


3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Surat Kolose
04 Maret 2025


3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Nahum
11 Maret 20253 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Surat 2 Petrus


1. Rasul Petrus memperingatkan gereja-gereja tentang bahaya pengajaran palsu dan ketidaksalehan yang dihasilkannya.
Petrus tidak menyebutkan nama guru-guru palsu ini, tetapi dari komentarnya dalam 2 Petrus 2:1-3, jelaslah bahwa mereka dulunya adalah orang-orang yang mengaku sebagai Kristen yang kemudian meninggalkan iman. Petrus menyebut mereka memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, menyangkal Sang Tuan yang mereka klaim telah “membeli mereka”, sambil menarik banyak pengikut yang menghujat Tuhan. Doktrin yang salah tidak terhindarkan akan menuntun pada perilaku berdosa. Karena kemurtadan mereka, penghakiman Allah atas mereka sudah dipastikan.
Berdasarkan beberapa petunjuk yang diberikan Petrus kepada kita, mungkin saja orang-orang ini menyalahgunakan surat-surat Paulus untuk membenarkan perilaku antinomian (tanpa hukum). Dalam 2 Petrus 2:19, Petrus menulis, “Mereka menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan.” Sang Rasul melanjutkan dalam 2 Petrus 3:15-16 bahwa ada beberapa hal dalam surat-surat Paulus “yang sukar dipahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan lemah imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka lakukan dengan tulisan-tulisan yang lain.” Nampaknya, isi surat-surat Paulus telah diputarbalikkan pada zaman para rasul, sama seperti pada zaman kita sekarang.
2. Petrus menyebut para pembacanya sebagai orang-orang yang memiliki kedudukan yang benar di hadapan Allah melalui iman.
Petrus menulis, “yang bersama kami memperoleh iman karena keadilan Allah dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (2 Ptr. 1:1). Iman yang memberikan kedudukan seperti itu adalah karunia dari Allah yang diberikan melalui Yesus Kristus—sumber kebenaran Allah—dan oleh karena itu merupakan sesuatu yang diterima (Ef. 2:8-9). Semua orang yang telah diberi iman seperti itu dikatakan memiliki iman yang sama dengan “kita” (para rasul). Orang-orang percaya memperoleh kedudukan yang benar di hadapan Allah ini melalui instrumen iman melalui Yesus Kristus—yang, menurut Petrus, adalah Allah.
Kedudukan yang benar ini dikontraskan di seluruh bagian 2 Petrus dengan orang-orang yang tidak benar—para guru palsu dan orang-orang yang mengikut mereka. Mereka dulunya mengenal jalan kebenaran dan mengaku percaya kepada Injil yang diberitakan oleh Petrus dan para rasul, tetapi mereka telah meninggalkannya. Petrus menulis bahwa lebih baik mereka tidak pernah mengenal jalan kebenaran (2 Ptr. 2:21), mengontraskan guru-guru palsu ini dengan seorang kudus dalam Perjanjian Lama, Nuh, yang adalah “pemberita kebenaran” (2 Ptr. 2:5). Penerimaan karunia iman membedakan orang benar dari mereka yang tidak terhindarkan akan mendapati diri mereka menghadapi penghakiman Allah karena mereka telah menyimpang dari kebenaran—suatu hal yang begitu serius sehingga Petrus membahasnya di sepanjang pasal kedua surat ini.
3. Petrus memberi tahu kita bahwa guru-guru palsu ini menyangkal bahwa Yesus akan datang kembali.
Petrus telah menceritakan pengalamannya bersama Tuhan di Bukit Transfigurasi (2 Ptr. 1:16-21), di mana ia menyaksikan kemuliaan Tuhan. Hal ini menjadi dasar keyakinan Petrus akan janji-janji Tuhan.
Dalam 2 Petrus 3:3-7, Petrus memperingatkan para pembacanya dengan mengatakan:
… pada hari-hari terakhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya. Kata mereka, “Di mana janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab, sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.”
Petrus memperingatkan bahwa dunia yang ada pada zaman dahulu kala (pada zaman Nuh) “dimusnahkan oleh air bah. Namun, oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang ini dipelihara untuk api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.”
Kebingungan mengenai kedatangan kembali Tuhan kita adalah hal yang umum terjadi pada gereja mula-mula (kita dapat lihat dari pertanyaan dan jawaban tentang akhir zaman dalam dua surat Paulus kepada jemaat di Tesalonika), sama halnya dengan yang terjadi di zaman kita. Para ahli nubuat Alkitab telah membuat begitu banyak prediksi yang liar dan tidak bertanggung jawab tentang kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali sehingga orang-orang non-Kristen tidak lagi memerhatikan ajaran Alkitab bahwa Yesus akan datang kembali untuk membangkitkan orang mati, menghakimi dunia, dan membuat segala sesuatu menjadi baru.
Untuk menghibur para pendengarnya, Petrus mengingatkan mereka:
Tuhan tidak lambat menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelambatan, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat. Namun, hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus oleh nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap. (2 Ptr. 3:9–10)
Jadi, kata Petrus, biarlah para pencemooh diperingatkan sementara umat Allah tetap berharap akan kemuliaan yang akan datang, karena “sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran” (2 Ptr. 3:13).
Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.