Di tengah-tengah Kamu
29 Agustus 2023
Kebenaran, Damai Sejahtera, dan Sukacita dalam Roh Kudus
05 September 2023
Di tengah-tengah Kamu
29 Agustus 2023
Kebenaran, Damai Sejahtera, dan Sukacita dalam Roh Kudus
05 September 2023

Bukan dari Dunia Ini

Perang Salib, penganiayaan, pemberontakan, pendidikan, dan konsep sekuler tentang keadilan sosial adalah beberapa cara yang pernah dipakai dalam usaha yang sia-sia untuk membangun kerajaan. Jika tindakan yang keliru berasal dari konsep yang keliru, Yesus mengajar dengan jelas bahwa pemerintahan-Nya terutama adalah atas jiwa sebelum atas wilayah. Jika Injil Allah membalikkan kejatuhan Adam, maka kehidupan manusia dan siapa yang menjadi Tuhan atas manusia hanya dapat diklaim kembali melalui solusi rohani terhadap masalah dosa. Daniel menunjukkan bahwa para pemimpin dunia tunduk kepada figur surgawi yang mulia (Dan. 7:13-14). Kitab Mazmur dan Kitab Nabi-Nabi mengatakan dengan jelas bahwa ruang dan waktu tidak dapat membatasi kekuasaan Daud di masa depan (Mzm. 8:2-10; 72:17; Yes. 9:5-6).

Tujuan dari Injil Yohanes seluruhnya bersifat rohani. Ia menawarkan Firman yang menjadi manusia, melalui sejumlah tanda dan perkataan, supaya para pembaca dapat percaya dan menerima hidup yang kekal (Yoh. 20:30-31). Kosakata Kerajaan Allah yang eksplisit hampir tidak ditemukan di dalam kitabnya. Yohanes lebih menyukai istilah seperti “hidup kekal”, yang menghindari konotasi politik manusia. Kelahiran baru, yang diberikan oleh Roh Kudus secara berdaulat, penting untuk memasuki Kerajaan tersebut (Yoh. 3:3-8). Penyembahan rohani yang diinginkan Allah membuat lokasi geografis tidak relevan (4:19-24). Calon Raja ini mendinginkan massa yang berpikiran keliru ketika semangat nasionalis mencapai titik didihnya (6:14-15). Gembala-Raja ini menyelamatkan domba-domba-Nya tidak dengan mengusir Romawi tetapi dengan menyerahkan nyawa-Nya (10:10-18). Salib-Nya adalah mahkota-Nya, yang diikuti dengan Ia ditinggikan di atas bumi (12:32-34). Ketika Ia duduk dalam kemuliaan setelah kebangkitan-Nya, Pencurahan Roh Kudus akan menghidupkan misi penginjilan (16:7-14). Allah Bapa dicari demi kesatuan iman rohani kawanan domba-Nya (17:16-23). Petrus akan membuktikan kasih-Nya dengan memberi makan domba-domba dengan kebenaran (21:15-18).

Penangkapan dan pengadilan Tuhan kita menghancurkan semua harapan yang bersifat duniawi. Ketika Petrus mengayunkan pedangnya, pedangnya harus segera disarungkan kembali ketika telinga Malkhus disembuhkan (18:10-12). Sang Mesias dengan pasif menyerah kepada pengadilan manusia yang tidak adil (18:13-19:16). Pilatus ingin tahu apakah Yesus benar-benar bersalah atas penghasutan pemberontakan, dan jika tidak, apa hakikat dari kekuasaan-Nya (18:33-37). Perkataan dan perbuatan Yesus sebelumnya menyediakan bukti yang cukup bahwa ranah pemerintahan-Nya bukanlah Yudea atau Yerusalem (18:36), dan karenanya, “bukan dari dunia ini” atau “bukan dari sini”. Jika pernyataan “Yesus adalah Raja” harus terdengar oleh setiap telinga, maka tujuannya hanyalah supaya orang-orang percaya dapat dilepaskan dari sistem dunia yang jahat dan menuju kehancuran ini. Semua konsep kerajaan duniawi ditolak secara sistematis—dalam asal dan tujuannya, Kerajaan Kristus bersifat transenden, bukan dari dunia ini, rohani, dan kekal.

Karena itu, secara pribadi, orang-orang Kristen harus memajukan kebenaran. Kebutuhan-kebutuhan diakonia diberikan dalam pelayanan kebenaran. Namun, tugas bersama yang sentral adalah pelayanan Firman di muka bumi. Waktu terbaik gereja harus diberikan untuk mengkhotbahkan Kristus yang disalibkan, yang dimeteraikan dalam sakramen, dan dibuat mengerti (jika dibutuhkan) melalui disiplin rohani. Pelayanan misi, siaran penginjilan, penerjemahan ke dalam bahasa-bahasa lokal, katekisasi doktrin, dan distribusi literature, yang sarat dengan doa, dipakai oleh Roh Kudus untuk menegur kesalahan, meyakinkan, mempertobatkan, dan membentuk orang-orang berdosa dan orang-orang kudus menjadi serupa Kristus. Firman kehidupan ini adalah sarana Yesus memperluas pemerintahan-Nya. Melalui Firman ini Anak Manusia memanggil jiwa dari kematian, memberi makan domba-domba-Nya, dan menundukkan hati yang memberontak, yang dengan senang hati bertobat dan beriman. Jika waktu berada di bumi Tuhan Yesus mengajar di pinggir danau dan bukit-bukit, sekarang kita berteriak dari atap-atap rumah untuk menekankan klaim-klaim-Nya sebagai Raja.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Andrew Kerr
Andrew Kerr
Dr. Andrew Kerr adalah pendeta di Ridgefield Park Reformed Presbyterian Church di Ridgefield Park, New Jersey, dan profesor bahasa dan literatur Perjanjian Lama di Reformed Theological College di Belfast, Irlandia Utara.