Karena Allah Berdaulat, Bagaimana Manusia Dapat Bebas?
16 April 2023
Apa Arti Ekspiasi dan Propisiasi?
18 April 2023
Karena Allah Berdaulat, Bagaimana Manusia Dapat Bebas?
16 April 2023
Apa Arti Ekspiasi dan Propisiasi?
18 April 2023

Peran Doa

Apakah tujuan dari kehidupan orang Kristen? Kesalehan yang lahir dari ketaatan kepada Kristus. Ketaatan membukakan kelimpahan pengalaman orang Kristen. Doa adalah hal yang memicu dan menumbuhkan ketaatan, menempatkan hati ke dalam “kerangka berpikir” yang tepat untuk menginginkan ketaatan.

Tentu saja, pengetahuan juga penting karena tanpanya, kita tidak dapat mengetahui apa yang Allah tuntut. Namun, pengetahuan dan kebenaran akan tetap merupakan hal abstrak kecuali kita berkomunikasi dengan Allah dalam doa. Roh Kuduslah yang mengajar, menginspirasi, dan mengiluminasi Firman Allah kepada kita. Dia memperantarai Firman Allah dan menolong kita untuk merespons kepada Bapa di dalam doa.

Doa memiliki peran yang vital dalam kehidupan orang Kristen. Pertama, doa merupakan prasyarat mutlak untuk keselamatan. Ada orang tidak dapat mendengar; tetapi meskipun tuli, mereka dapat diselamatkan. Ada orang mungkin tidak dapat melihat; tetapi meskipun buta, mereka dapat diselamatkan. Pengetahuan akan Kabar Baik—keselamatan melalui kematian yang menebus dan kebangkitan Yesus Kristus—akan datang dari satu atau sumber lainnya, namun pada analisa terakhir, seseorang harus dengan rendah hati memohon kepada Allah untuk keselamatan. Doa untuk keselamatan adalah satu-satunya doa orang fasik yang Allah telah berkata akan didengar-Nya.

Apa kesamaan yang dimiliki oleh mereka yang ada di surga? Beberapa hal. Mereka semua telah dibenarkan, setelah menaruh iman mereka pada penebusan Kristus. Mereka semua sedang memuji Allah. Dan mereka semua telah berdoa untuk keselamatan. Tanpa doa berarti tanpa Allah, Kristus, Roh Kudus, dan pengharapan serta realitas surga.

Kedua, salah satu tanda yang paling pasti dari seorang Kristen adalah kehidupan doanya. Seseorang bisa saja berdoa dan bukan seorang Kristen, tetapi seseorang tidak mungkin merupakan seorang Kristen dan tidak berdoa. Roma 8:15 memberi tahu kita bahwa adopsi spiritual yang membuat kita menjadi anak-anak Allah membuat kita berseru dalam ungkapan-ungkapan verbal: “Ya Abba, ya Bapa!” Doa bagi orang Kristen layaknya nafas bagi kehidupan, sayangnya tidak ada kewajiban orang Kristen yang begitu diabaikan.

Doa, setidaknya doa pribadi, sulit dilakukan dari motif yang salah. Seseorang mungkin berkhotbah dari motif yang salah, seperti halnya nabi-nabi palsu; seseorang mungkin terlibat dalam kegiatan-kegiatan Kristen dari motif yang salah. Banyak hal lahiriah dari agama yang mungkin dilakukan dari motif yang salah, tetapi sangat kecil kemungkinan ada orang yang akan berkomunikasi dengan Allah dari motif yang tidak pantas. Matius 7 memberi tahu kita bahwa pada “hari terakhir,” banyak orang akan berdiri pada penghakiman dan menceritakan kepada Kristus tentang perbuatan-perbuatan besar dan mulia yang telah mereka lakukan dalam nama-Nya, tetapi jawaban-Nya adalah bahwa Ia tidak mengenal mereka.

Jadi, kita diundang, bahkan diperintahkan, untuk berdoa. Doa merupakan hak istimewa sekaligus kewajiban, dan kewajiban apa pun dapat menjadi melelahkan. Doa, seperti halnya setiap sarana pertumbuhan bagi orang Kristen, menuntut usaha. Boleh dikatakan, doa tidak alamiah bagi kita. Meskipun kita diciptakan untuk persekutuan dan komunikasi dengan Allah, akibat dari Kejatuhan telah membuat kebanyakan dari kita malas dan tidak peduli terhadap hal sepenting doa. Kelahiran kembali menghidupkan sebuah keinginan baru untuk berkomunikasi dengan Allah, tetapi dosa melawan Roh.

