
Apakah Eksegese Itu?
19 Juni 2025Bagaimana Cara Membaca Kitab-Kitab Injil

Kitab-kitab Injil adalah empat narasi yang mengisahkan “berita injil”—kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus. Namun, kitab-kitab Injil sering kali dibaca secara salah atau kurang dihargai. Berikut ini adalah empat rekomendasi umum namun konkret untuk membaca kitab-kitab Injil.
1. Bacalah setiap ayat dan perikop dalam terang identitas dan pesan Yesus.
Kita sering membuat kesalahan dengan berfokus pada tokoh-tokoh sekunder (misalnya, para murid, Bartimeus, Maria Magdalena) dan bukan pada Yesus sendiri. Pelayanan Yesus mungkin berlangsung selama tiga tahun atau lebih, dan Dia mengajar, menyembuhkan, dan berinteraksi dengan ratusan, jika bukan ribuan orang. Yohanes 21:25 bahkan menyatakan bahwa “masih banyak lagi hal-hal lain yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu dituliskan satu per satu, kupikir dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang ditulis itu.” Intinya adalah bahwa setiap kisah injil hanya memberikan kita sebuah irisan dari pelayanan Yesus. Tentu saja, ini adalah irisan yang representatif, namun kita hanya dapat memiliki sebagian dari apa yang dilakukan Kristus. Lukas, misalnya, mencatat dua puluh satu mukjizat dan Yohanes mencatat delapan. Keempat Injil dengan terampil menarasikan kehidupan Kristus dan menyertakan peristiwa-peristiwa yang paling penting. Kita harus membaca bagaimana para penulis Injil mengisahkan kisah Yesus melalui narasi, karakter, plot, geografi, dan hubungannya dengan Perjanjian Lama.
2. Kita bukan hanya seharusnya membaca kitab-kitab Injil dalam kaitannya dengan Kristus, kita juga harus membaca keempat narasi ini dalam kaitannya dengan Perjanjian Lama.
Tidak ada satu ayat pun yang dapat dibaca di luar drama penebusan. Matius membuka silsilahnya dalam Matius 1:1 dengan sebuah alusi pada Kejadian 2:4. Yohanes 1:1-5 mengawali dengan menempatkan Yesus dalam kisah penciptaan dari Kejadian 1-2. Selanjutnya, keempat Injil merujuk kepada Perjanjian Lama ribuan kali melalui kutipan-kutipan eksplisit, alusi, dan konsep-konsep yang paralel. Kitab-kitab Injil melakukan sesuatu yang luar biasa: mereka mencatat sejarah alam semesta dan kisah Israel melalui pelayanan Kristus. Secara sederhana, bacalah kitab-kitab Injil dengan memperhatikan rujukan silangnya pada Perjanjian Lama. Mengajarkan kitab-kitab Injil tanpa memetakan hubungan Kristus dengan Perjanjian Lama akan meminimalkan isi Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.
3. Bacalah kitab-kitab Injil bersama-sama—kita memiliki empat Injil karena ada alasannya.
Kitab-kitab Injil adalah potret-potret Kristus, dan setiap potretnya sedikit berbeda. Salah satu cara untuk mengetahui keunikannya adalah dengan memiliki sebuah sinopsis kitab-kitab Injil.1 Sinopsis menyajikan perikop-perikop yang sama pada kitab-kitab Injil dengan sebagian besar materi yang saling tumpang tindih menyebar di Matius, Markus, dan Lukas. Jadi, ketika kita mempelajari sebuah perikop dalam Sinoptik (Matius, Markus, dan Lukas), garis bawahi persamaan dan perbedaan dari setiap kisah. Dengan mencatat bagaimana setiap Injil menyajikan materi yang sama, kita dapat dengan lebih mudah melihat bagaimana setiap penulis Injil mengisahkan kembali kisah yang sama, tetapi dengan cara yang sedikit berbeda. Penekanan-penekanan yang unik ini kemudian menginformasikan tujuan dan teologi dari masing-masing penulis Injil. Kebanyakan orang Kristen tidak pernah mencoba membaca kitab-kitab Injil bersama-sama dengan cara seperti ini, tetapi jika mereka melakukannya, mereka akan mendapatkan manfaat yang sangat besar.
4. Terapkan apa yang telah Anda pelajari.
Lukas memberitahukan kepada Teofilus, seorang Kristen, bahwa ia menulis Injilnya agar “engkau [Teofilus] dapat mengetahui bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh dapat dipercaya” (Luk. 1:4; lihat juga Yoh. 20:31). “Segala sesuatu” yang “diajarkan” kemungkinan mengacu pada kisah-kisah utama tentang kehidupan, kematian, dan kebangkitan Yesus. Lukas kemudian menuliskan narasinya untuk meningkatkan iman Teofilus dan jemaat. Dengan kata lain, injil Lukas meningkatkan iman orang-orang percaya. Mengetahui kontur dari narasi ini akan memperdalam kepercayaan kepada Kristus dan menumbuhkan pengabdian kita kepada Allah. Lebih jauh lagi, kita di abad kedua puluh satu ini berpartisipasi dalam satu komunitas perjanjian, sebuah komunitas orang percaya yang membentang dari Eden hingga Yerusalem Baru. Kita harus membaca kitab-kitab Injil ini sebagai milik kita. Meskipun dua ribu tahun memisahkan kita dari para pembaca orisinilnya, Allah masih berbicara kepada kita melalui keempat dokumen yang berharga ini.
Kesimpulannya, kita harus membaca seluruh kitab Injil dalam terang Kristus, dan dalam kaitannya dengan Perjanjian Lama, sebagai sebuah kisah dengan empat Injil, dan menerapkan kebenaran-kebenaran ini ke dalam kehidupan kita. Dengan demikian, kita akan mengenal Kristus secara lebih utuh dan semakin hidup bagi-Nya.
Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Hermeneutics.
- Misalnya, Synopsis of the Four Gospels (ed. Kurt Aland; New York: American Bible Society, 1985).