
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Hagai
15 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yehezkiel
22 April 20253 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Hosea

1. Hosea, yang namanya berarti “keselamatan”, adalah unik di antara para nabi yang menulis kitab karena ia adalah warga dari Kerajaan Utara dan berkhotbah pada orang utara.
Hosea 1:1 menunjukkan tahun pelayanan Hosea adalah pada masa pemerintahan raja Utara, Yerobeam II, dan raja-raja Selatan, yaitu Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia. Ini menjadikan dia hidup sezaman dengan Yunus (2Raj. 14:25), seorang nabi lain dari Utara, yang pelayanannya terjadi dalam masa pemerintahan Yerobeam II, meskipun tulisan autobiografi Yunus menekankan pengalaman pribadinya dengan Niniwe.
Hosea juga hidup sezaman dengan Amos, seorang misionaris dari Selatan yang melayani orang-orang utara, begitu pula, Yesaya dan Mikha, nabi-nabi dalam Kerajaan Selatan. Meskipun catatan tahun-tahun pemerintahan tersebut melebihi seratus tahun, pelayanan Hosea mungkin bermula pada tahun-tahun terakhir dari Yerobeam II (sekitar tahun 753 SM), dan tahun-tahun awal Hizkia (sekitar tahun 725 SM), sebelum kejatuhan Samaria oleh Kerajaan Asyur pada tahun 722 SM. Ini adalah masa krisis politik dan kekacauan agama, dan Hosea, dengan rasa urgensi, berkhotbah kepada umat yang berada di tepi bencana nasional.
2. Kehidupan pribadi Hosea mencerminkan pesannya.
Pernikahan Hosea dengan Gomer adalah sebuah gambaran atau pelajaran yang kasat mata atas pesan yang ia khotbahkan. Hosea 3:1 secara lugas mengaitkan pernikahan Hosea dan Gomer dengan pernikahan Allah dan Israel. Relasi Hosea dengan Gomer dan relasi Allah dengan Israel diawali oleh kasih (anugerah ilahi), diremehkan oleh dosa (ketidaksenangan ilahi), dan dipertahankan oleh loyalitas (kesetiaan ilahi). Kasih dan kesetiaan Hosea yang konstan kepada Gomer adalah sebuah gambaran yang indah tentang kasih dan kesetiaan Allah yang tidak berkesudahan kepada Israel. Ketidaksetiaan Gomer kepada Hosea adalah gambaran tragis yang jelas tentang ketidaksetiaan, yang merupakan pengkhianatan Israel kepada Tuhan. Di seluruh Perjanjian Lama, pernikahan adalah lambang dari relasi Allah dengan umat-Nya, terlebih dalam kitab Hosea.
Meskipun pernikahan Hosea penting bagi pesan dari kitab tersebut, topik tersebut merupakan masalah besar dalam penafsiran. Pokok permasalahannya berkaitan dengan perintah awal Allah kepada Hosea untuk menikahi seorang “pelacur” (Hos. 1:2). Di permukaan, hal ini menciptakan sebuah dilema moral dan etika karena sepertinya hal tersebut bertentangan dengan perintah dan larangan pernikahan yang jelas yang diberikan Allah kepada para imam, yang melarang mereka menikahi pelacur (Im. 21:7, 13). Jika menikahi pelacur merupakan aib bagi seorang imam, tampaknya hal tersebut juga merupakan aib bagi seorang nabi. Selain itu, Ulangan 22:13, 20-21 menjatuhkan hukuman mati untuk setiap perempuan yang terbukti tidak perawan pada waktu menikah. Sepertinya lebih tepat bila kitab Hosea dimulai dengan pemakaman ketimbang pernikahan. Solusi bagi masalah tersebut jatuh pada dua penafsiran utama: ada yang menganggap pernikahan itu bersifat hipotetis dan ada yang menganggapnya bersifat harfiah.
