Mengingat dan Mempraktikkan Alkitab
12 Juni 2025
Apakah Eksegese Itu?
19 Juni 2025
Mengingat dan Mempraktikkan Alkitab
12 Juni 2025
Apakah Eksegese Itu?
19 Juni 2025

Bagaimana Cara Membaca Narasi Historis

Alkitab mencatat narasi perjanjian tentang penciptaan segala sesuatu oleh Allah, kejatuhan manusia ke dalam dosa, penebusan melalui perjanjian anugerah dan berbagai pelaksanaannya, dan penyempurnaan segala sesuatu dalam kemuliaan eskatologis. Allah sendiri adalah narator utama sebagai Dia yang menyatakan akhir sejak awal (Yes. 46:10) dan Dia sendirilah Yang Awal dan Yang Akhir (Yes. 44:6; Yes. 48:12). Alkitab adalah sebuah narasi kuno yang dikisahkan dalam rentang waktu sekitar seribu lima ratus tahun dalam tiga bahasa yang berbeda. Cara penulisan sastra dari dunia kuno tidak selalu sama dengan yang kita lakukan, karena itu bisa jadi sulit untuk memahami apa yang kita temui dalam kisah-kisah ini. Dengan demikian, berikut ini adalah tiga strategi membaca yang dapat membantu kita untuk lebih memahami dan menghargai seni dari narasi sejarah kuno sebagaimana tertulis di dalam Alkitab.

1. Pahamilah bahwa narasi Alkitab yang terpadu tidak selalu disusun dalam urutan kronologis.

Hal ini dapat dilihat dalam teknik sastra kuno di mana penulis membuat sebuah pernyataan dan kemudian berputar kembali untuk berfokus pada detail-detail penting tentang peristiwa itu sendiri atau bagaimana sesuatu itu terjadi. Ada kalanya dalam Alkitab, teologi diutamakan daripada kronologi dalam pengaturan peristiwa-peristiwa yang dicatat. Sebagai contoh, Kejadian 2 dimulai dengan penjelasan tentang hari ketujuh penciptaan (ayat 1-3), tetapi bagian selanjutnya dari pasal ini mundur ke belakang untuk melihat kembali kepada peristiwa di hari keenam secara lebih terperinci (ayat 4-25). Kejadian 10 mencatat nama-nama dan keturunan-keturunan Nuh, yang disebut sebagai tabel bangsa-bangsa, yang didaftarkan “menurut kaum mereka, menurut  bahasa mereka, menurut tanah mereka, menurut bangsa mereka” (Kej. 10:31). Namun, persis dalam pasal berikutnya, kita kembali ke masa ketika hanya ada satu kaum, bahasa, tanah, dan bangsa untuk berfokus pada peristiwa menara Babel. Hal yang sama juga terjadi dalam 1 Samuel 16 dan 17. Pada akhir pasal 1 Samuel 16, Daud dikasihi oleh Saul dan melayani penuh waktu sebagai pembawa senjatanya. Pada pasal berikutnya, Daud tidak dikenal oleh Saul dan tidak tahu bagaimana menangani baju zirahnya.

2. Bilamana memungkinkan, biarkan teks menafsirkan dirinya sendiri.

Narasi Alkitab terdiri dari peristiwa yang dicatat dan dialog, atau ucapan, dari tokoh-tokoh yang muncul dalam peristiwa tersebut. Ada kalanya, sedikit dialog klimaks akan memberi Anda petunjuk yang Anda perlukan untuk memahami mengapa peristiwa itu dicatat dan apa makna dari peristiwa itu.

Sebagai contoh, dalam 1 Raja-raja 17 kita diperkenalkan dengan nabi Elia, yang menyampaikan pesan tentang kekeringan selama tiga tahun kepada Raja Ahab. Dia kemudian pergi ke sebuah sungai di mana dia diberi makan oleh burung-burung gagak untuk jangka waktu yang tidak dikatakan. Kemudian, atas perintah Tuhan, dia pergi keluar dari tanah perjanjian untuk tinggal bersama seorang janda dan anak laki-lakinya yang masih muda. Anak itu meninggal, dan Elia secara mukjizat membangkitkan anak itu dari kematian. Tanggapan sang janda adalah kunci dari keseluruhan kisah ini: “Sekarang aku tahu bahwa engkau abdi Allah dan firman TUHAN yang kauucapkan itu benar” (1Raj. 17:24). Teknik yang sama digunakan lagi persis di pasal berikutnya. Setelah Elia mengalahkan nabi-nabi Baal dalam sebuah pertandingan, rakyat berseru, “TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah” (1Raj. 18:39). Di zaman yang penuh dengan nabi-nabi palsu dan ilah-ilah lain, Alkitab bersaksi baik dalam perkataan maupun perbuatan bahwa Tuhan adalah Allah yang sejati dan para nabi-Nya menyampaikan kebenaran-Nya.

3. Perhatikanlah hal-hal yang tidak terduga.

Terkadang, sesuatu yang aneh atau tidak pada tempatnya dicatat untuk menjadi bayang-bayang atau mengantisipasi peristiwa yang lebih klimaks di masa depan. Narasi sejarah kuno mengajar dengan cara mengisahkan ulang dan mengulang kisahnya. Selalu dengarkan gemanya. Sebagai contoh, dalam Keluaran 2, tepat setelah kisah kelahirannya, dicatat bahwa Musa membunuh seorang Mesir yang memukul seorang Ibrani. Kemudian, bangsanya sendiri mengadukan dia dan dia melarikan diri ke padang gurun, di mana dia menghabiskan empat puluh tahun berikutnya mengembara di padang gurun (ayat 11-15). Apa yang dapat kita petik dari narasi singkat ini? Apakah narasi ini berkata, “dosamu itu akan menimpa kamu” (Bil. 32:23)? Atau, apakah narasi ini berkata bahwa jika Allah dapat memakai seseorang seperti Musa, seorang pembunuh, maka Dia pasti dapat memakai seseorang seperti Anda atau saya? Kedua hal itu benar, tetapi bukan itu inti dari narasi ini. Peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Musa ini menjadi bayang-bayang dari apa yang akan datang. Sebagai alat Allah, Musa akan membebaskan seluruh umat Allah, yang mengakibatkan kematian ribuan orang Mesir. Setelah itu, ia akan menghabiskan empat puluh tahun lagi mengembara di padang gurun bersama rekan-rekannya sesama orang Ibrani, yang akan terus mengeluh dan bersungut-sungut terhadapnya.

Kesimpulan

Bentuk seni dari narasi sejarah kuno sebagaimana ditemukan dalam Alkitab sangatlah indah dan rumit. Ketika membaca narasi-narasi ini, bacalah dengan saksama dan perhatikanlah semua detailnya, baik yang dicatat maupun tidak. Terakhir, dan yang paling penting, bekerja keraslah untuk memahami bagaimana semua unit narasi individu dalam Alkitab bersatu dalam satu narasi besar, yang berpuncak pada pribadi dan karya Yesus Kristus (Yoh. 5:39, 45-47; Luk. 24:44).

Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Hermeneutics.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Miles Van Pelt
Miles Van Pelt
Dr. Miles V. Van Pelt adalah Alan Hayes Belcher Professor bidang Perjanjian Lama dan Bahasa Alkitab dan direktur Summer Institute for Biblical Languages di Reformed Theological Seminary di Jackson, Mississippi. Ia adalah penulis banyak buku, termasuk Basics of Biblical Hebrew dan Judges: A 12-Week Study.