Jika Allah Berdaulat, Mengapa Kita Berdoa?
15 Juni 2023
5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kredo/Pengakuan Iman
22 Juni 2023
Jika Allah Berdaulat, Mengapa Kita Berdoa?
15 Juni 2023
5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kredo/Pengakuan Iman
22 Juni 2023

5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Rasul Paulus

Rasul Paulus adalah penulis Perjanjian Baru yang paling produktif, dan perjalanannya membawanya ke seluruh Mediterania. Latar belakangnya adalah keturunan Yahudi, tetapi ia adalah seorang warga negara Romawi. Sebagai salah satu tokoh Alkitab yang lebih menarik, berikut adalah lima hal yang mungkin tidak Anda ketahui tentang kehidupan dan tulisannya:

1. Paulus mungkin adalah orang pertama yang menulis di antara para penulis Perjanjian Baru.

Mereka yang kritis terhadap kekristenan ortodoks historis telah lama menyatakan adanya ketidaksinambungan yang signifikan antara ajaran-ajaran Yesus dengan Rasul Paulus. Kritik ini, sebagian besar, muncul dari fakta bahwa Paulus baru menjadi bagian dari gerakan Kristen setelah kebangkitan Yesus dan periode awal pelayanan penginjilan gereja setelah Pentakosta. Namun, sebagian besar surat-surat Paulus mendahului tanggal-tanggal terawal yang diusulkan untuk kitab-kitab Injil, dan beberapa surat Paulus yang paling awal bahkan mungkin mendahului surat Yakobus menurut beberapa usulan. Paulus bukan hanya berpengaruh dalam membentuk iman gereja mula-mula berkat jumlah surat yang ditulisnya, tetapi juga karena tulisan-tulisannya mungkin merupakan kesaksian historis paling awal yang kita miliki tentang Yesus Kristus dan injil-Nya.

2. Paulus sering kali menulis dengan tingkat kolaborasi tertentu dengan orang lain.

Banyak buku telah ditulis tentang teologi Paulus. Ini tidak mengherankan, mengingat warisan sastra yang luar biasa yang ia hasilkan di bawah inspirasi Roh Kudus ketika kanon Perjanjian Baru terbentuk. Karya-karya agung seperti surat Roma dengan jelas menunjukkan kejeniusan pemikiran teologis Paulus. Namun, meskipun Paulus tidak diragukan lagi adalah penulis utama dari semua suratnya, salamnya dengan jelas menunjukkan bahwa sekitar setengah dari surat-suratnya melibatkan kolaborasi dengan rekan-rekan misionaris dan para pelayan Injil. Paulus bukanlah seorang maverick atau teolog menara gading; ia sering kali menyusun pengajaran dan instruksinya kepada jemaat-jemaat dengan bekerja sama dengan sesama orang percaya.

3. Tidak semua yang Paulus tulis adalah Kitab Suci.

Allah memakai Paulus dengan cara yang luar biasa untuk menyediakan tiga belas surat pengajaran dan instruksi yang diinspirasikan, infalibel, dan ineran bagi gereja. Namun, bukan berarti Kitab Suci dihasilkan setiap kali Paulus menorehkan tinta pada papirus. Sesungguhnya, ada beberapa bagian dalam surat-surat Paulus yang menyebutkan surat-suratnya yang lain yang tidak terpelihara atau pun tidak pernah diakui sebagai Kitab Suci oleh gereja mula-mula. Kemungkinan ada setidaknya dua surat lain yang dikirim oleh Paulus kepada jemaat di Korintus selama pelayanan misinya (1 Kor. 5:9; 2 Kor. 2:3–4, 9; 7:12). Sang Rasul juga menyebutkan sebuah surat yang ditulisnya kepada jemaat di Laodikia ketika ia menulis kepada jemaat di Kolose (Kol. 4:15–16). Maksud dia adalah supaya kedua jemaat saling bertukar surat yang telah mereka terima darinya demi keuntungan bersama. Namun, hanya surat Paulus kepada jemaat di Kolose yang diakui dan diterima oleh gereja mula-mula sebagai Kitab Suci.

4. Paulus mungkin bukan individu yang paling mengesankan ketika bertemu langsung.

Banyak tokoh-tokoh Kristen terkemuka cenderung memiliki karunia-karunia alamiah tertentu yang mendukung mereka menuju posisi kepemimpinan. Sayangnya, perkataan yang tertata baik, karisma yang menular, dan penampilan yang menyenangkan, sering kali dapat menyembunyikan sejumlah besar defisit teologis dan etis dari mereka yang kurang setia. Mengingat menonjolnya surat-surat Paulus dalam Perjanjian Baru, kita mungkin beranggapan bahwa kehebatan ini sejalan dengan kepribadian dan kemampuan alamiah Paulus. Namun, kita menemukan bukti dalam Kitab Suci bahwa Paulus sering kali tidak terlalu mengesankan, menarik, atau pintar bergaul ketika berhadapan langsung (misalnya, 2 Kor. 10:10). Ini seharusnya mengingatkan kita bahwa Kristus diagungkan di dalam kelemahan kita, dan bahwa kemajuan injil tidak bergantung pada hikmat duniawi atau kemampuan natural.

5. Paulus mungkin berada dalam kondisi kesehatan yang buruk sepanjang pelayanannya.

Meskipun sangat aktif dan produktif sebagai seorang misionaris, Paulus mungkin menderita penyakit dan sakit kronis selama pelayanannya. Kunjungan pertamanya ke Galatia disebabkan oleh penyakit fisik (Gal. 4:13–14). Kita juga tahu dari suratnya kepada jemaat di Galatia bahwa Paulus kemungkinan menderita penyakit mata yang menarik empati besar dari orang-orang percaya di sana (Gal. 4:15) dan membuatnya harus menulis dengan huruf yang besar saat mengesahkan suratnya kepada mereka (Gal. 6:11). Kondisi ini mungkin yang menjadi latar belakang “duri di dalam daging” Paulus yang terkenal (2 Kor. 12:7–9). Selain itu, tidak sulit untuk membayangkan bahwa trauma berat yang Paulus ceritakan dalam 2 Kor. 11:23–28 kemungkinan meninggalkan bekas permanen pada kesehatan fisiknya juga. Bagi orang Kristen saat ini yang mengalami sakit dan trauma kronis, legacy Paulus dapat menjadi penyemangat yang disambut baik.

Rasul Paulus memiliki banyak hal untuk disampaikan kepada kita tentang Allah dan keselamatan yang Dia genapi bagi kita di dalam Yesus Kristus. Allah memakai Rasul Paulus untuk memuridkan umat-Nya, baik di zamannya maupun di zaman kita. Ada baiknya mengetahui lebih banyak tentang dia saat Anda mempelajari Alkitab, karena mengetahui lebih banyak tentang Rasul Paulus menolong kita memahami Kitab Suci dengan lebih baik, dan memahami Kitab Suci dengan lebih menolong kita bertumbuh dalam iman kita.


Artikel ini awalnya diterbitkan dalam Blog Pelayanan Ligonier.
Matthew Dudreck
Matthew Dudreck
Dr. Matthew A. Dudreck adalah associate professor Perjanjian Baru di Reformation Bible College di Sanford, Florida.