Kita dapat memperoleh penghiburan dari kenyataan bahwa Allah mengetahui isi hati kita dan mendengar permohonan-permohonan kita yang tak terucapkan lebih dari kata-kata yang keluar dari bibir kita. Setiap kali kita tidak sanggup mengungkapkan perasaan dan emosi yang dalam dari jiwa kita atau ketika kita sama sekali tidak jelas tentang apa yang harus kita doakan, Roh Kudus bersyafaat bagi kita. Roma 8:26-27 berkata,

“Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita. Sebab, kita tidak tahu bagaimana sebenarnya harus berdoa, tetapi Roh sendiri menyampaikan permohonan kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, memohon untuk orang-orang kudus.” Ketika kita tidak tahu bagaimana berdoa atau apa yang harus didoakan dalam situasi tertentu, Roh Kudus menolong kita. Ada alasan untuk percaya dari teks tersebut bahwa jika kita salah berdoa, Roh Kudus mengoreksi kesalahan dalam doa kita sebelum Ia membawanya ke hadapan Bapa, karena ayat 27 memberi tahu kita bahwa Ia “sesuai dengan kehendak Allah, memohon untuk orang-orang kudus.”

Doa adalah rahasia dari kekudusan—jika memang ada rahasia tentang kekudusan. Jika kita memeriksa kehidupan dari orang-orang kudus gereja yang agung, kita menemukan bahwa mereka adalah pendoa-pendoa agung. John Wesley pernah mengatakan bahwa ia tidak memandang tinggi para pendeta yang tidak menghabiskan waktu setidaknya empat jam per hari dalam doa. Luther berkata bahwa ia rutin berdoa satu jam setiap hari kecuali ketika ia mengalami hari yang sangat sibuk. Jika demikian ia berdoa selama dua jam.

Pengabaian doa adalah penyebab utama stagnasi dalam kehidupan seorang Kristen. Perhatikanlah contoh Petrus dalam Lukas 22:39-62. Yesus pergi ke Bukit Zaitun untuk berdoa seperti kebiasaan-Nya dan berkata kepada murid-murid-Nya, “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Namun, para murid malah tertidur. Hal berikutnya yang Petrus lakukan adalah mencoba melawan tentara Romawi dengan pedang; kemudian ia menyangkal Kristus. Petrus tidak berdoa dan sebagai akibatnya ia jatuh ke dalam pencobaan. Apa yang berlaku bagi Petrus juga berlaku bagi kita semua: kita terjatuh dalam ranah privat sebelum terjatuh dalam ranah umum.

Apakah ada waktu yang tepat dan tidak tepat untuk berdoa? Yesaya 50:4 berbicara tentang pagi hari sebagai waktu ketika Allah memberikan keinginan untuk berdoa secara rutin setiap hari dan tentang semangat yang diperbarui dalam Allah. Namun ada bagian-bagian lain yang menyebutkan waktu-waktu doa di setiap waktu sepanjang hari. Tidak ada waktu dalam sehari yang dikhususkan sebagai waktu yang lebih dikuduskan dibanding waktu lainnya. Yesus berdoa di pagi hari, selama hari berlangsung, dan kadang-kadang sepanjang malam. Ada bukti bahwa Dia menyediakan waktu khusus untuk doa; meskipun demikian, mengingat hubungan yang Yesus miliki dengan Bapa, kita tahu bahwa komunikasi di antara mereka tidak pernah berhenti.

1 Tesalonika 5:17 memerintahkan kita untuk berdoa senantiasa. Ini berarti bahwa kita harus berada dalam komunikasi yang terus-menerus dengan Bapa kita.

Sebelumnya diterbitkan di Does Prayer Change Things? oleh R.C. Sproul.


Artikel ini awalnya diterbitkan dalam Blog Pelayanan Ligonier.
R.C. Sproul
R.C. Sproul
Dr. R.C. Sproul mendedikasikan hidupnya untuk menolong orang bertumbuh dalam pengenalan mereka akan Allah dan kekudusan-Nya. Sepanjang pelayanannya, Dr. R.C. Sproul membuat teologi dapat diakses dengan menerapkan kebenaran mendalam dari iman Kristen dalam kehidupan sehari-hari. Ia terus dikenal di seluruh dunia untuk pembelaannya yang jelas terhadap ineransi Alkitab dan kebutuhan umat Allah untuk berdiri dengan keyakinan atas Firman-Nya.