


Apakah Karunia-Karunia Pewahyuan Telah Berakhir?
08 Januari 2024


Manusia Sebagai Gambar Allah
16 Januari 2024Simul Justus et Peccator (Orang Benar Sekaligus Orang Berdosa)


Ada sebuah kisah tentang seorang jurnalis yang menulis surat kepada berbagai penulis dan pemikir untuk mengajukan pertanyaan ini: “Apa yang salah dengan dunia ini?” G.K. Chesterton diduga menjawab, “Saya.” Dia menyadari apa yang kebanyakan orang gagal sadari—yaitu bahwa semua masalah di dunia ini berawal dari diri kita sendiri. Namun, masalah utama dari kebanyakan orang adalah mereka tidak memahami bahwa mereka adalah masalah utama di dunia. Kebanyakan orang berpikir bahwa mereka pada dasarnya adalah orang baik dengan hati yang baik dan niat yang baik pula. Kebanyakan orang percaya hal yang sama tentang orang lain dan menyalahkan hal buruk yang terjadi pada kekuatan dan pengaruh eksternal.
Cara berpikir seperti ini tidak hanya sangat naif tetapi juga sangat tidak alkitabiah, dan pandangan ini dipercayai bahkan di dalam gereja. Sebagian besar gereja tidak memiliki penghargaan yang cukup tinggi terhadap kerusakan manusia dan, akibatnya, tidak memiliki penghargaan yang cukup tinggi terhadap anugerah dan karakter Allah. Meskipun kita mengakui bahwa manusia dalam keadaan naturalnya di hadapan Allah adalah rusak secara total di luar Kristus, kita dapat bersyukur bahwa karena anugerah Allah yang menahan, manusia tidak selalu bertindak seburuk yang sebenarnya.
Dari halaman-halaman pertama bukunya Institutes of the Christian Religion, John Calvin berusaha untuk menolong kita memahami hubungan antara mengenal Allah dan mengenal diri kita sendiri, dengan menyatakan bahwa jika kita tidak mengenal Allah dengan benar, kita tidak dapat mengenal diri kita sendiri dengan benar. Inilah persis yang menjadi masalah dalam hal perspektif yang umum dipegang bahwa manusia pada dasarnya baik. Ketika perspektif kita tentang Allah sedikit saja melenceng, perspektif kita tentang manusia dan segala sesuatu yang lainnya akan sangat melenceng. Inilah salah satu alasan utama dari begitu banyak masalah sosial budaya dan etika serta kejahatan di zaman kita. Jika kita tidak mengenal Allah menurut Firman-Nya, kita pasti tidak akan mengetahui dengan benar bahwa manusia diciptakan menurut gambar Allah, bahwa semua manusia memiliki martabat yang diberikan oleh Allah, bahwa di dalam dosa Adam, semua manusia jatuh ke dalam keadaan berdosa dan permusuhan dengan Allah, dan bahwa semua manusia tidak memiliki pengharapan untuk diperdamaikan dengan Allah, kecuali melalui anugerah Allah yang mengintervensi dan melahirbarukan. Satu-satunya cara untuk diperdamaikan dengan Allah adalah melalui kehidupan dan karya Yesus Kristus, yang dengan kebenaran-Nya diimputasikan kepada kita oleh iman saja, kita dapat diperhitungkan sebagai orang benar. Maka kita kemudian dapat berdiri di hadapan Allah kita yang kudus, adil, dan murah hati simul justus et peccator, pada saat yang sama dibenarkan sekaligus berdosa, menyembah Dia coram Deo, di hadapan wajah-Nya, dan bagi kemuliaan-Nya sekarang dan selamanya.