Garam
03 November 2023Kesia-siaan
08 November 2023TUHAN Semesta Alam
“Anak-anak kecil adalah milik-Nya; mereka lemah, tetapi Dia kuat.” Hampir segala sesuatu yang perlu kita ketahui tentang kehidupan rohani dipadatkan dalam frasa kecil tersebut. Orang-orang percaya yang rapuh secara jasmani dan rentan secara rohani adalah milik Dia yang kuat. Musuh-musuh kita—Iblis, dunia, dan kedagingan kita—bukanlah tandingan bagi Tuhan Allah yang kuat (Why. 18:8).
Ide yang sama tertanam di dalam frasa yang bahkan lebih pendek yang muncul hampir 250 kali di dalam Alkitab, yaitu Yahweh Sabaoth, yang biasanya diterjemahkan sebagai “TUHAN Semesta Alam” (“Lord of hosts”).
Ini masalahnya: kita mungkin mengabaikan gelar Allah ini karena terjemahan bahasa Inggrisnya tidak menimbulkan kekaguman seperti bahasa asli Ibraninya. Dalam bahasa Inggris, “host” bisa berarti “orang banyak”, atau dapat merujuk kepada seorang entertainer. Namun, di dalam bahasa Ibrani, kata “host” mengandung arti yang jauh lebih agung.
Cakupan arti dari istilah tersebut mengandung tiga kebenaran agung mengenai Allah kita.
- TUHAN Semesta Alam adalah Allah atas bala tentara. Gelar ilahi tersebut biasanya muncul dalam situasi peperangan. Daud tidak mengusir bangsa Filistin yang menyerang sendirian, tetapi “TUHAN Semesta Alam” memberinya kemenangan itu (2 Sam. 5:10; 6:2). “Raja Kemuliaan” adalah “TUHAN, gagah dan perkasa, TUHAN perkasa dalam peperangan … TUHAN Semesta Alam” (Mzm. 24:8, 10). Allah adalah Pahlawan yang memimpin bala tentara surga melawan musuh-musuh kita yang paling ganas.
- TUHAN Semesta Alam adalah Allah atas para malaikat. Para malaikat yang berdiri di sekitar Tuhan yang ditinggikan berseru bersahut-sahutan, “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN Semesta Alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” (Yes. 6:3). Malaikat-malaikat akan datang bersama Yesus ketika Ia datang kembali ke bumi dalam kemuliaan Bapa-Nya (Mat. 16:27). Saat ini mereka adalah roh-roh yang melayani yang diutus Allah untuk melayani anak-anak-Nya (Ibr. 1:14).
- TUHAN Semesta Alam adalah Allah yang Mahakuasa. Terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani menekankan keperkasaan Yahweh Sabaoth, yaitu Yang Mahakuasa. Kontras dengan ilah-ilah palsu yang “tidak dapat berbicara” (Yer. 10:5), ketika TUHAN Semesta Alam “memperdengarkan suara-Nya, dan bumi pun gemetar” (Mzm. 46:7; lihat Yer. 10:13). Allah yang perkasa adalah juga “bagian Yakub … dan Israel adalah suku milik-Nya; TUHAN Semesta Alam, itulah nama-Nya!” (Yer. 10:16).
Herman Bavinck menyebut Tuhan Semesta Alam sebagai “Raja dalam kepenuhan kemuliaan-Nya, yang dikelilingi oleh resimen bala tentara malaikat, memerintah seluruh dunia sebagai Yang Mahakuasa, dan di dalam Bait-Nya menerima hormat dan aklamasi dari semua makhluk ciptaan-Nya.”
Nama “TUHAN Semesta Alam” mengingatkan kita akan beberapa cara Allah menunjukkan kepedulian-Nya terhadap umat yang dikasihi-Nya.
- TUHAN Semesta Alam memelihara orang-orang pilihan. Keselamatan tidak pernah “tergantung pada kehendak orang atau usaha orang” (Rm. 9:16), melainkan tergantung pada belas kasihan TUHAN Semesta Alam, yang meninggalkan sedikit orang yang selamat (Yes. 1:9; Rm. 9:29). Terinspirasi dari Mazmur 46, Martin Luther menyematkan gelar ini pada Yesus. Siapakah yang Allah pilih untuk memihak kita sekalipun kita gagal? “Dialah Kristus Yesus, Tuhan Sabaoth nama-Nya, dari masa ke masa Ia tetap sama, dan, Ia pasti memenangkan peperangan itu.”
- TUHAN Semesta Alam menentang ketidakadilan. Percayalah bahwa seruan dari para korban yang tidak berdaya selalu “sampai ke telinga Tuhan Semesta Alam” (Yak. 5:4). Orang-orang yang tidak adil melakukan dosa secara sembunyi-sembunyi, tetapi Tuhan Semesta Alam tidak dapat diperdaya dan akan menuntut pembayaran setiap kejahatan. Mencari pembalasan adalah hal yang mubazir sebab Allah sendiri akan membalaskannya (Rm. 12:19).
- TUHAN Semesta Alam menegakkan kedamaian. Sejarah dunia merupakan sebuah kisah perang tanpa akhir. Tiada pemimpin selain TUHAN Semesta Alam yang dapat memerintahkan kedamaian abadi. TUHAN “menghentikan peperangan sampai ke ujung bumi” (Mzm. 46:10). Saat ini Allah memberkati orang-orang percaya dengan kedamaian yang nyata, dan mengajarkan kita untuk menantikan hari ketika pujian ini akan terwujud sepenuhnya: “Allah berfiman dan semua menjadi damai; bangsa-bangsa berhenti berperang; Tuhan Semesta Alam sudah dekat.”
Kita harus bertanding dengan benar dalam pertandingan iman (1 Tim. 6:12). Namun, terkadang kita melarikan diri (Kis. 15:38), memakai senjata yang salah (2 Kor. 10:4), atau bertinju memukul angin (1 Kor. 9:26). TUHAN Semesta Alam adalah Petarung yang kita butuhkan di pihak kita. Maka, himne tua ini berlaku bagi semua orang yang menyadari bahwa ia kecil tetapi percaya bahwa Allah itu besar. “Yesus sayang padaku; masih menyayangiku, meski aku sangat lemah dan sakit; dari takhta-Nya yang bersinar di atas, datang mengawasiku di mana aku rebah.” TUHAN Semesta Alam mengawasi kita. Ia mendengar, Ia tahu, dan Ia bertindak. Apa pun yang mungkin gagal, “TUHAN Semesta Alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub” (Mzm. 46:8).