


5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Menjadi Orang Tua
13 Februari 2025


5 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Teologi Perjanjian
20 Februari 20255 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Pernikahan


Dengan begitu banyaknya hal yang dikatakan tentang pernikahan, adalah penting untuk mengingat hal-hal yang esensial. Baik Anda sudah menikah atau masih lajang, berikut adalah lima hal yang perlu Anda ketahui tentang pernikahan yang dirangkum dalam lima W yang terkenal: siapa (who), apa (what), kapan (when), di mana (where), dan mengapa (why).
1. Siapa: Pernikahan dirancang oleh Allah, untuk satu laki-laki dan satu perempuan, yang sepadan (Kej. 2:24; Mat. 19:4-5).
Allah menciptakan pernikahan. Jika kita mengharapkan berkat Allah atas pernikahan, adalah bijaksana untuk memperhatikan aturan-aturan-Nya tentang pernikahan. Ini berarti hal yang terpenting bagi pasangan Kristen adalah memiliki iman yang sama (2Kor. 6:14). Terkadang seorang Kristen berakhir menikah dengan seorang non-Kristen karena salah satu berubah. Entah salah satu dari pasangan menjadi beriman atau salah satu dari pasangan terbukti tidak pernah memiliki iman yang sejati sejak awal. Meskipun Allah mengizinkan pernikahan beda agama seperti itu, dan bahkan bekerja melalui pernikahan seperti itu, Dia memerintahkan kita untuk tidak memasuki pernikahan semacam itu dengan sengaja, berdasarkan pilihan kita sendiri. Seorang Kristen yang memilih untuk menikah dengan orang non-Kristen berarti hidup menjauh dari Kristus dibanding mendekat kepada-Nya, dan tidak mengikuti langkah Roh Kudus dibanding hidup dipimpin oleh-Nya (Galatia 5:16-19).
2. Apa: Pernikahan adalah suami isteri menjadi satu seumur hidup, menggambarkan relasi antara Kristus dan jemaat.
Pernikahan melibatkan dua orang meninggalkan keluarga asal mereka untuk memulai sebuah keluarga baru. Pernikahan Kristen adalah gambaran relasi antara Kristus dan jemaat, mempelai-Nya (Ef. 5:32; 2Kor. 11:2). Dengan demikian, para suami diberi perintah untuk meneladani peran Kristus sebagai kepala gereja. Para suami dipanggil untuk memimpin dengan pengorbanan, bahkan menyerahkan nyawa mereka untuk istri mereka seperti yang Kristus lakukan untuk jemaat (Ef. 5:25). Demikian pula, para istri diberi perintah yang selaras dengan peran gereja sebagai tubuh Kristus. Para istri dipanggil untuk tunduk kepada suami mereka sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus (Ef. 5:24). Kedua peran tersebut sama pentingnya. Sungguh sebuah kehormatan dan tanggung jawab bagi setiap pasangan untuk menyatakan relasi antara Kristus dan jemaat-Nya melalui pernikahan mereka.
3. Kapan: Pernikahan adalah untuk seumur hidup, tetapi bukan untuk kekekalan (Mat. 22:30).
Pernikahan adalah untuk realita di sini dan saat ini, seperti yang diucapkan dalam banyak janji pernikahan, “Dalam keadaan baik, buruk, kaya, miskin, dalam keadaan sakit dan sehat, sampai maut memisahkan.” Ini bukan hanya berlaku saat kita merasa dicintai atau merasa ingin mencintai, tetapi untuk seumur hidup. Meskipun Allah menyediakan perceraian sebagai pilihan untuk keadaan tertentu, perceraian tidak boleh ditempuh sebagai jawaban atas setiap situasi yang tidak diinginkan, tidak terduga, atau tidak adil. Untuk mengantisipasi tantangan-tantangan dalam pernikahan, pasangan suami-istri hendaknya dengan bijaksana berdoa agar Allah memperbarui, menambah, dan bahkan melipatgandakan kasih mereka terhadap satu sama lain (Mat. 7:7), karena mereka tahu bahwa Allah berkenan menjawab doa-doa semacam itu (1 Yoh. 5:14-15).
