


3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Surat Filipi
24 Juni 2024


Ekklesia: Orang-Orang yang Dipanggil Keluar
02 Juli 2024Sumber-Sumber Teologi Sistematika


Sumber utama bagi seorang teolog Sistematika adalah Alkitab. Sesungguhnya, Alkitab adalah sumber primer bagi tiga disiplin ilmu Teologi ini: Teologi Biblika, Teologi Historika, dan Teologi Sistematika.
Teologi Biblika
Tugas dari Teologi Biblika adalah mempertimbangkan data Alkitab sebagaimana data itu tersingkapkan seiring waktu, dan karya ini merupakan sumber bagi seorang teolog Sistematika. Seorang ahli biblika menyelidiki Alkitab dan mempelajari perkembangan istilah, konsep, dan tema, baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, untuk melihat bagaimana semua itu digunakan dan dipahami sepanjang sejarah pewahyuan.
Masalah dalam seminari hari ini berkaitan dengan metode melakukan teologi biblika, yang disebut “atomisme”, yaitu melihat setiap “atom” di dalam Alkitab berdiri sendiri-sendiri. Seorang ahli mungkin memutuskan membatasi dirinya hanya mempelajari doktrin keselamatan menurut Paulus di dalam surat Galatia, sementara yang lain semata-mata berfokus pada ajaran Paulus tentang keselamatan di dalam surat Efesus. Akibatnya, masing-masing membentuk pandangan yang berbeda tentang keselamatan—satu dari Galatia, dan yang lain dari Efesus—tetapi ada kegagalan dalam meneliti bagaimana kedua pandangan tersebut saling berpadanan satu sama lain. Presuposisinya adalah Paulus tidak diilhamkan Allah ketika menulis surat Galatia dan Efesus, sehingga tidak ada kesatuan yang memayungi keduanya, tidak ada koherensi pada firman Allah. Dalam tahun-tahun belakangan kita biasa mendengar seorang teolog mengklaim bahwa kita menemukan tidak hanya ada perbedaaan teologi di antara Paulus “awal” dan Paulus “kemudian”, tetapi juga terdapat banyaknya ragam teologi di dalam Alkitab sebanyak penulisnya. Ada teologi Petrus, teologi Yohanes, teologi Paulus, teologi Lukas, dan semuanya tidak saling berpadanan. Itu adalah pandangan yang negatif terhadap koherensi Alkitab, dan itu bahayanya ketika kita hanya berfokus pada sebagian kecil Alkitab tanpa mempertimbangkan keseluruhan kerangka wahyu Alkitab pada waktu yang bersamaan.
Teologi Historika
Disiplin ilmu yang kedua, yaitu sumber yang lain untuk Teologi Sistematika, adalah Teologi Historika. Para teolog Historika menyelidiki bagaimana doktrin berkembang dalam kehidupan gereja secara historis, terutama pada masa-masa kritis—ketika ajaran-ajaran sesat muncul dan gereja menanggapinya. Saat ini para teolog menjadi frustrasi ketika apa yang disebut kontraversi baru muncul di gereja atau seminari, karena gereja sebenarnya telah mengalami setiap perdebatan teologis yang sepertinya baru ini berulang kali di masa lalu. Secara historis gereja telah bersidang dalam banyak konsili untuk menyelesaikan perdebatan-perdebatan tersebut, seperti Konsili Nisea (tahun 325 M) dan Konsili Kalsedon (tahun 451 M). Mempelajari peristiwa-peristiwa tersebut adalah tugas dari para teolog Historika.
Teologi Sistematika
Disiplin ilmu yang ketiga adalah Teologi Sistematika. Tugas seorang teolog Sistematika adalah mempelajari sumber data biblika; sumber-sumber perkembangan historis yang terjadi karena kontroversi dan konsili-konsili gereja dan kredo-kredo serta pengakuan-pengakuan iman yang dihasilkan; dan pemikiran dari para pemikir agung yang telah memberkati gereja selama berabad-abad. Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa di dalam anugerah-Nya, Allah mengaruniakan guru-guru kepada gereja (Ef. 4:11-12). Tidak semua guru setajam Agustinus, Martin Luther, John Calvin, atau Jonathan Edwards. Mereka tidak memiliki otoritas rasuli, tetapi luasnya skala penelitian dan kedalaman pemahaman mereka memberi manfaat kepada gereja di setiap zaman. Thomas Aquinas disebut “doctor angelicus” atau “doktor malaikat” oleh Gereja Katolik Roma. Katolik Roma tidak berpikir bahwa Aquinas infalibel, tetapi tidak ada sejarawan atau teolog Katolik Roma yang mengabaikan sumbangsihnya.
Teolog Sistematika tidak hanya mempelajari Alkitab, kredo, dan pengakuan iman gereja, tetapi juga pemikiran dari guru-guru yang hebat yang dikaruniakan Allah di sepanjang sejarah. Para teolog Sistematika mempelajari semua data—biblika, historika, dan sistematika—dan menyatukannya.
Sebelumnya telah diterbitkan dalam buku Everyone’s a Theologian oleh R.C. Sproul.