3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Daniel
24 April 2025
3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Daniel
24 April 2025

3 Hal yang Perlu Anda Ketahui tentang Kitab Yeremia

Yeremia adalah salah satu kitab yang paling sulit di dalam Alkitab. Dalam hal jumlah kata, ini adalah kitab yang terpanjang di seluruh Alkitab. Tulisannya berpindah dengan cepat di antara gambaran-gambaran puitis dan narasi, sering kali disertai hanya dengan sedikit peringatan, dan tidak mengikuti urutan kronologis. Sebagian besar isinya adalah tentang penghakiman yang suram dan dosa yang sangat serius, disertai sedikit cercahan harapan. Orang kerap merasa bingung ketika mencoba membacanya.

Akan tetapi, Allah memberikan kitab ini untuk menguatkan kita (Rm. 15:4). Jika kita mengingat tiga hal berikut ketika membacanya, kita akan mulai memahami kejeniusan dan kasih Allah dalam memberikan kitab yang menantang ini kepada kita.

1. Tema dari kitab ini adalah penghakiman kepada pemulihan.

Dengan segala kerumitannya, seluruh kitab Yeremia membahas dua tema mendasar: penghakiman dan pemulihan. Ayat tematisnya menekankan dua tema ini: Tuhan mengangkat Yeremia “atas bangsa-bangsa dan atas kerajaan-kerajaan, untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam” (Yer. 1:10). Empat kata kerja pertama berbicara tentang penghakiman (mencabut, merobohkan, membinasakan, dan meruntuhkan). Dua kata kerja yang terakhir adalah tentang pemulihan (membangun dan menanam).

Teks-teks tentang penghakiman terutama merujuk kepada jatuhnya Yerusalem ke tangan Babel pada tahun 586 SM. Tuhan dengan jelas memperlihatkan bahwa peristiwa mengerikan ini adalah konsekuensi yang adil atas dosa-dosa Yehuda yang mengerikan. Banyaknya alusi/rujukan kepada kutuk perjanjian di dalam Ulangan 28 menunjukkan bahwa Tuhan sedang berlaku setia terhadap apa yang telah Ia katakan akan Ia lakukan bila mana umat-Nya mengkhianati-Nya. Ia sudah lebih dari sabar.

Selama pelayanan Yeremia, runtuhnya Yehuda menjadi peristiwa yang tak terhindarkan. Sebanyak apa pun pertobatan atau doa tidak dapat menghindarinya. Itulah alasan mengapa Tuhan melarang Yeremia berdoa bagi bangsa itu (Yer. 7:16; 11:14). Dengan demikian, satu-satunya jalan bagi Yehuda adalah menerima hukuman Allah, termasuk dibuang dari Tanah Perjanjian (Yer. 21:8-10).

Akan tetapi, bagian yang paling menakjubkan dari pesan Yeremia adalah bahwa Tuhan—Allah yang sama yang menimpakan hukuman berat kepada mereka—juga bermaksud untuk membalikkan kutuk tersebut (Yer. 31:28) dan memulihkan umat-Nya (Yer. 30:12-17; bdk. Ul. 32:39). Ia akan melakukan lebih dari sekadar mengembalikan Yehuda kepada keadaannya sebelum dibuang. Ia bermaksud untuk mengaruniakan pemberian baru, yaitu perjanjian baru, di mana Allah akan menyelesaikan masalah dosa yang dulu menyebabkan mereka dibuang. Tuhan akan menuliskan Taurat-Nya pada hati umat-Nya (Yer. 31:31-34) dan memampukan mereka bertekun dalam iman (Yer. 32:40). Dosa tidak akan lagi berkuasa.

Dengan demikian, kitab Yeremia diberikan untuk menolong Yehuda berjalan melewati akhir kisah mereka yang mengerikan dan klimaks ini. Sekalipun bangsa mereka dicabut dalam setiap ranah (raja, Bait Suci, tanah, perjanjian), Kitab Yeremia menunjukkan bahwa Tuhan memiliki rencana penebusan. Ia menyingkirkan semua pemberian-pemberian yang merupakan bayang-bayang ini untuk membuka jalan kepada pemberian-pemberian eskatologis yang ultimat yang tidak akan pernah berlalu. Akhir sesungguhnya dari kisah Israel bukanlah murka Allah, melainkan anugerah dan kemuliaan.

