Memiliki Kerajaan Allah
17 Agustus 2023
Memaksa Masuk ke dalam Kerajaan Allah
24 Agustus 2023
Memiliki Kerajaan Allah
17 Agustus 2023
Memaksa Masuk ke dalam Kerajaan Allah
24 Agustus 2023

Pertumbuhan Kerajaan Allah

Di pasal keempat injilnya, Markus mengelompokkan tiga perumpamaan Yesus tentang kerajaan yang memakai “benih” sebagai metafor kuncinya. Pada ayat 1-9 Yesus berbicara tentang seorang penabur, benih yang ditabur, dan berbagai jenis tanah di mana benih itu ditaburkan. Pada ayat 13-20 Yesus melanjutkan dengan memberi penjelasan terhadap perumpamaan ini. Pada ayat 26-29 Yesus memberi sebuah perumpamaan lain yang bertema benih, yang dikenal dengan perumpamaan tentang benih yang tumbuh.

Makna dari perumpamaan tersebut jelas dalam perumpamaan itu sendiri: orang yang menabur tidak berkuasa atas proses bagaimana benih tersebut bertunas dan bertumbuh, atau pun mengendalikan panennya. Rasul Paulus sepertinya merenungkan poin dari perumpamaan ini di dalam 1 Korintus 3:6-7. “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang menumbuhkan. Karena itu, yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang menumbuhkan.” Kerajaan Allah dinyatakan di dalam dunia ini melalui pelayanan Firman—penaburan benih dan penyiraman pada benih yang ditabur. Seperti yang dikatakan Paulus dengan tepat, menanam dan menyiram terjadi melalui sarana manusia (lihat juga Ef. 4:15-16), tetapi Allah adalah penyebab efisien atas buah apa pun yang dihasilkan.

Di dalam Markus 4:30-32 kita menemukan perumpamaan bertema benih yang ketiga di dalam pasal tersebut. Yesus bertanya, “Dengan apa kita hendak mengumpamakan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya?” Ia melanjutkan dengan berkata bahwa kerajaan itu seumpama biji sesawi yang sangat kecil. Pelajaran umum yang dipetik dari perumpamaan ini adalah bahwa seperti biji sesawi yang secara bertahap menjadi pohon yang besar, Kerajaan Allah bertumbuh dari sesuatu yang kecil menjadi sesuatu yang lebih agung dan megah. Ketika kita melihat 120 orang yang berkumpul di ruang atas setelah kenaikan Kristus, dan melihat bagaimana jumlah tersebut telah berlipat ganda, mencakup orang-orang dari setiap bahasa, suku, dan bangsa, tentu kita dapat melihat bahwa biji sesawi tersebut telah menjadi lebih besar.

Akan tetapi, selain merujuk kepada pertumbuhan Kerajaan Allah secara bertahap, mungkin Yesus bermaksud menyampaikan poin lain di sini. Lagipula, poin referensi-Nya adalah biji sesawi. Seorang pengamat menulis, “Di daerah di mana Yesus tinggal, sesawi tumbuh subur di mana-mana seperti rumput liar yang umum dan kuat. Sesawi bisa muncul di mana saja lalu berlipat ganda.” Lagipula, biji sesawi tumbuh menjadi semak – bukan pohon tarbantin yang perkasa, tetapi semak (semak yang kuat dan mungkin cukup lebat, tetapi tetap merupakan semak). Bahkan, mungkin perkataan Paulus di dalam 1 Korintus 1:26 memberi pengertian yang baik terhadap perumpamaan ini: “Saudara-saudara, ingatlah bagaimana keadaan kamu ketika kamu dipanggil: Menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak.” Tidak hanya pertumbuhan kerajaan secara bertahap, tetapi menurut ukuran dunia, mungkin tidak terlihat seperti pertumbuhan sama sekali. Paulus melanjutkan, “Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seseorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah” (ay. 28-29).

Mungkin perumpamaan ini berbicara tentang kecenderungan kita untuk mendefinisikan pertumbuhan dan kekuatan dengan standar dunia. Mungkin biji sesawi, yang tumbuh menjadi semak, merupakan pengingat bahwa pertumbuhan Kerajaan Allah mungkin tidak terlihat seperti yang kita bayangkan.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Ken Jones
Ken Jones
El reverendo Ken Jones es pastor de la Glendale Missionary Baptist Church en Miami, FL.