Pandangan hipotetis menafsirkan gambaran pernikahan tersebut hanya sebagai cara mengungkapkan secara kiasan relasi Allah dengan Israel dan ketidaksetiaan rohani Israel kepada Allah. Pandangan ini memiliki keunggulan dapat menghindari masalah moral dan etika sembari tetap mengizinkan motif pernikahan menjelaskan poin teologis menyangkut kasih Allah kepada umat yang tidak layak mendapatkannya. Kelemahannya, pandangan ini lebih didasarkan pada kepentingan teologis daripada bukti tekstual.
Ada beberapa versi dari penafsiran literal/ harafiah, semuanya sepakat bahwa pernikahan yang nyata terjadi tetapi tidak sepakat dalam hal sifat atau waktu persundalan yang dilekatkan pada Gomer. Beberapa mengklaim bahwa Gomer adalah seorang pelacur pada waktu pernikahannya, dan berpendapat bahwa Allah mengenyampingkan standar yang pernah disampaikan-Nya dahulu demi untuk menekankan kasih-Nya yang penuh anugerah bagi orang-orang berdosa yang tidak layak mendapatkannya. Yang lain mengklaim bahwa persundalan tersebut merujuk kepada penyembahan berhala, bukan perzinaan. Hal ini melenyapkan masalah pernikahan dengan perempuan yang tidak perawan tetapi menciptakan masalah yang tidak kalah serius bahwa Tuhan memerintahkan nabi tersebut menikahi seorang penyembah berhala. Larangan Allah terhadap pernikahan beda iman sangat jelas (Ul. 7:3-4).
Penafsiran lain atas pernikahan literal tersebut, yang disebut “pandangan proleptik”, mengatakan bahwa Gomer masih suci pada waktu ia menikah tetapi setelah itu menjadi pelacur. Namun, teks Alkitab mengungkapkan keadaan Gomer sebelumnya, bukan ia nantinya seperti apa. Solusi lain adalah memahami kata “pelacur” menggambarkan karakteristik batiniah, bukan perilaku yang kelihatan. Besar kemungkinan itu merujuk kepada kecenderungan Gomer terhadap amoralitas yang tersembunyi, yang muncul ke permukaan tidak lama setelah ia menikah. Kenyataannya, di dalam Hosea 3:1 ia telah menjadi seorang pelacur, mengindikasikan bahwa kecenderungannya itu telah muncul dalam bentuk perzinaan yang nyata. Menurut pandangan ini, hal yang ditekankan adalah bahwa sebelum itu terjadi, Allah telah menyingkapkan kepada Hosea sesuatu tentang diri batiniah Gomer yang akan membahayakan kesakralan pernikahannya. Bahwa Hosea telah mengetahui potensi Gomer untuk melukainya dari semula menekankan sifat kasihnya yang tidak egois. Inilah kaitan kuncinya yang menunjukkan paralelnya dengan kerohanian orang percaya: Allah mengasihi kita meski Ia mengenal siapa kita.
3. Pesan yang disampaikan Hosea mengantisipasi anugerah Allah dalam Kristus.
Peringatan dan ajakan Hosea untuk bertobat tidak diindahkan, dan hukuman atas bangsa itu tak terhindarkan. Namun, konsekuensi dari ketidaksadaran dan penolakan yang bodoh dari Israel atas pesan sang nabi mengantisipasi anugerah Injil. Menurut 2 Raja-raja 15:29, tanah Naftali adalah wilayah pertama yang menerima hukuman Allah. Namun, menurut Matius 4:12-16, itu adalah wilayah pertama yang menyaksikan pelayanan Yesus. Kegelapan pada zaman Hosea akan memberi jalan kepada terang Kristus. Masa kegelapan adalah sebuah langkah menuju kegenapan waktu ketika sang Terang datang bersinar. Hal ini menunjukkan bahwa maksud dan rencana Allah selalu berjalan beriringan.
Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.