Mesias Kita yang Maha Mulia
19 Maret 2024
Penggembalaan adalah Pelayanan yang Bersifat Trinitarian
25 Maret 2024
Mesias Kita yang Maha Mulia
19 Maret 2024
Penggembalaan adalah Pelayanan yang Bersifat Trinitarian
25 Maret 2024

Melihat Yesus dalam Dunia yang Tidak Bersahabat

Sebelum pertobatannya, Paulus sangat mirip dengan seorang jihadis Islam; ia membenci kekristenan dan melakukan segala cara yang dapat ia lakukan untuk membasmi kekristenan. Allah bisa saja membinasakannya dengan adil—seperti yang Dia lakukan terhadap orang-orang lain yang menganiaya umat-Nya. Banyak orang (termasuk Paulus sendiri) memandang Paulus sebagai orang yang paling tidak mungkin untuk menjadi seorang Kristen. Ia menggambarkan dirinya sebagai orang yang “dekat tepi” tidak terselamatkan. Seandainya dia mengetahui kebenaran dan tetap saja marah terhadap Kristus, dia mungkin tidak akan diselamatkan: “Namun, aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, di luar iman” (1 Tim. 1:13). Dalam penganiayaan hebat yang dilakukannya terhadap orang Kristen, Paulus percaya bahwa ia sedang melakukan kebaikan, sama seperti yang dilakukan oleh banyak orang saat ini.

Mempertimbangkan sejarah Paulus, tidak mengherankan jika Lukas mencatat tanggapan yang penuh heran di Damsyik ketika ia mulai menceritakan tentang Kristus kepada orang-orang:

Semua orang yang mendengar hal itu sangat heran dan berkata, “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan siapa saja yang berseru kepada nama Yesus ini? Bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?” (Kis. 9:21)

Tanggapan di Yerusalem juga sama. Murid-murid Yesus “semuanya takut kepada-Nya, karena mereka tidak dapat percaya bahwa ia juga seorang murid ” (ay. 26).

Mengapa Paulus menuliskan catatan keselamatannya sendiri dalam suratnya? Ia ingin Timotius mengingat bagaimana “anugerah Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus” (1 Tim. 1:14). Ketakjuban dan penyembahan memenuhi Paulus ketika ia berpikir tentang siapa Yesus dan apa yang telah Ia lakukan. Paulus, seorang penganiaya, diubahkan dan diampuni, dipenuhi dengan iman dan kasih. Jika ini yang dapat dilakukan oleh Kristus, Timotius tidak perlu takut dan cemas akan permusuhan yang ia hadapi di Efesus. Yesus Kristus lebih dari cukup baginya dan bagi jemaat dalam segala kebutuhan mereka.

Keinginan Tuhan kita agar kita memiliki iman yang penuh keyakinan ini sangat jelas: “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya, ‘Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa,’ dan di antara mereka akulah yang paling berdosa” (ay. 15). Untuk itulah Tuhan kita datang, dan inilah yang masih Dia lakukan: membuat orang mati menjadi hidup, yang jahat menjadi baik, yang bersalah menjadi tidak bersalah. Dia memerintah untuk menyelamatkan, mengubah, dan menguduskan. Paulus memberi tahu kita, “Namun, justru karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku ini, sebagai orang yang paling berdosa, Kristus Yesus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian, aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan mendapat hidup yang kekal” (ay. 16). Paulus menerima kesabaran dan belas kasihan sehingga kita dapat melihat Yesus. Ketika Paulus mengupayakan kejahatan, Yesus mengupayakan pelayanan-Nya, salib, kubur, kebangkitan, dan kenaikan. Ketika Paulus hidup dalam kejahatan, Yesus duduk di takhta kemuliaan, mengerjakan dan menantikan waktu keselamatan Paulus. Setelah mengubahkan Paulus, Yesus terus dengan sabar mengasihi dan menguduskan hamba-Nya, sehingga kita dapat mengetahui dengan sukacita bahwa inilah Tuhan dan Juruselamat kita, kini dan selamanya.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
William VanDoodewaard
William VanDoodewaard
Dr. William VanDoodewaard adalah profesor bidang sejarah gereja di Greenville Presbyterian Theological Seminary di South Carolina. Ia adalah penulis atau editor dari beberapa buku, termasuk The Quest for the Historical Adam dan Charles Hodge’s Exegetical Lectures and Sermons on Hebrews.