Ibadah yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik
04 Februari 2025
3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Surat Yudas
11 Februari 2025
Ibadah yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik
04 Februari 2025
3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Surat Yudas
11 Februari 2025

3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Kitab Habakuk

Hasrat mendalam Habakuk akan keadilan yang memuliakan Allah, dan reaksi negatifnya yang keras terhadap absennya keadilan, menjadikan kitabnya sangat relevan dengan pembaca masa kini. Sebagaimana kita dibanjiri dengan berita-berita dan gambar-gambar yang meresahkan dari seluruh dunia, skala masalah itu sendiri tampak menakutkan jika kita tidak melihatnya dalam terang Injil. Lebih lagi, kesadaran Habakuk atas kelemahan moralnya sendiri dan orang-orang sebangsanya menunjukkan bahwa masalah dosa berakar kuat pada hakikat manusia, dan dengan demikian meliputi kita semua. Namun, terlepas dari keseriusan situasi di Yehuda dan di luar Yehuda, jawaban Allah kepada doa-doa sang nabi yang penuh kefrustrasian membawanya dari kondisi ragu-ragu dan putus asa kepada iman yang teguh dan sukacita, bahkan sebelum ada perubahan terjadi di Yehuda atau di luar Yehuda. 

Tiga unsur dari kitab singkat ini terasa menonjol karena kontribusinya terhadap reorientasi rohani sang nabi dan potensinya untuk menuntun sikap, tindakan, dan harapan kita di dunia yang tampaknya tidak waras dan menghancurkan diri sendiri seperti dunia Timur Dekat/Tengah Kuno pada akhir abad ke-7 SM. 

1. Allah bukannya tidak peduli terhadap ketidakadilan di Yehuda

Kebenaran ini adalah bantahan langsung terhadap sesuatu yang tampaknya merupakan asumsi Habakuk di bagian awal kitabnya. Ia memang tidak sampai menuduh Allah berlaku tidak adil, tetapi kecuali Allah melakukan sesuatu, kesimpulan tersebut sepertinya tak terhindarkan (Hab. 1:2-4). Allah menanggapi sang nabi dengan sabar dan mendidik. Komitmen-Nya untuk memberikan penghakiman terhadap Yehuda yang penuh dosa (kekhawatiran Habakuk mula-mula) menunjukkan bahwa komitmen perjanjian-Nya terhadap umat-Nya tidak menjamin kekebalan mereka terhadap akibat dosa. Allah bukannya tidak peduli terhadap ketidakadilan. 

Akan tetapi, ketika Allah menyingkapkan kepada nabi-Nya bahwa Ia akan memakai orang Babel untuk menghukum Yehuda, Habakuk sekali lagi merasa bingung. Karena menganggap Yehuda “lebih benar” daripada Babel (Hab. 1:13), ia menyiratkan bahwa jika Allah mengizinkan hal itu terjadi, itu sama dengan mendukung kejahatan (Hab. 1:13). 

2. Allah bukannya tidak peduli terhadap ketidakadilan di Babel

Jawaban Allah yang panjang terhadap tuduhan yang dilayangkan Habakuk pada pasal 2 menunjukkan bahwa Tuhan sepenuhnya mengetahui kejahatan Babel—bahkan sebelum mereka menyerang Yehuda. Allah memaparkan secara rinci kesombongan, kekerasan, dan pemuliaan diri yang luar biasa, yang mendorong Kerajaan Babel menaklukkan sebanyak mungkin daerah Timur Dekat/Tengah Kuno. Terangkum dalam Habakuk 2:5, kerajaan tersebut dihakimi karena ia dengan kejam menjarah bangsa-bangsa lain untuk memperkaya dirinya (Hab. 2:6-13) dan menghalalkan segala cara untuk mengambil semua yang ia inginkan dari bangsa-bangsa lain (Hab. 2:15-17), sembari memuji ilah-ilahnya yang palsu atas kesuksesan yang ia peroleh (Hab. 2:18-19). 

