3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Kitab Kisah Para Rasul
10 Juni 2024
3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Surat 1 Korintus
14 Juni 2024
3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Kitab Kisah Para Rasul
10 Juni 2024
3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Surat 1 Korintus
14 Juni 2024

3 Hal yang Perlu Anda Tahu tentang Surat Roma

Surat Roma meninggalkan kesan tak terlupakan di dalam kehidupan umat Allah di segala zaman. Teolog gereja mula-mula Agustinus, telah lari dari Allah sepanjang hidupnya, tetapi Allah terus mengejarnya. Suatu hari, ia sedang duduk di tamannya dan mendengar sekumpulan anak-anak bernyanyi, “Tolle, lege”, yang berarti “Ambillah dan bacalah!” Agustinus membuka Alkitab tepat pada bagian Roma 13:13-14, yang berkata, “Marilah kita hidup dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan bermabuk-mabukan, jangan dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi, kenakanlah Tuhan Yesus Kristus dan jangan pedulikan lagi keinginan-keinginan daging.” 

Tokoh reformator abad ke-16, Martin Luther, suatu kali ditanya, apakah ia mengasihi Allah. “Mengasihi Allah?” jawab Luther. “Terkadang aku membenci-Nya.” Luther takut bahwa Allah akan menghukumnya tidak peduli seberapa keras ia telah berusaha menyenangkan-Nya. Allah membuka matanya melalui Roh Kudus untuk memahami pernyataan Rasul Paulus yang terkenal: “Sebab, aku tidak malu terhadap Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang akan menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab, di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis, ‘Orang benar akan hidup oleh iman’” (Rm. 1:16-17). Luther menyadari bahwa ketika Paulus menuliskan kebenaran Allah, ia tidak merujuk kepada kebenaran Allah sendiri melainkan kepada karunia kebenaran yang diterima oleh orang-orang berdosa melalui iman kepada Kristus. Ketika Allah membuka mata Luther, ia berkata, “Di sini, aku merasakan bahwa aku sepenuhnya telah dilahirkan kembali dan gerbang surga itu sendiri terbuka di hadapanku.”

Pengkhotbah abad ke-18, John Wesley, tidak terlalu tertarik kepada Injil sampai ia menghadiri sebuah persekutuan di mana seseorang membaca bagian prakata surat Roma yang ditulis oleh Luther:

Ketika ia menggambarkan perubahan yang Allah kerjakan di dalam hatinya melalui iman dalam Kristus, aku merasa hatiku secara aneh menjadi hangat. Aku merasa aku memang percaya kepada Kristus, hanya Kristus semata-mata untuk keselamatan, dan suatu kepastian diberikan kepadaku bahwa Ia telah mengangkat semua dosaku—ya, bahkan dosaku—dan menyelamatkan aku dari hukum dosa dan maut.

Perjumpaan-perjumpaan dengan surat Roma ini menyoroti tiga hal yang perlu kita tahu tentang surat Roma.

1. Injil adalah karunia dari Allah

Pertama, keselamatan adalah suatu karunia. Sejarah penuh dengan agama yang mengajarkan prinsip penebusan yang berdasarkan prinsip “pahala”—Anda harus melakukan perbuatan-perbuatan baik agar diselamatkan. Inilah beban yang dirasakan Luther, yang menciptakan kegelisahan dan bahkan permusuhan dalam hatinya terhadap Allah. Ia tahu bahwa Allah itu benar/adil dan hukum-hukum-Nya menuntut—tidak mungkin ia dapat melakukan cukup banyak perbuatan baik yang melebihi dosa-dosanya. Raja Daud berseru, “Janganlah beperkara dengan hamba-Mu, sebab di antara yang hidup, tidak seorang pun benar di hadapan-Mu” (Mzm. 143:2). Perasaan yang sama muncul di dalam Nyanyian Ziarah, “Jika Engkau, ya TUHAN, mengingat-ingat kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat bertahan?” (Mzm. 130:3). Luther sangat menyadari  kebenaran-kebenaran ini, tetapi kemudian dalam belas kasihan-Nya, Allah membuka mata Luther untuk melihat bahwa Allah telah mengaruniakan ketaatan dan penderitaan yang sempurna untuk menggantikan kita. Pencurahan anugerah ini, sebagaimana dikatakan Paulus, adalah “karunia Allah” (Rm. 6:23; 5:15-17).

2. Keselamatan diterima hanya karena anugerah, hanya oleh iman, hanya di dalam Kristus

Kedua, seperti halnya Luther, oleh anugerah Allah yang berdaulat, Wesley menyadari bahwa satu-satunya jalan untuk menerima karunia keselamatan adalah dengan percaya hanya kepada Kristus untuk keselamatannya. Sebagaimana ditulis oleh Paulus, “Namun, sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Taurat dan Nabi-nabi, yaitu kebenaran Allah melalui iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya” (Rm. 3:21-22; bdk. 5:1; 10:6, 17). Di bagian lain Paulus menjelaskan kebenaran ini di dalam suratnya kepada jemaat di Efesus ketika ia menulis, “Sebab karena anugerah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, supaya tidak ada orang yang memegahkan diri” (Ef. 2:8-9).

3. Injil telah membebaskan kita dari Iblis, dosa, dan maut supaya kita dapat mengalami hidup yang baru

Ketiga, ketika Allah menyelamatkan kita hanya karena anugerah, hanya oleh iman, hanya di dalam Kristus, Ia melakukannya dengan tujuan supaya kita mengalami hidup yang baru, yang berarti kita hidup dalam kekudusan dan kebenaran. Karunia Injil dan iman kepada Kristus bukanlah izin untuk berbuat dosa, sebagaimana ditolak dengan keras oleh Paulus:

Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah anugerah itu? Sekali-kali tidak! … Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama Dia melalui baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita dimungkinkan hidup dalam hidup yang baru. (Rm. 6:1-4)

Allah memperhadapkan Agustinus dengan kebenaran ini ketika ia mendengar anak-anak menyanyikan “Ambillah dan bacalah” dan membuka Alkitab pada bagian Roma 13:13-14. Agustinus tahu bahwa ia perlu bertobat dari dosa-dosanya, dan hanya anugerah Allah di dalam Kristus yang dapat memampukannya melakukan hal itu supaya ia dapat hidup dalam kekudusan. 

Tiga hal yang perlu Anda tahu tentang surat Roma adalah: 1) Injil adalah karunia dari Allah; 2) keselamatan adalah hadiah yang kita terima hanya karena anugerah, hanya oleh iman, hanya di dalam Kristus; dan 3) Injil telah membebaskan kita dari Iblis, dosa, dan maut supaya kita bisa mengalami hidup yang baru. Agustinus, Luther, dan Wesley mempelajari kebenaran-kebenaran ini karena anugerah Allah. Kita seharusnya berdoa agar Roh Kudus juga menerapkannya secara tidak terlupakan di dalam hati kita.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
J.V. Fesko
J.V. Fesko
Dr. J.V. Fesko adalah professor bidang Teologi Sistematika dan Historika di Reformed Theological Seminary di Jackson, Mississippi. Ia adalah penulis beberapa buku, termasuk Reforming Apologetics, The Need for Creeds Today, dan Justification.