


3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Ayub
25 Maret 2025


3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Surat 1, 2, 3 Yohanes
01 April 20253 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Amsal


1. Amsal adalah kumpulan kata-kata hikmat, bukan kumpulan kata-kata jaminan.
Sekilas, kitab Amsal tampaknya menawarkan jawaban yang mudah, cepat, dan terumuskan untuk semua masalah kehidupan. Kitab ini tampaknya menjamin kesejahteraan dan keberhasilan bagi mereka yang menerapkan rumus-rumus yang ada di dalamnya dalam kehidupan mereka. Dengan kata lain, pembacaan sepintas dari kitab Amsal memungkinkan Anda untuk menyimpulkan bahwa jika Anda melakukan “X” Anda akan mendapatkan “Y”, dengan “X” sebagai hikmat dan “Y” sebagai keberhasilan dan kesejahteraan manusia. Sebagai contoh, dalam Amsal 3:1-2, kita diberi tahu bahwa siapa pun yang mengingat pengajaran Amsal dan memelihara perintah-perintahnya akan mengalami umur panjang dan kesejahteraan. Jika hanya ayat-ayat itu saja yang dibaca, hal itu sepertinya terdengar sebagai sebuah hasil yang dijamin terjadi, benar bukan? Anda dapat melihat betapa menggiurkannya untuk membaca Amsal dengan cara yang sederhana seperti ini, tetapi membaca Amsal dengan cara ini salah dan berpotensi membahayakan.
Amsal tidak menawarkan rumus-rumus yang dijamin berhasil dalam setiap situasi, tetapi lebih kepada prinsip-prinsip bijaksana yang berharga untuk kita renungkan dan terapkan dengan pengertian yang benar. Ketika kita membaca Amsal, kita harus melakukannya dalam terang prinsip umum Alkitab bahwa ketaatan tidak selalu langsung membuahkan upah. Kadang-kadang upah atas ketaatan kita ditangguhkan hingga waktu belakangan, bahkan hingga kehidupan yang akan datang. Ingatlah bahwa Yesus, yang merupakan personifikasi hikmat dan hidup dalam ketaatan yang sempurna terhadap semua perintah, menderita secara luar biasa untuk sementara waktu. Hanya setelah Dia menderita dalam ketaatan, barulah Dia ditinggikan (Flp. 2:5-11). Kita seharusnya mengejar hikmat Amsal bukan karena hikmat ini akan membuahkan hasil yang terjamin, tetapi karena hikmat ini adalah karunia dari Allah untuk menuntun hidup kita di dunia ini.
2. Amsal mengingatkan kita bahwa Allah peduli dengan semua aspek kehidupan kita.
Salah satu kualitas kitab Amsal adalah cakupannya yang luas. Amsal membahas banyak aspek kehidupan manusia dengan cara yang sangat praktis. Jika Anda memetakan isi topik-topik Amsal, Anda akan melihat bahwa Amsal membahas berbagai macam persoalan termasuk kekayaan (Ams. 3:9, 13-14; 11:4; 13:7, 11, 22; 14:31; 21:5; 28:6, 20; 30:8-9), kata-kata yang diucapkan (Ams. 10:19; 12:19; 15:23, 28; 17:27-28; 25:11; 26:20), kerja (Ams. 6:6-11; 12:11; 19:15; 20:4, 13; 26:13-16), persahabatan (17:17; 18:24; 27:6, 9), pernikahan (Ams. 12:4; 18:22; 19:14; 27:15; 31:30), mendidik anak (Ams. 13:24; 17:6; 19:18; 22:6; 23:13-14; 29:17), dan seksualitas manusia (Ams. 5:3; 8-9, 15-19; 6:27-29). Hal ini mengingatkan kita bahwa Allah peduli dengan semua aspek kehidupan kita dan ingin kita menerapkan Firman-Nya dan hikmat-Nya dalam setiap area.
Kadang-kadang orang Kristen mengotak-ngotakkan kehidupan mereka dengan membatasi iman mereka hanya pada ibadah Minggu pagi atau pada hal-hal yang disebut “rohani” seperti renungan pribadi, doa, dan penginjilan. Memang kesetiaan dalam disiplin rohani penting bagi Allah dan adalah untuk kesejahteraan kita, namun demikian pula bagaimana kita mengelola kekayaan kita, menggunakan kata-kata kita, melakukan pekerjaan kita, dan memilih teman dan pasangan hidup kita. Dengan menyediakan hikmat Allah untuk semua area kehidupan bagi kita, Amsal menantang dan mengoreksi godaan untuk mengotak-ngotakkan iman kita.
Lebih jauh lagi, kepedulian Allah sebagai Bapa terhadap semua aspek kehidupan kita juga bertujuan untuk mengisi ruang-ruang akan pengalaman manusia ini dengan makna dan signifikansi yang besar. Amsal menolong kita untuk merangkul sebuah pandangan tentang kehidupan dan dunia yang mendorong kita untuk melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah (1Kor. 10:31). Amsal mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang kita lakukan berarti bagi Allah dan Allah menginginkan yang terbaik bagi kita. Pada akhirnya, cakupan hikmat Amsal yang begitu menyeluruh merupakan karunia dari Allah untuk menolong kita bertumbuh dan berbuah dengan berlimpah.
3. Dengan menekankan hikmat, Amsal menuntun kita kepada Yesus.
Meskipun Amsal sering diabaikan sebagai sumber tipologi atau bayang-bayang akan karya Yesus Kristus, kitab ini berbicara tentang Yesus dengan cara yang luar biasa. Pertama, Injil-injil memperlihatkan bahwa Yesus memiliki hikmat yang agung. Bahkan sebagai seorang anak, ketika Dia mengajar orang-orang yang lebih tua di pelataran Bait Allah, Yesus memperlihatkan bahwa Dia adalah seorang yang bijaksana, dan kita diberi tahu bahwa Dia bertambah hikmat-Nya (Luk. 2:47-52). Lagipula, ketika Yesus masuk dalam pelayanan publik-Nya, metode yang lebih disukai-Nya untuk mengajar orang lain adalah dengan menggunakan perumpamaan, suatu bentuk pengajaran hikmat. Injil-injil menggambarkan Yesus sebagai seorang guru hikmat, seperti orang bijak dalam kitab Amsal.
Hubungan kedua antara Yesus dan Amsal adalah bahwa Amsal mengajarkan kepada kita bahwa hikmat itu tidak ternilai harganya. Amsal menasihati kita untuk memandang hikmat sebagai sesuatu yang lebih berharga daripada perak dan emas (Ams. 3:14-35). Amsal memperingatkan para pembacanya untuk mencari dan mendapatkan hikmat karena naturnya yang tak ternilai harganya. Perjanjian Baru mengatakan bahwa Yesus adalah “hikmat Allah” (1Kor. 1:30) dan di dalam Dia tersembunyi segala “harta hikmat dan pengetahuan” (Kol. 2:3). Dengan demikian, peringatan kitab Amsal untuk mengejar hikmat di atas segalanya pada akhirnya adalah panggilan untuk mengejar Dia yang adalah hikmat. Yesus tidak hanya memiliki hikmat dan mengajarkan hikmat; Dia adalah hikmat. Tidak mengejar Dia adalah kebodohan yang paling serius dari semua kebodohan manusia.
Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.