3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Injil Lukas
05 Juni 20243 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Kitab Kisah Para Rasul
10 Juni 20243 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Injil Yohanes
Matius, Markus, dan Lukas secara tradisi disebut “Injil-Injil Sinoptik”. Ketiganya memberikan sinopsis kelahiran, kehidupan, pelayanan, kematian, kebangkitan, dan peninggian Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah dan keselamatan sekali-untuk-selamanya yang telah Ia pastikan. Ketiga Injil tersebut bukanlah Injil-Injil yang berbeda, melainkan kesaksian dari tiga saksi mata rasuli atas Yesus, pribadi-Nya yang unik, dan peristiwa-peristiwa yang memastikan penebusan.
Ketika kita tiba pada Injil menurut Yohanes, segera terlihat bahwa, meski injil ini mengisahkan hal yang sama, sudut pandangnya berbeda. Alih-alih memberi sinopsis atas kehidupan dan pelayanan Kristus, injil tersebut memberikan suatu ikhtisar selektif yang menyoroti unsur-unsur penentu tentang siapa Yesus dan apa yang membedakan-Nya sebagai satu-satunya Pribadi yang dapat dengan benar diakui sebagai “Kristus”.
Yohanes menunjukkan hal tersebut sebagai kunci untuk memahami Injilnya di penghujung injilnya. “Tetapi hal-hal ini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya karena percaya, kamu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh. 20:31). Hal ini membawa kita kepada tiga fitur Injil Yohanes yang menekankan nilai pentingnya.
1. Injil Yohanes memasukkan kesaksian dari para saksi mata bahwa Yesus adalah Anak Allah
Yohanes mulai dengan menunjukkan bahwa Yesus dari Nazaret adalah Kristus, dan memberikan jenis kesaksian yang akan bertahan di pengadilan. Di dalam pembukaannya, Yohanes memberikan apa yang terdengar seperti klaim yang paling berlebihan. Kata-kata pembukanya dengan jelas menggemakan kata-kata pertama dari kitab Kejadian dan deskripsinya tentang penciptaan. Ia berbicara secara agak misterius bahwa agen penciptaan adalah sang “Firman” tetapi kemudian dengan sangat jelas mengaitkan figur tersebut dengan Anak Allah yang menjadi manusia (Yoh. 1:14-18). Namun, yang menyolok di dalam pembukaan itu adalah Yohanes menyebut nama Yohanes Pembaptis, yang panggilannya adalah menjadi “saksi” atas kenyataan tersebut (Yoh. 1:6-8). Yohanes sang Penginjil segera memaparkan kesaksian Yohanes Pembaptis (Yoh. 1:19-34), yang menyatakan dengan berani bahwa Yesus adalah “Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yoh. 1:29). Seolah-olah ia sedang memberi kesaksian di ruang pengadilan, ia menegaskan, “Aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian: Ia inilah Anak Allah” (Yoh. 1:34).
Tema dari rangkaiann kesaksian bahwa Yesus adalah Anak Allah dan Juru Selamat dunia terjalin di sepanjang Injil Yohanes, termasuk kesaksian Pilatus (Yoh. 18:38-39), kesaksian Yohanes sendiri menyangkut kematian Kristus (Yoh. 19:35), bahkan fakta yang mengejutkan bahwa Maria Magdalena dicatat sebagai saksi mata pertama atas kebangkitan Kristus (Yoh. 20:18). Klaim-klaim yang luar biasa dari Yohanes penginjil didukung oleh kesaksian dari banyak saksi mata yang kredibel.
2. Injil Yohanes memasukkan mukjizat-mukjizat yang membuktikan bahwa Yesus adalah Anak Allah
Fitur kunci kedua Injil Yohanes adalah bahwa Yohanes hanya mencatat tujuh dari mukjizat-mukjizat Yesus dan menyebutnya sebagai “tanda”. Dengan demikian, ia menyoroti bagaimana tanda-tanda itu berfungsi untuk memberikan petunjuk-petunjuk yang nyata tetapi supranatural kepada kenyataan bahwa Dia adalah Anak Allah yang menjadi manusia.
