Siapakah Iblis?
02 Agustus 2024
5 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Pengudusan
07 Agustus 2024
Siapakah Iblis?
02 Agustus 2024
5 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Pengudusan
07 Agustus 2024

5 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang John Calvin

1. John Calvin diusir dari gereja, pelayanan, dan rumahnya.

Kurang dari dua tahun setelah memulai pelayanannya di Jenewa, John Calvin (1509-64) yang berusia dua puluh sembilan tahun mendapati dirinya diusir dari gereja, pelayanan, dan rumahnya, dengan pemberitahuan dua hari sebelumnya untuk keluar dari kota tersebut. Tidak diragukan lagi, ketika ia dan William Farel melakukan perjalanan meninggalkan Jenewa pada bulan April tersebut, mereka bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Pikiran mereka tertuju pada pertikaian gerejawi yang akan terjadi sebagai respons atas pengalaman pahit ini; mereka merencanakan bagaimana mereka dapat membujuk Zurich dan Bern untuk berusaha menempatkan mereka kembali di Jenewa. Namun, tanpa sepengetahuan Calvin, Tuhan dalam pemeliharaan-Nya akan menggagalkan upaya mereka. Sebaliknya, Ia mengatur sebuah musim pelatihan pastoral yang terbukti penting bagi pelayanan pastoral Calvin di masa depan.

2. John Calvin mengalami kegagalan pelayanan.

Sementara orang-orang yang mengenal kisah hidup Calvin mengetahui upaya awalnya di Jenewa untuk menerapkan pelaksanakan Perjamuan Kudus yang setia melalui disiplin gereja, lebih sedikit orang yang mengetahui kisah bagaimana Tuhan mengubahkan Calvin melalui kegagalan ini. Setelah berada di pengasingan, Calvin awalnya menetap di Basel, tetapi kemudian diundang untuk datang ke Strasbourg oleh Martin Bucer (1491-1551). Bucer, yang hampir dua puluh tahun lebih tua dari Calvin, bukan hanya membuka kesempatan pelayanan di kota itu, tetapi juga dengan hangat berteman dengan Calvin, menyambutnya ke rumahnya, dan pada waktunya membantu pembelian rumah tinggal untuk Calvin di dekat rumahnya. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa tahun sebelumnya, Calvin telah menulis surat yang konfrontatif dan sombong kepadanya—yang dibalas oleh Bucer dengan tanggapan yang sabar dan penuh kasih. Dalam diri Bucer, Calvin bertemu dengan mentor dan pastor yang ia butuhkan.

3. John Calvin melayani sebagai pastor bagi para pengungsi.

Tahun ketika Calvin tiba di Jenewa (1538) juga merupakan tahun ketika Bucer menyelesaikan naskah “buku kecil” yang ia tulis, Concerning the True Care of Souls.1 Tidak diragukan lagi, dalam percakapan mereka di waktu makan, keduanya berbicara secara ekstensif tentang pelayanan pastoral dan kehidupan gereja. Bucer telah lama mengalami hambatan dalam pelayanan di Strasbourg, dan tulisannya merupakan bagian dari usahanya yang penuh kesabaran untuk membawa pertumbuhan yang berpusat pada Kristus ke dalam gereja dan pelayanannya. Dalam pemeliharaan Allah yang baik, kesempatan Calvin untuk melayani di kota itu melampaui pengajaran; ia melayani sebagai pastor jemaat pengungsi Perancis. Meskipun ada banyak penghiburan dalam pekerjaannya, Calvin juga mengalami kepedihan. Teman dekat dan sepupunya, Pierre Robert Olivétan, yang telah berperan penting dalam pertobatannya, meninggal dunia. Seorang teman lama dari Perancis, Louis du Tillet, yang telah melindunginya dari penganiayaan dan menyediakan sumber-sumber untuk draf pertama The Institutes of the Christian Religion, kembali ke pengajaran Katolik Roma. Sebuah sukacita baru datang melalui pernikahannya pada tahun 1540 dengan Idelette de Bure, “pendamping terbaik dalam hidupku.”

4. John Calvin dengan sukarela kembali ke gereja yang mengusirnya.

Pada tahun yang sama dengan pernikahan Calvin, di tengah-tengah pekerjaan baru di Strasbourg, waktu yang ia sebut sebagai “tahun-tahun paling membahagiakan dalam hidupku”, sebuah panggilan yang paling tidak diduga datang. Jenewa ingin dia kembali dan melayani sebagai pastor lagi. Ia ragu-ragu, dan menyatakan “tidak ada tempat di bawah surga yang lebih aku takuti … Aku lebih suka tunduk pada seratus kematian lainnya, daripada tunduk pada salib di mana aku akan binasa seribu kali setiap hari.” Namun, bukan hanya Jenewa yang telah berubah—Calvin juga telah berubah dalam beberapa tahun yang singkat ini. Dengan dorongan dari Bucer, dan kegelisahannya sendiri, Calvin menyerah pada panggilan itu. Dalam beberapa hal, kota tersebut telah berubah dan lebih terbuka terhadap arahan Reformasi di dalam gereja dan komunitas. Dalam beberapa hal lainnya, kota tersebut masih tetap sama. Diperlukan waktu empat belas tahun pelayanan yang panjang sebelum masalah pelaksanaan Perjamuan Kudus yang setia dapat diselesaikan. Sementara ia terus berduka atas kelemahan-kelemahan gereja, Calvin, sebagian karena Tuhan menggunakan pelayanan Bucer dalam hidupnya, telah memiliki visi yang jauh lebih panjang dan kasih yang lebih sabar terhadap gereja.

5. Melalui sukacita dan ujian, John Calvin berharap pada pemeliharaan Allah.

Sembilan tahun kemudian, setelah jauh terlibat dalam pelayanannya yang diperbarui di Jenewa dan hanya beberapa bulan setelah menguburkan istri tercintanya, Calvin mengajarkan kata-kata Paulus kepada jemaat di Tesalonika: “Paulus tidak hanya memperhitungkan permulaan keselamatan kita adalah karena anugerah Allah … seluruh progres keselamatan kita tidak lain adalah karena anugerah Allah.” Melalui sukacita dan ujian, ia telah belajar lebih dalam bahwa di balik hari-hari yang menyenangkan dan apa yang tampak sebagai pemeliharaan yang tidak menyenangkan adalah wajah Juru Selamat yang tersenyum yang terus membentuk kita untuk pelayanan dan kemuliaan.

Artikel ini merupakan bagian dari koleksi 5 Hal yang Perlu Anda Tahu.

1 Martin Bucer, Concerning the True Care of Souls, terj. Peter Beale (Carlisle, PA: Banner of Truth, 2009), 1-218.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
William VanDoodewaard
William VanDoodewaard
Dr. William VanDoodewaard adalah profesor bidang sejarah gereja di Greenville Presbyterian Theological Seminary di South Carolina. Ia adalah penulis atau editor dari beberapa buku, termasuk The Quest for the Historical Adam dan Charles Hodge’s Exegetical Lectures and Sermons on Hebrews.