
Konteks-Konteks yang Penting untuk Memahami Teologi Reformed
25 Juli 2023
Kerajaan Allah dan Alkitab
07 Agustus 2023Apakah TULIP Itu?

Apakah kesamaan antara tulip, kasih Allah, dan pemahaman tentang keselamatan selama berabad-abad? Semua ini tercermin dalam apa yang nantinya dikenal sebagai Lima Pokok Calvinisme.
Bagaimana semua itu saling terkait? Kata TULIP membentuk sebuah akrostik yang merangkum pemahaman tertentu tentang keselamatan yang berpusat pada kasih Allah. Mari kita melihat apa maksudnya.
Total Depravity
Huruf “T” mewakili “Total Depravity” (Kerusakan Total), yang menggambarkan bagaimana dosa memengaruhi umat manusia. Untuk memahami hal ini, kita harus memulai dari sebelum dosa masuk ke dalam dunia. Allah Tritunggal kita telah ada sejak kekekalan sebagai Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang setara dalam kuasa dan kemuliaan, menikmati hubungan kasih kudus yang tidak pernah dimulai dan tidak pernah berakhir. Kasih yang kudus ini mendorong keputusan bebas Allah untuk menciptakan alam semesta dan menciptakan laki-laki dan perempuan menurut gambar-Nya untuk mengasihi Dia dan mengasihi satu sama lain. Namun, Adam memutuskan menolak Pencipta kita, dan melalui ketidaktaatannya, umat manusia jatuh ke dalam dosa (Kej. 3; Rm. 5:12-21). Kerusakan Total mengatakan bahwa dosa telah begitu melencengkan kita sehingga tanpa anugerah, kita lebih mengasihi hal-hal lain selain Allah. Pikiran, tubuh, perasaan, roh kita—setiap bagian dari kita, telah dipengaruhi oleh dosa, dan berdasarkan kehendak kita sendiri, kita tidak bisa lolos dari kesulitan ini. Meski demikian, Allah tidak berhenti mengasihi ciptaan-Nya (Yoh. 3:16). Dalam kasih-Nya, Ia mengekang dosa, menjaga kita untuk tidak menjadi sejahat-jahatnya. Karena itu, bahkan orang-orang yang tidak mengenal Kristus pun dapat melakukan hal-hal yang secara lahiriah baik. Mereka dapat menjadi tetangga yang baik, mengasihi anak-anak mereka, dan seterusnya. Namun, tanpa anugerah Allah, tidak satu pun dari kita melakukan hal-hal tersebut dengan motivasi yang benar untuk mengasihi dan memuliakan Allah.
Unconditional Election
Huruf “U” mewakili “Unconditional Election” (Pemilihan Tanpa Syarat), yang merupakan bagian dari solusi Allah terhadap kerusakan total kita. Kejatuhan ke dalam dosa, tentunya tidak mengejutkan Allah. Ia mengetahui segala sesuatu dari awal hingga akhir dan menetapkan sejarah sebagai bagian dari penggenapan rencana-Nya atas segala sesuatu (Yes. 46:8-11; Ef. 1:11). Tuhan berlaku adil jika membiarkan kita dalam keberdosaan dan keterpisahan dari-Nya, tetapi Ia memutuskan untuk menyatakan kasih-Nya yang khusus kepada umat-Nya, memilih untuk menebus mereka dan memulihkan status mereka sebagai anak-anak Allah. “Pemilihan Tanpa Syarat” adalah pemilihan Allah yang penuh kasih terhadap orang-orang berdosa tertentu untuk diselamatkan tanpa ada keterkaitan dengan kebaikan apa pun pada mereka (Rm. 9:1-29). Kasih-Nya yang menyelamatkan terhadap kita tidak bergantung pada kecerdasan, penampilan, kebaikan, status sosial, atau apa pun yang lain pada kita. Ia mengasihi umat-Nya bukan karena mereka kurang berdosa daripada yang lain. Setiap keturunan Adam dan Hawa, kecuali Kristus, adalah orang berdosa. “Pemilihan Tanpa Syarat” mengatakan bahwa Allah memilih sebagian orang untuk diselamatkan dan melewatkan yang lain. Ia memiliki kasih untuk sebagian orang yang tidak Ia miliki untuk yang lain. Jika Anda adalah orang Kristen, itu karena di dalam masa lalu kekekalan, jauh sebelum Anda lahir, Allah memilih mengasihi Anda dengan kasih-Nya yang menyelamatkan. Ia tidak memilih Anda karena Anda lebih baik daripada orang lain. Ia tidak memilih Anda karena Ia tahu Anda akan memilih Dia jika Ia memberi Anda kesempatan. Ia memilih untuk mengasihi Anda begitu saja, dan karena kasih-Nya tidak bergantung pada apa pun di dalam Anda, Ia tidak akan pernah berhenti mengasihi Anda.
