


Apa yang Kita Maksudkan ketika Kita Berbicara tentang “Kesakralan Hidup Manusia”?
13 Mei 2023


Pro-Choice: Apakah Artinya?
23 Mei 2023Apakah Yesus Memiliki Satu Natur, atau Dua?


Pada tahun 451, gereja menyelenggarakan Konsili Kalsedon yang agung, salah satu konsili ekumenis terpenting sepanjang masa. Konsili tersebut diadakan untuk melawan beberapa ajaran sesat, dan ajaran sesat yang paling signifikan adalah ajaran sesat Monofisit. Istilah monofisit memiliki prefiks dan akar kata. Prefiksnya, mono, berarti “satu,” dan akar katanya, phusis, diterjemahkan sebagai “natur.” Jadi monophusis atau monofisit secara sederhana berarti “satu natur.”
Kaum Monofisit mengklaim bahwa Yesus tidak memiliki dua natur, natur ilahi dan natur manusia, tetapi hanya satu natur. Satu natur tersebut tidak sepenuhnya ilahi dan juga tidak sepenuhnya manusia. Natur tersebut, tergantung bagaimana seseorang melihatnya, adalah natur manusia yang diilahikan atau natur ilahi yang dimanusiakan. Ajaran sesat ini sangat serius karena dua alasan. Di satu sisi, ajaran ini menyangkal kepenuhan keilahian Kristus. Di sisi lain, ajaran ini menyangkal kemanusiaan sejati dari Yesus. Melawan ajaran itu, Konsili Kalsedon menyatakan bahwa Kristus adalah vere homo, vere Deus, yaitu, “manusia sejati dan Allah sejati,” memiliki dua natur dalam satu pribadi.
Kristus adalah vere homo, vere Deus, yakni, “manusia sejati dan Allah sejati,” memiliki dua natur dalam satu pribadi
Bagaimana kita memahami kesatuan antara natur manusia dengan natur ilahi? Alkitab mengatakan bahwa dalam inkarnasi, pribadi kedua dari Tritunggal mengambil bagi-Nya sendiri natur manusia. Meskipun demikian, ketika Dia menjadi manusia, mengambil natur manusia, Dia tidak mengilahikan natur manusia tersebut. Natur manusia tersebut tetaplah merupakan manusia.
Konsili Kalsedon, ketika berbicara tentang misteri inkarnasi dan menegaskan dwinatur Yesus, mengatakan bahwa kedua natur-Nya bersatu dengan sempurna sedemikian rupa sehingga keduanya tidak terubah, tidak tercampur, tidak terbagi dan tidak terpisah. Kita tidak dapat mencampuradukkan keduanya seperti yang dilakukan oleh kaum Monofisit, dengan mengilahikan manusia atau memanusiakan roh. Pada saat yang sama, kita tidak pernah boleh memisahkan keduanya. Keduanya bersatu selalu dan di mana saja. Keempat negasi dari Kalsedon tersebut dijelaskan lebih lanjut dengan ungkapan ini, “masing-masing natur mempertahankan atributnya masing-masing.” Artinya, di dalam inkarnasi, Sang Anak tidak menanggalkan satupun dari atribut-atribut-Nya. Natur ilahi-Nya masih kekal, tidak terbatas, mahatahu, mahahadir, dan mahakuasa. Natur tersebut memanifestasikan semua atribut yang dimiliki oleh Allah. Allah tidak berhenti menjadi Allah ketika Dia mengambil natur manusia di dalam Yesus. Pada saat yang sama, natur manusia mempertahankan atribut-atributnya sendiri, yaitu terbatas, terkekang, tidak dapat berada di lebih dari satu tempat pada saat yang sama, terbatas dalam pengetahuan, dan terbatas dalam kuasa. Semua atribut kemanusiaan tersebut tetap menjadi atribut kemanusiaan Yesus.
Telah diterbitkan sebelumnya dalam Mark: An Expositional Commentary oleh R.C. Sproul.