Terhadap proyek Babel mendominasi dunia, Tuhan menegaskan bahwa penghakiman yang mengejutkan akan segera menimpa kerajaan tersebut. Namun, intervensi Allah akan melakukan lebih dari sekadar membalaskan dosa Babel, dan dengan demikian menjawab kekhawatiran Habakuk yang kedua. Allah menjanjikan setidaknya akan mengukuhkan pemerintahan-Nya yang menyelamatkan di seluruh dunia sehingga dunia akan penuh dengan pengetahuan tentang Dia (Hab. 2:14). Hal ini menuntun kita kepada unsur ketiga dari jawaban Allah terhadap Habakuk.

3. Iman kepada Allah membawa kedamaian dan menuntun kepada kehidupan

Bahkan sebelum Allah menyingkapkan janji dalam Habakuk 2:14 secara khusus di pasal 3, yang menunjukkan bahwa keadilan-Nya yang sempurna dan anugerah-Nya yang mengejutkan akan menghukum orang-orang berdosa dan menyingkirkan dosa sekali untuk selamanya (Hab. 3:3-15), janji-Nya tentang keadilan dan keselamatan yang penuh telah memulai reorientasi sang nabi (Hab. 3:2). Reorientasi ini disempurnakan oleh penglihatan yang jelas akan kedatangan Allah untuk menyelamatkan dan menghakimi pada bagian selanjutnya. 

Dua hal yang dihasilkan dari pesan bahwa Allah akan sepenuhnya menghakimi dosa dan menyelamatkan umat-Nya, secara khusus relevan bagi Habakuk dan pembacanya. Pertama, kebenaran ini menyentuh hati Habakuk sendiri dan menghasilkan transformasi yang total pada pandangannya. Kefrustrasian dan keraguannya digantikan dengan keyakinan yang tenang yang percaya sepenuhnya pada perkataan Allah dan melihat dengan iman pemurnian dan penyempurnaan seluruh ciptaan. Dalam keadaan hati dan pikiran yang baru ini, sang nabi dapat menanti dengan sabar sampai Allah menggenapi janji-Nya menurut cara dan waktu yang Ia telah tetapkan secara berdaulat. 

Kedua, keadilan yang menebus dan menyelamatkan, yang Allah akan berikan pada orang-orang yang percaya pada janji-janji-Nya yang penuh anugerah (Hab. 2:4), pada akhirnya menuntun kepada kehidupan. Bahasa yang mengangkat jiwa pada pasal 3 menyajikan intervensi Allah yang menyelamatkan sebagai peristiwa keluaran kedua, yang membebaskan umat Allah bukan dari cengkeraman Babel, tetapi terlebih dari penghakiman dan perbudakan yang merupakan akibat dari dosa mereka. Hal ini hanya dapat terjadi melalui sang Mesias (Hab. 3:13), yang diutus Allah untuk menderita untuk kepentingan umat-Nya, dan dimuliakan dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati (Kis. 17:3). 

Pesan yang disampaikan di dalam kitab Habakuk adalah jawaban tegas terhadap masalah dosa yang begitu menggelisahkan sang nabi. Kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus menyingkapkan kepastian kemenangan final Allah atas kejahatan dan kemungkinan keselamatan melalui Mesias-Nya. Dalam terang kebenaran-kebenaran ini, kita dapat merayakan kesabaran Allah yang menangguhkan penghakiman dan melakukan usaha terbaik kita untuk memberitakan Injil sampai ke ujung bumi sampai Ia datang kembali (2 Ptr. 3:9). 

 

Artikel ini adalah bagian dari kumpulan artikel yang berjudul Every Book of the Bible: 3 Things to Know. 


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Daniel Timmer
Daniel Timmer
Dr. Daniel C. Timmer adalah profesor Studi Biblika dan direktur Program Ph.D di Puritan Reformed Theological Seminary di Grand Rapids, Michigan. Ia adalah penatua yang memerintah di Reformed Church of Quebec dan melayani di Faculté de théologie évangélique di Montreal. Ia adalah penulis dari beberapa buku, termasuk Nahum dalam seri Exegetical Commentary on the Old Testament.