Melihat Yesus dalam Dunia yang Tidak Bersahabat
21 Maret 2024
Apakah Orang Kristen Rusak Total?
27 Maret 2024
Melihat Yesus dalam Dunia yang Tidak Bersahabat
21 Maret 2024
Apakah Orang Kristen Rusak Total?
27 Maret 2024

Penggembalaan adalah Pelayanan yang Bersifat Trinitarian

Dalam menggembalakan jemaat, para penatua sebaiknya menyadari bahwa panggilan mereka adalah sebuah pelayanan yang praktis dan bersifat Trinitarian.

Rasul Paulus menjelaskan hal ini kepada para penatua di Efesus. Instruksi terakhirnya kepada para pemimpin jemaat adalah: “Jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi pengawas untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah-Nya sendiri” (Kis. 20:28). Jika kita perhatikan dengan saksama arahan ini, kita melihat bahwa para penatua baru dapat memperhatikan jemaat dengan baik jika menghormati Allah Trinitas mereka saat melakukannya. Intinya, Paulus memberikan kepada para penatua sebuah rumusan Trinitarian untuk pelayanan mereka.

Gembalakanlah jemaat yang dimiliki oleh Allah Bapa. Gereja adalah semata-mata milik Alah Bapa, dipisahkan oleh Bapa untuk menerima kasih-Nya yang mengangkat mereka sebagai anak sebelum dunia dijadikan (Ef. 1:3-7). Paulus menyebutnya “jemaat Allah“. Salah satu pembimbing rohani saya sering mengingatkan saya akan kebenaran ini. Setiap kali saya mengatakan “gereja saya” yang mengacu pada jemaat yang saya gembalakan, ia akan mengangkat alisnya dan bertanya, “Gereja siapa?” Maksudnya jelas. Gereja adalah milik Allah, bukan milik saya.

Para penatua dalam sebuah jemaat tidak pernah boleh bertindak seolah-olah gereja adalah milik mereka, ada untuk keuntungan mereka sendiri, atau berada di bawah kekuasaan mereka (1 Ptr. 5:1-3). Sebaliknya, mereka harus memperlakukan umat di dalam gereja sebagai anak-anak Allah. Bagaimana caranya? Dengan menunjukkan kepada mereka kasih Bapa yang lembut. Dengan melindungi mereka dari pengaruh jahat. Dengan menolong mereka bertumbuh menjadi seperti Bapa surgawi mereka.

Gembalakanlah jemaat yang telah diperoleh Allah Anak. Paulus mengatakan kepada para penatua Efesus bahwa Kristus telah memperoleh, atau membeli, jemaat dengan darah-Nya sendiri. Ketika ia mendesak mereka untuk “jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan,” mereka harus memastikan bahwa setiap orang dalam jemaat—baik pemimpin maupun jemaat awam—tetap berada di dalam Injil.

Seperti yang dikatakan oleh Richard Baxter tentang ayat ini, “Adalah hal yang menakutkan untuk menjadi seorang profesor/dosen yang tidak kudus, tetapi jauh lebih menakutkan lagi untuk menjadi seorang pengkhotbah yang tidak kudus.” Para pendeta dan penatua harus menjalani kehidupan kudus yang diharapkan dari mereka yang telah dibeli dengan darah Yesus. Setelah itu, mereka memiliki tugas sakral untuk menggembalakan kawanan domba Allah untuk percaya dan menaati Injil Anak-Nya.

Gembalakanlah jemaat yang diawasi oleh Allah Roh Kudus. Roh Allah membentuk jemaat melalui kuasa-Nya yang melahirkan kembali (Tit. 3:5), berdiam di dalam jemaat dengan kehadiran-Nya yang membaptis (1 Kor. 12:13), dan memberkati jemaat dengan karunia-karunia-Nya yang melimpah (ay. 4-6). Para penatua adalah karunia bagi jemaat untuk menggenapi karya pengawasan Roh Kudus.

Maka, para penatua harus menghidupi buah Roh dalam karakter mereka saat mereka menggembalakan. Mereka harus memberitakan kebenaran Roh kepada umat Allah. Mereka harus membimbing jemaat di dalam hikmat Roh Kudus. Bapa gereja Gregorius dari Nazianzus mengajarkan bahwa para pemimpin rohani harus mempersiapkan jemaat mereka untuk menghabiskan kekekalan bersama Allah Trinitas.

Menggembalakan kawanan domba Allah sungguh merupakan pelayanan yang bersifat Trinitarian.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Barry J. York
Barry J. York
Dr. Barry J. York adalah presiden dan profesor bidang teologi pastoral di Reformed Presbyterian Theological Seminary di Pittsburgh. Ia adalah penulis dari Hitting the Marks.