Limited Atonement
Huruf “L” mewakili “Limited Atonement” (Penebusan Terbatas), yang menggambarkan maksud Allah di balik kematian Kristus dalam menyediakan keselamatan. Pertanyaannya, apakah Kristus bermaksud untuk menebus dosa semua orang yang pernah hidup, ataukah Ia bermaksud untuk menebus dosa orang-orang pilihan saja? Dengan kata lain, apakah Allah mengasihi manusia secara umum, tanpa merujuk sama sekali kepada mereka secara individu, dan mengutus Kristus untuk mati demi menyediakan kemungkinan keselamatan? Atau, apakah Allah mengasihi individu-individu tertentu, mengutus Anak-Nya untuk mati secara khusus bagi mereka, secara sempurna menebus dosa-dosa mereka sedemikian rupa sehingga kematian Kristus secara aktual menjamin keselamatan orang-orang tertentu?
“Penebusan Terbatas” diharuskan oleh karena keadilan Allah. Jika dosa telah ditebus, berarti telah dihakimi dan Allah tidak lagi menuntutnya dari kita. Namun, ketidakpercayaan adalah dosa, jadi jika Kristus mati untuk semua orang berdosa, bagaimana mungkin Allah dapat menuntut dosa ketidakpercayaan terhadap seseorang? Bukankah Kristus telah menebus dosa itu juga? Namun, Allah mengirim orang-orang yang tidak percaya ke neraka. Jika dosa-dosa mereka telah ditebus, ini adalah ketidakadilan, sebab Ia menuntut mereka dengan dosa yang seharusnya tidak lagi boleh dituntut karena Kristus telah menebusnya.
“Penebusan Terbatas” juga diajarkan secara jelas di dalam Alkitab. Di Perjanjian Lama, pada Hari Raya Pendamaian, imam besar Israel mempersembahkan korban penebusan hanya bagi umat Israel, bukan bagi semua orang di planet ini (Im. 16). Di Perjanjian Baru, Yesus berkata bahwa Ia memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, dan hanya bagi domba-domba-Nya (Yoh. 10:1-18). Sebagian orang bukan domba-Nya, melainkan kambing. Yesus mati bukan untuk kambing, melainkan bagi domba-Nya, yaitu umat-Nya. Kita harus mencermati bahwa beberapa orang menolak “Penebusan Terbatas” karena ayat-ayat seperti 1 Yohanes 2:2, yang berkata bahwa Yesus adalah pendamaian bukan untuk dosa kita saja, tetapi “juga untuk dosa seluruh dunia”. Namun, ayat tersebut tidak berbicara tentang tujuan dari penebusan, melainkan merujuk secara lebih umum kepada jalan keselamatan. Allah telah menyediakan hanya satu jalan keselamatan, yaitu melalui Kristus (Yoh. 14:6). Jika seseorang di dunia ingin diselamatkan, jalannya harus melalui Dia. Tidak ada jalan lain. Inti dari 1 Yohanes 2:2 adalah bahwa Kristus adalah satu-satunya penebusan yang dapat menyelamatkan seseorang, bukan bahwa Ia telah menebus dosa setiap individu.
Irresistible Grace
Huruf “I” mewakili “Irresistible Grace” (Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak), yang merujuk kepada kuasa kasih Allah dalam keselamatan. Pada intinya ini mengatakan bahwa jika Allah mengasihi Anda dan menginginkan Anda masuk dalam keluarga-Nya, maka Ia akan mendapatkan Anda. Ia begitu mengasihi Anda sehingga Ia akan memastikan Anda akan beriman, dan Ia cukup berkuasa untuk menjamin iman Anda. Sering kali di dalam hidup ini, kita melihat orang-orang yang suka mengambil jalan yang salah, dan kita tidak dapat meyakinkan mereka untuk berbalik darinya. Kita tak berdaya untuk memastikan mereka mengambil pilihan yang benar. Kasih Allah cukup berkuasa untuk memastikan kita mengambil pilihan yang benar. Ia dapat mengatasi segala penolakan yang mungkin kita tunjukkan, dan Ia tidak pernah gagal dalam membujuk orang-orang pilihan untuk percaya kepada-Nya. Tentu kita dapat menolak Kristus selama beberapa waktu. Kita mungkin saja menolak Injil selama bertahun-tahun sebelum akhirnya memercayainya. Itu sebabnya mungkin lebih baik menyebutnya sebagai “anugerah yang tidak dapat ditolak pada akhirnya” atau “anugerah yang efektif”. Setelah segala sesuatu yang terjadi, pada akhirnya Allah akan membawa semua anak-Nya menjadi beriman.
