Siapa yang Mengikuti Anda?
06 Februari 2024
Menggembalakan Domba-Domba
13 Februari 2024
Siapa yang Mengikuti Anda?
06 Februari 2024
Menggembalakan Domba-Domba
13 Februari 2024

Kehidupan Bersama Allah

Mengapa ada orang yang ingin menjadi seorang Kristen? Orang-orang Kristen pada gereja mula-mula dikucilkan, dihina, dan dianiaya. Hal yang sama juga terjadi pada banyak orang percaya saat ini: di sebagian besar negara, menjadi seorang Kristen setidaknya merupakan kerugian sosial dan ekonomi. Akan tetapi, untuk semua kerugian yang tampak, menjadi seorang Kristen bukan hanya menyenangkan tetapi juga menakjubkan dan mulia. Rasul Yohanes merangkum sebagian besar keajaiban menjadi seorang Kristen ketika ia berkata, “Persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus” (1 Yoh. 1:3). Orang Kristen memiliki persekutuan dengan Allah.

Karena dosa, tidak ada manusia yang memiliki persekutuan dengan Allah dengan sendirinya. Allah adalah terang; kita dilahirkan di dalam kegelapan. Persekutuan apa yang dimiliki terang dengan kegelapan? Allah adalah hidup; kita mati. Persekutuan apa yang dimiliki oleh kehidupan dengan kematian? Allah adalah kasih; kita adalah musuh. Persahabatan apakah yang dapat terjalin antara Allah dan manusia? Dalam kondisi kelahiran natural kita, kita tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia ini (Ef. 2:12). Kita “jauh dari hidup yang berasal dari Allah” karena kebodohan yang ada di dalam diri kita (4:18). Dalam keadaan kita yang telah jatuh ke dalam dosa, kita bukan hanya tidak dapat mendamaikan diri kita dengan Allah—kita tidak menginginkannya.

Akan tetapi, Allah (2:4) dalam anugerah-Nya telah membuka jalan kembali kepada kehidupan bersama-Nya—melalui Yesus Kristus. Allah bertindak secara sepihak untuk menunjukkan kepada kita anugerah, belas kasihan, dan kasih di dalam Kristus. Sang Anak, yang diberikan dalam kasih Bapa, adalah pemulih dan pendamai. Melalui Dia, orang-orang berdosa disambut ke dalam hadirat Allah yang kudus (Ef. 3:12; Ibr. 10:19-20).

Ketika Roh membawa kita kepada Allah melalui Kristus, kita masuk ke dalam persekutuan kasih Allah Tritunggal. Kita diubahkan untuk mengasihi Dia dan bersukacita dalam tindakan-Nya memberi Dirinya bagi kita dan bersukacita untuk memberi diri kita kepada-Nya. Ini adalah persekutuan yang murni, kudus, dan baik. Ini adalah persekutuan damai antara Allah dan umat-Nya melalui darah Yesus. Apa pun yang mungkin terjadi pada orang Kristen, semuanya terjadi di bawah kehendak Bapa; orang Kristen aman seumur hidup dan dalam kekekalan. Tidak ada yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah (Rm. 8:38-39).

Persekutuan dengan Allah berarti bahwa orang Kristen memiliki hak istimewa untuk mengenal Allah dan dikenal oleh-Nya. Orang Kristen memiliki hak istimewa untuk berbicara dengan Allah dalam doa dan mendengarkan Pencipta dan Penebusnya berbicara melalui Firman dan Roh-Nya. Orang Kristen memiliki hak istimewa untuk memiliki kehadiran Allah bersamanya dan di dalam dirinya dan sukacita karena mengetahui bahwa suatu hari nanti ia akan dibawa ke dalam kemuliaan yang penuh dan cemerlang dari kehadiran Allah. Dia akan melihat dan bersekutu dengan Allah yang berinkarnasi: Kristus Yesus, Juruselamat dan Raja kemuliaan yang telah naik ke surga.

Orang Kristen memiliki hak istimewa untuk dipulihkan kembali kepada tujuan rancangan semula oleh Dia yang menciptakannya dan segala sesuatunya. Orang Kristen memiliki hak istimewa untuk menikmati ciptaan Allah, kini dan selamanya. Orang Kristen memiliki hak istimewa untuk dihibur dan digembalakan dalam kehidupan ini oleh Bapa, yang mengerjakan segala sesuatu untuk kebaikannya. Orang Kristen memiliki sukacita yang besar karena mengetahui bahwa bahkan hal-hal yang baik di dunia ini hanyalah permulaan dari apa yang akan datang. Semua itu adalah pemberian Allah kepada anak-anak-Nya. Adakah yang lebih baik daripada menjadi seorang Kristen?


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
William VanDoodewaard
William VanDoodewaard
Dr. William VanDoodewaard adalah profesor bidang sejarah gereja di Greenville Presbyterian Theological Seminary di South Carolina. Ia adalah penulis atau editor dari beberapa buku, termasuk The Quest for the Historical Adam dan Charles Hodge’s Exegetical Lectures and Sermons on Hebrews.