Salah satu alasan mengapa pasangan suami-istri membutuhkan doa seperti itu adalah karena kita masih merupakan orang berdosa, tetapi ini bukanlah alasan untuk kehilangan harapan. Mengikuti pola yang ditetapkan oleh Kristus, Roh Kudus memampukan kita untuk mengasihi satu sama lain dengan pengorbanan. Adanya dosa bukanlah halangan bagi pernikahan, melainkan hanya merupakan latar belakangnya saja. Allah memanggil pasangan, dengan anugerah-Nya, untuk saling membantu satu sama lain dalam kasih (Ef. 4:2). Pasangan yang bijaksana memercayai Allah untuk menolong mereka mengusahakan yang terbaik dari pernikahan yang kurang sempurna — dan memperhatikan serta bersyukur kepada Allah atas begitu banyak berkat-Nya yang melimpah di dalamnya (1 Tes. 5:18).
Entah sudah menikah di dunia ini atau masih lajang, semua orang percaya pastinya akan menikmati sepenuhnya perjamuan kawin Anak Domba, satu-satunya pernikahan yang permanen dan sempurna antara Kristus dan jemaat-Nya di surga untuk selama-lamanya (Why. 19:6-9).
4. Di mana: Pernikahan membentuk sebuah keluarga baru dan rumah baru.
Seperti yang dinyatakan oleh Alkitab versi King James secara puitis, Allah memanggil suami dan istri untuk “pergi dan memegang erat (LAI:bersatu)” (Kej. 2:24). Menggeser kesetiaan utama seseorang dari orang tua kepada pasangan dapat menjadi tantangan. Jarak fisik antara pasangan dan orang tua dapat membantu proses ini. Allah memanggil pasangan yang sudah menikah untuk terus menghormati orang tua, tetapi tidak harus menaati mereka (Kel. 20:12; Ef. 6:2-3). Pasangan suami-istri harus memahami perbedaannya. Mereka dapat mendengarkan nasihat orang tua, bahkan menerima hikmat mereka, tetapi pasangan harus dengan bebas mengambil keputusan mereka sendiri sebagai keluarga yang mandiri, karena begitulah cara Allah melihat mereka (Kej. 2:24).
5. Mengapa: Allah memberikan empat tujuan pernikahan. Pasangan yang menikah memuliakan Allah dengan berusaha memenuhi keempat tujuan tersebut ketika Dia memberikan kesempatan.
- Membesarkan anak-anak. Meskipun beberapa pasangan suami-istri mungkin terhalang untuk memiliki anak dalam pemeliharaan Allah, Alkitab memandang anak sebagai berkat yang seharusnya dicari (Mzm. 127:3-5; Mal. 2:15), dan orang tua seharusnya membesarkan anak-anak dalam ajaran dan nasihat Tuhan (Ef. 6:4).
- Kepuasan seksual. Allah tidak mengizinkan hubungan seks di luar pernikahan (1 Kor. 7:2). Di dalam pernikahan, seks adalah untuk dinikmati, sama seperti pemberian baik lainnya dari Allah.
- Memberkati dunia dan gereja. Sering kali, satu pasang lebih besar daripada jumlah bagian-bagiannya. Dua orang dapat melayani lebih baik daripada satu orang (Pkh. 4:9-12, Mat. 20:28).
- Persahabatan. Pada saat penciptaan, ketika Allah menciptakan segala sesuatu, Dia menyatakan bahwa semuanya itu baik (Kej. 1:31). Hal yang sama dapat dikatakan untuk pernikahan. Satu hal yang Allah katakan tidak baik adalah ketika manusia itu seorang diri saja (Kej. 2:18).
Jika hanya ada satu hal yang perlu diingat, maka itu adalah: pernikahan itu baik. Pernikahan adalah salah satu cara utama di mana Allah menyediakan persahabatan bagi manusia, dan kita dapat mengharapkan berkat-Nya yang melimpah saat kita menghormati Dia di dalamnya.
Artikel ini adalah bagian dari koleksi 5 Things You Should Know.