Pentingnya Pluralitas (Kemajemukan) Penatua
29 November 2023
Aseitas dan Simplisitas
06 Desember 2023
Pentingnya Pluralitas (Kemajemukan) Penatua
29 November 2023
Aseitas dan Simplisitas
06 Desember 2023

Teologi Menuntun kepada Doksologi

Ketika saya pertama kali membaca buku Sinclair Ferguson yang berjudul The Holy Spirit pada tahun 1999, saya tertarik pada sebuah kutipan dari Thomas Aquinas yang dikutip dalam kata pengantar: “Teologi berasal dari Allah, mengajarkan kita tentang Allah, dan menuntun kita kepada Allah.” Pernyataan tersebut sangat mempengaruhi saya. Pernyataan itu membantu saya untuk memahami apa itu teologi, mengapa teologi itu ada, dan apa yang dilakukan teologi.

Ketika saya membaca buku Dr. Ferguson, saya menyadari bahwa ia tidak hanya mengajarkan saya teologi, tetapi ia juga mengajarkan saya bagaimana cara berteologi. Sepanjang bukunya, Ferguson menerapkan prinsip panduannya bahwa apa yang kita ketahui tentang Allah haruslah berasal dari apa yang telah Allah wahyukan dalam Firman-Nya yang infalibel, yang mengajarkan kita tentang Allah sehingga kita dapat mengenal-Nya dengan benar.

Akan tetapi, teologi tidak hadir sebagai tujuan akhir pada dirinya sendiri. Kita tidak mempelajari teologi hanya untuk mengetahui teologi tetapi untuk mengenal Allah. D. Martyn Lloyd-Jones menulis, “Karena teologi pada akhirnya adalah pengetahuan tentang Allah, semakin banyak teologi yang saya ketahui, seharusnya semakin saya terdorong untuk berusaha mengenal Allah.” Benar, teologi alkitabiah yang berasal dari Allah pasti akan menuntun kita kembali untuk mengenal, mengasihi, dan menyembah Allah, dan itulah persisnya yang Dr. Ferguson ajarkan kepada saya dalam bukunya. Caranya mengajarkan teologi telah menuntun saya bukan hanya untuk mengetahui teologi tetapi juga untuk mengenal Allah dan menyembah Allah Alkitab, bukan allah yang saya ciptakan sendiri.

Inilah salah satu alasan mengapa kita membaca buku, menulis buku, dan menerbitkan majalah seperti Tabletalk—agar kita dapat semakin dan semakin mengenal, mengasihi, memuliakan, dan menikmati Allah dalam segala hal yang kita pikirkan, katakan, dan lakukan. Oleh karena itu, meskipun topik dari edisi Tabletalk kali ini mungkin sedikit akademis bagi sebagian orang, namun tetaplah penting untuk dipelajari oleh orang Kristen. Akibat pengajaran yang buruk dan kesalahpahaman teologis, bahkan gereja-gereja yang berpegang teguh pada Alkitab sebagai Firman Allah yang ineran tanpa sengaja telah membangkitkan generasi yang tanpa sadar mengakui ajaran sesat lebih dari teologi Alkitab. Kebutuhan mendesak dari generasi kita bukan hanya supaya dunia mengenal Allah, tetapi juga, seperti yang ditekankan oleh Dr. R.C. Sproul, supaya gereja mengenal Allah. Mengenal Allah berarti mengetahui teologi kita, dan mengetahui teologi kita berarti mengetahui wahyu Allah tentang diri-Nya dengan tujuan akhir agar kita dapat dituntun kembali kepada Allah, oleh anugerah Allah, melalui kuasa Allah Roh Kudus, untuk menyembah Allah sehingga hanya Allah saja yang mendapat kemuliaan. Sederhananya, teologi yang sehat menuntun kepada doksologi.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Burk Parsons
Burk Parsons
Dr. Burk Parsons (@BurkParsons) adalah pendeta senior di Saint Andrew’s Chapel, Sanford, Florida, chief publishing officer Pelayanan Ligonier, editor majalah Tabletalk, dan salah satu dewan pengajar Pelayanan Ligonier. Ia adalah penulis Why Do We Have Creeds?