3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yunus
18 Maret 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Ayub
25 Maret 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yunus
18 Maret 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Ayub
25 Maret 2025

3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Amos

Kita hanya mengetahui sedikit tentang beberapa nabi, tetapi Amos, seperti Yesaya yang sezaman dengannya, tidaklah demikian. Amos memberi tahu kita dari awal kitabnya bahwa ia berasal dari Tekoa, dan bahwa pelayanannya ditujukan pada Kerajaan Israel Utara. Dia memberi penanggalan bahwa kitab ini disampaikan dua tahun sebelum gempa bumi, ketika Uzia menjadi raja di Yehuda, dan Yerobeam menjadi raja di Israel (Am. 1:1). Ini berarti, kitab ini seharusnya diberi penanggalan sekitar tahun 760 SM, meskipun kita tidak bisa menentukan tanggal terjadinya gempa bumi dengan tepat. Ada tiga hal khusus yang patut kita pelajari dari kitab ini.

1. Seorang nabi harus dipanggil oleh Allah.

Amos tidak berasal dari Israel, tetapi dari bangsa Yehuda yang di sebelah selatan. “Pulanglah ke negerimu sendiri,” demikian pesan Amazia, imam di Betel, “Carilah nafkahmu di sana, bernubuatlah di sana!” (Am. 7:10-13). Amos adalah seorang peternak sampai Allah menuntunnya pergi ke Kerajaan Israel Utara dengan membawa pesan-Nya.

Menjadi seorang nabi tidak bergantung pada keluarga asal seseorang atau menjadi bagian dari kelompok orang religius profesional mana pun. Sebaliknya, menjadi seorang nabi bergantung pada panggilan Allah yang berdaulat untuk melayani sebagai juru bicara-Nya. Para nabi dipanggil oleh Allah sesuai dengan kebutuhan zaman, dan firman diberikan kepada mereka untuk disampaikan kepada para pendengarnya. Sebelum Allah bertindak, para utusan yang dipilih Allah dipercayakan dengan firman-Nya. Instruksi rahasia Tuhan disampaikan melalui hamba-hamba-Nya, yaitu para nabi.

2. Peran para nabi terkait dengan perjanjian yang Allah adakan dengan Israel.

Peran nabi adalah untuk menjadi perantara antara Allah dan umat perjanjian-Nya dengan menyatakan firman Allah dan mendorong ketaatan terhadap peraturan-peraturan-Nya. Mereka adalah para penjaga kerajaan yang menuntut pertanggungjawaban para raja dan para pemimpin lainnya kepada Allah atas tindakan-tindakan mereka. Mereka dapat dianggap sebagai perantara yang menegakkan perjanjian yang berdedikasi untuk memelihara ikatan khusus yang telah Allah jalin dengan umat-Nya.

Perjanjian ini telah menempatkan bangsa Israel dalam relasi istimewa yang unik. Pesan-pesan awal dalam kitab Amos ditujukan kepada berbagai bangsa di sekitar Israel (Aram, Gaza, Tirus, Edom, Amon, Moab, dan Yehuda, lihat Am. 1:1-2:16). Kemudian, ketika sang nabi akhirnya berbicara kepada Israel, ia menyampaikan pesan Tuhan kepada bangsa yang berdosa itu: “Hanya kamu yang Kukenal dari segala kaum di muka bumi” (Am. 3:2). Teks Ibrani membuat ini menjadi pernyataan yang menekankan hubungan eksklusif antara Allah dan umat-Nya: “Hanya kamu …“ Israel dipilih, bukan karena jumlah yang lebih besar atau kemampuannya yang lebih hebat, tetapi semata-mata karena Allah mengasihinya (Ul. 7:7).

Namun, relasi yang unik juga menyertakan tanggung jawab yang unik. Mereka harus menyadari bahwa pemilihan ke dalam status istimewa menyertakan dengannya pemilihan ke dalam tanggung jawab. Tidak akan pernah ada berkat yang otomatis bagi Israel. Sebaliknya, bangsa itu berada dalam bahaya penghakiman ilahi, tidak dapat menghindari hukuman atas kesalahan mereka (Am. 3:2). Prinsip Alkitab adalah penghakiman dimulai dari keluarga Allah (1 Ptr. 4:17). Amos mengajarkan kepada kita bahwa hak istimewa perjanjian tidak dapat dipisahkan dari tuntutan ketaatan kepada perintah-perintah Allah.

3. Perspektif eskatologis dari kitab Amos memiliki beberapa sisi.

Para nabi hampir selalu memiliki pesan yang berimplikasi pada masa depan. Umat membayangkan hari Tuhan yang akan datang sebagai hari yang penuh dengan terang dan cahaya, tidak menyadari bahwa hari itu akan menjadi “kegelapan dan bukan terang, kelam kabut dan tidak bercahaya” (Am. 5:20). Mereka harus belajar bahwa perayaan-perayaan yang penuh sukacita dan pemberian persembahan-persembahan tidak akan meredakan Allah yang murka. Dosa-dosa mereka, termasuk penyembahan berhala, pada akhirnya akan membawa mereka ke dalam pembuangan jauh ke seberang Damsyik (Am. 5:26-27). Kepergian Israel dari tanah yang dijanjikan akan menjadi satu lagi tindakan yang berdaulat dari Allah (“dan Aku akan membawa kamu …”).

Akan tetapi, ada dua sisi lain dari eskatologi yang memberikan gambaran yang jauh lebih positif. Sisi yang pertama adalah perikop yang membahas tentang pondok Daud yang roboh (Am. 9:11-12). Keluarga Daud menduduki posisi penting dalam sejarah Israel dan Yehuda. Keluarga Daud digambarkan berada dalam keadaan yang terpuruk yang pada akhirnya akan diubah melalui pemulihan dan menghasilkan penggabungan bangsa-bangsa lain. Cara Yakobus menggunakan perikop ini dalam sidang di Yerusalem mendukung penafsiran ini (Kis. 15:16-17). Dimasukkannya orang-orang non-Yahudi dalam gereja Perjanjian Baru merupakan penggenapan dari tujuan Allah yang dinyatakan melalui pelayanan Amos.

Elemen terakhir dari pengharapan adalah bahwa Allah akan menempatkan umat-Nya di Eden yang baru. Sangatlah penting bahwa terlepas dari dosa Israel, Allah tidak membuang mereka. Dia akan memulihkan keadaan umat-Nya, yang kemungkinan besar merupakan sebuah peristiwa eskatologis ketika umat Allah yang terserak akan dikumpulkan ke dalam kerajaan-Nya yang kekal. Kata-kata terakhir dalam nubuat ini hampir sama dengan penegasan kembali akan relasi perjanjian, karena Tuhan dari perjanjian (perhatikan penggunaan nama Allah dari perjanjian di sini, YHWH) tetaplah Allah mereka, dan Ia akan menggenapi kehendak-Nya bagi mereka (Am. 9:11-15).

Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Allan Harman
Allan Harman
Dr. Allan M. Harman adalah profesor penelitian bidang Perjanjian Lama di Presbyterian Theological College di Melbourne, Australia, di mana ia sebelumnya melayani sebagai ketua. Ia adalah penulis banyak buku, termasuk Preparing for Ministry.