Mukjizat pertama yang dilakukan Yesus pada sebuah pernikahan di Kana digambarkan sebagai “yang pertama dari tanda-tanda-Nya” yang “menyatakan kemuliaan-Nya” dan membuat “murid-murid-Nya percaya kepada-Nya” (Yoh. 2:11). Ayat ini mengingatkan kembali janji Allah melalui Yesaya mengenai “perjamuan dengan masakan yang berlemak” dan “air anggur tua” (Yes. 25:6) yang akan menandai kedatangan Mesias.
Enam tanda berikutnya dalam catatan Yohanes masing-masing menyoroti aspek tertentu dari keberadaan Yesus sebagai Anak Allah yang menjadi manusia. Tiga darinya secara khusus berfungsi sebagai alat bantu visual de facto bagi khotbah-khotbah yang disampaikan Yesus, yang secara langsung terkait dengan khotbah-khotbah tersebut atau yang dipakai Yohanes secara tematis di dalam catatan injilnya. Salah satunya adalah kaitan antara memberi makan lima ribu orang dengan Diskursus Roti Kehidupan (Yoh. 6:1-59), dan yang lain antara khotbah Yesus “Akulah kebangkitan dan hidup” dengan Lazarus dibangkitkan (Yoh. 11:17-27, 38-44).
3. Injil Yohanes memasukkan Diskursus di Ruang Atas untuk memberi kita wawasan tentang misi Yesus
Fitur terakhir yang penting di dalam Injil Yohanes dan memberi fitur yang khas bagi pesannya adalah Diskursus di Ruang Atas (Yoh. 13:1-17:26). Kita seolah-seolah diizinkan untuk menguping apa yang dikatakan Yesus pada malam yang khidmat itu.
Diskurus itu dimulai dengan Yesus secara harfiah menyatakan diri-Nya sebagai Hamba Tuhan yang telah dijanjikan ketika Ia membasuh kaki murid-murid-Nya (Yoh. 13:1-20). Pernyataan tersebut dibukakan dengan Yesus menyingkapkan pengkhianatan atas diri-Nya yang akan segera dilakukan oleh salah seorang murid-Nya, dan menunjukkan bahwa hal itu adalah bagian penting dari rencana keselamatan Allah.
Ia melanjutkan dengan berbicara tentang kepergian-Nya untuk mempersiapkan tempat bagi murid-murid-Nya dan bagaimana orang-orang di sepanjang zaman bisa yakin bahwa mereka akan tiba di sana (Yoh. 14:1-7), lalu tentang janji Allah mengutus Roh-Nya, yaitu Roh Kristus, yang melalui-Nya Yesus akan terus menyertai umat-Nya di sepanjang zaman. Kemudian Yesus mengungkapkan kenyataan menyangkut apa arti menjadi pengikut-Nya di dunia yang berdosa ini—di mana kita akan “menderita penganiayaan”—tetapi juga penghiburan karena mengetahui bahwa Kristus telah mengalahkan dunia dan menjaga kita (Yoh. 16:33).
Adegan di ruang atas itu berakhir dengan kita dapat mendengarkan mungkin doa yang paling penting yang pernah dinaikkan. Sering disebut sebagai “Doa Yesus sebagai Imam Besar”, Yesus berdoa untuk keberhasilan dan keefektifan misi penyelamatan-Nya. Seiring kita mulai menyadari signifikansinya, doa tersebut menjelaskan di awal pencapaian yang akan dibukakan dalam pasal-pasal yang akan datang di hadapan pengadilan Pilatus, penyaliban di Kalvari, dan kuburan yang kosong. Ini benar-benar adalah kabar baik yang patut dipercaya.