Anda mungkin dapat melihat bagaimana hal ini dituntut oleh “Pemilihan Tanpa Syarat”. Jika Allah memilih sebagian orang untuk diselamatkan, dan kehendak ini tidak dapat digagalkan, maka anugerah-Nya haruslah tidak dapat ditolak pada akhirnya. Anugerah tersebut harus efektif membawa kita menjadi beriman. Lagi pula, kita juga menemukan buktinya di dalam ayat-ayat seperti Yohanes 6:37-40, di mana dikatakan bahwa setiap orang yang diserahkan Bapa kepada Kristus untuk diselamatkan, akhirnya akan datang kepada-Nya. Efesus 2:1-10 juga memberitahu kita bahwa Allah membuat orang-orang yang dulunya mati dalam dosa menjadi hidup. Kebangkitan menuntut kuasa yang efektif karena orang mati tidak dapat merespons dengan iman. Allah harus bertindak secara efektif untuk memberi kita hati yang baru sebelum kita bisa percaya karena kita tidak dapat bekerja sama dengan-Nya ketika kita mati dalam dosa. Ayat-ayat lain yang merujuk kepada anugerah Allah yang tidak dapat ditolak pada akhirnya mencakup Kejadian 12:1-3, di mana Allah memerintahkan Abram untuk pergi dari tanah Ur, dan bapa leluhur kita itu sama sekali tidak ragu untuk meninggalkannya. Allah menetapkannya, dan itu terlaksana.
Kesimpulannya, “Anugerah yang Tidak Dapat Ditolak” mempertahankan kebenaran bahwa Allah tidak hanya mahakasih tetapi juga mahakuasa. Kasih-Nya cukup kuat untuk menjamin keselamatan orang-orang yang ingin Ia selamatkan. Kasih-Nya atas umat-Nya bersifat mahakuasa.
Perseverance of the Saints
Huruf “P” mewakili “Perseverance of the Saints” (Ketekunan Orang-Orang Kudus), yang mengajarkan bahwa kasih Allah yang menyelamatkan umat-Nya bersifat permanen. Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi umat-Nya dengan kasih yang menyelamatkan dan efektif. Akibatnya, semua orang yang telah sungguh-sungguh percaya kepada-Nya pada akhirnya tidak akan jatuh dari imannya. Orang-orang percaya sejati dalam Kristus mungkin terlihat meninggalkan Dia untuk sementara waktu, namun jika mereka telah benar-benar percaya kepada-Nya, mereka akan selalu kembali kepada-Nya. Orang-orang yang mengaku beriman tetapi kemudian pada akhirnya berpaling tidak pernah benar-benar percaya kepada Kristus dari awalnya. Mereka tidak tetap bersama kita karena mereka bukan bagian dari kita (1 Yoh. 2:19).
Kembali, pokok-pokok teologis lain seperti “Pemilihan Tanpa Syarat” membutuhkan “Ketekunan Orang-Orang Kudus”. Jika Allah memilih menyelamatkan orang-orang pilihan, maka orang-orang pilihan harus bertekun. Kita juga menemukan ajaran ini secara jelas dikatakan di dalam Alkitab. Kristus berkata bahwa seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa (Yoh. 10:29). Kata “seorang pun tidak” mencakup bahkan kita sendiri—bahkan kita sendiri tidak dapat merebut diri kita dari tangan-Nya. Roma 8:28-30 berkata bahwa semua orang yang dibenarkan Allah juga akan Ia muliakan. Karena pembenaran terjadi hanya oleh iman (Rm. 4), maka jika Allah memuliakan semua orang yang Ia benarkan, Ia memuliakan semua orang yang memiliki iman yang menyelamatkan. Singkatnya, Allah begitu mengasihi kita sehingga Ia tidak akan membiarkan kita keluar dari anugerah-Nya. Ia pasti tidak membiarkan kita melakukannya.
Sebagaimana yang dapat Anda lihat, TULIP, atau Lima Pokok Calvinisme, merangkum karya keselamatan Allah dan menekankan kasih Allah yang mahakuasa. Orang-orang Kristen bisa yakin bahwa jika mereka percaya, itu karena karya Allah, dan karya itu tidak mungkin gagal karena kasih-Nya tidak mungkin gagal.