5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Daud
27 Juni 2023
4 Implikasi dari Teologi Martin Luther
04 Juli 2023
5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Daud
27 Juni 2023
4 Implikasi dari Teologi Martin Luther
04 Juli 2023

5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Musa

Musa adalah salah satu figur yang paling penting di dalam Alkitab. Berikut ini adalah lima hal yang mungkin tidak Anda ketahui tentang dia:

1. Musa adalah anak bungsu dari tiga bersaudara.

Kakak perempuannya, Miryam, sudah cukup umur untuk berjaga-jaga untuk melihat apa yang akan terjadi dengan bayi Musa, dan kemudian bermediasi dengan putri Firaun (Kel. 2:1–10). Kakak laki-lakinya, Harun, berusia tiga tahun lebih tua (bandingkan Bil. 33:39 dan Ul. 34:6).

2. Kehidupan Musa dibagi menjadi tiga periode dengan masing-masing berdurasi empat puluh tahun.

Meskipun Keluaran 2 tidak menyebutkannya, Kisah Para Rasul 7:23 memberi tahu kita bahwa Musa berumur empat puluh tahun ketika ia mmbunuh seorang Mesir. Kisah Para Rasul 7:30 memberi tahu kita bahwa empat puluh tahun dilalui dengan Musa menggembalakan domba di padang gurun sebelum Allah menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Kemudian, Ulangan 34:6 mengatakan bahwa Musa meninggal pada usia 120 tahun. Jadi, Musa menghabiskan empat puluh tahun di Mesir, empat puluh tahun di padang gurun menggembalakan domba, dan empat puluh tahun di padang gurun untuk menggembalakan orang Israel.

3. Musa menikah dengan seorang perempuan Kus (Bil. 12:1).

Kita tahu bahwa ia menikahi Zipora, putri seorang imam Midian (Kel. 2:16, 21). Akan tetapi apakah perempuan Kus yang disebutkan dalam Bilangan 12 adalah Zipora? Beberapa orang, seperti Agustinus dan Calvin, berpendapat bahwa Zipora dan perempuan Kus adalah orang yang sama. Orang-orang lain berpendapat bahwa perempuan Kus adalah istri kedua karena Kus biasanya merujuk pada Etiopia. Karena Alkitab sendiri tidak menganggap perlu memberi kita penjelasan lebih lanjut mengenai hal ini, maka kita harus membiarkannya terbuka.

4. Musa “sangat rendah hati, lebih dari setiap manusia di muka bumi” (Bil. 12:3).

Pernyataan ini, yang mungkin berasal dari Musa sendiri, terlihat seperti sebuah kontradiksi. Apakah pantas seseorang yang lemah lembut atau rendah hati menulis tentang kerendah-hatiannya sendiri? Para ahli kritis melihat pernyataan ini sebagai indikasi bahwa Musa tidak menulisnya. Namun jika dipahami dengan benar, komentar ini sangat penting bagi konteksnya. Miryam dan Harun telah mengajukan serangan terhadap hak Musa untuk menjadi pemimpin. Ketimbang menanggapinya dengan kemarahan dan kebencian, Musa menyerahkan kepada Allah untuk berbicara baginya. Seperti yang dinyatakan dalam komentari Keil dan Delitzsch, “Karena ia adalah orang yang paling lemah lembut di antara semua orang, ia dapat dengan tenang menyerahkan serangan atas dirinya ini kepada Hakim yang maha bijak dan benar, yang telah memanggil dan juga melayakkannya untuk jabatannya.”1

5. Musa dan Elia menampakkan diri bersama Yesus di Bukit Transfigurasi (Mat. 17:1-8; Markus 9:2-8; Lukas 9:28-36).

Mengapa Musa dan Elia menampakkan diri bersama Yesus dan bukan tokoh-tokoh penting Perjanjian Lama lainnya menjadi perdebatan. Beberapa orang berpendapat bahwa Musa dan Elia masing-masing mewakili hukum Taurat dan kitab para nabi. Bersama-sama, dalam bentuk pribadi, mereka mewakili seluruh Perjanjian Lama. Orang-orang lain berpendapat bahwa mereka mewakili dua periode utama mukjizat dalam Perjanjian Lama. Pandangan saya sendiri adalah bahwa Musa dan Elia adalah dua orang dalam Perjanjian Lama yang bertemu dengan Tuhan di Gunung Sinai. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bagi mereka untuk bertemu dengan Tuhan dalam transfigurasi/perubahan rupa-Nya, dengan demikian menegaskan identitasnya sebagai Mesias.

  1. Keil, Karl Fredreich and Franz Delitzsch, Commentary on the Old Testament: Numbers, https://biblehub.com/commentaries/numbers/12-3.htm

Artikel ini awalnya diterbitkan dalam Blog Pelayanan Ligonier.
Benjamin Shaw
Benjamin Shaw
Dr. Benjamin Shaw adalah profesor Perjanjian Lama di Reformation Bible College di Sanford, Florida. Dia adalah penulis dari Ecclesiastes: Life in a Fallen World.