd
Scott Redd
Dr. Scott Redd adalah presiden dan associate professor Perjanjian Lama di Reformed Theological Seminary, di Washington, D.C. Ia adalah penulis dari buku The Wholeness Imperative.