2. Pembicara kadang berganti di dalam kitab ini tanpa adanya pengantar untuk menandai perubahan.

Orang sering kali bergumul dalam memahami bagian-bagian puitis di dalam kitab Yeremia. Perikop-perikop yang kaya ini mulai masuk akal ketika kita menyadari bahwa Yeremia sedang menggambarkan percakapan di antara Tuhan, Yeremia, dan bangsa itu. Terkadang ia menggambarkan bangsanya dengan gambaran “Putri Sion” (Yer. 10:19-20), di mana Yerusalem digambarkan sebagai seorang perempuan.

Dalam dialog-dialog yang dramatis ini, pembicaranya kadang berganti tanpa diberi pengantar untuk menandai perubahan tersebut. Di dalam Yeremia 8:18–9:3, misalnya, pembicara berganti sebanyak lima kali. Karena itu, kita harus belajar mendeteksi perubahan pembicara berdasarkan petunjuk-petunjuk di dalam teks. Jika Anda bertanya, “Siapakah yang sedang berbicara di dalam ayat ini?” dan menyadari bahwa pembicara kerap berganti, Anda dapat memahami teks-teks yang sulit. Tentu saja, buku komentari bisa sangat menolong kita dalam hal ini.

3. Kitab ini menunjuk kepada Yesus Kristus dan Gereja.

Tuhan Yesus, penulis ultimat kitab Yeremia (1Ptr. 1:11), memberitahu kita bahwa kitab tersebut pada akhirnya berbicara tentang Dia (Luk. 24:25-27). Jika kitab Yeremia adalah tentang Yesus, maka kitab ini juga berbicara tentang Gereja-Nya, yang merupakan satu kesatuan dengan-Nya.

Ketika kita membaca Yeremia, kita seharusnya mengharapkan sebuah perjumpaan yang memberi hidup dengan Yesus. Namun, kita juga seharusnya mengharapkan perkataan yang memberi hidup mengenai diri kita sendiri. Tuhan Yesus adalah Tunas yang adil dari garis keturunan Daud, yang akan disebut “TUHAN Keadilan kita” (Yer. 23:5-6). Namun, Gereja juga dipanggil dengan nama yang sama (Yer. 33:16). Keadilan Allah tidak hanya akan ada pada Raja-Nya yang kekal, tetapi juga pada umat-Nya.

Prediksi-prediksi tentang kedatangan Yesus ini hanyalah permulaan. Hari penghakiman yang menimpa Yehuda dan bangsa-bangsa—yang disebut para nabi sebagai “Hari TUHAN”—hanyalah sebuah pendahuluan kecil dari hari penghakiman ultimat, yang ditunjuk oleh kematian Yesus di kayu salib (perhatikan bahwa gempa bumi dan langit menjadi gelap ketika Yesus mati, adalah gambaran tentang Hari Tuhan, Mat. 27:45, 51). Maka, dengan Yeremia berbicara tentang penghakiman Tuhan atas Yehuda dan bangsa-bangsa, kita sekarang dapat memahami salib Kristus dengan lebih baik. Begitu pula, gambaran yang kaya tentang pemulihan di dalam Yeremia (Yer. 30-33) menunjuk kepada Kerajaan Allah yang kekal, yang telah datang dalam kebangkitan Yesus, meski belum secara sempurna dan final.

Karena itu, kitab Yeremia adalah saksi bagi kisah kita. Pada waktu Kristus datang kembali, penghakiman yang dibicarakan Yeremia akan mencapai penggenapannya yang ultimat. Penghakiman atas ciptaan lama itu akan membawa kita kepada pemulihan kekal yang juga diprediksikan oleh Yeremia. Dengan demikian, kitab ini terus berguna bagi pembacanya dalam setiap zaman.

Artikel ini merupakan bagian dari koleksi Every Book of the Bible: 3 Things to Know.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Matthew H. Patton
Matthew H. Patton
Dr. Matthew H. Patton adalah pendeta di Covenant Presbyterian Church di Vandalia, Ohio.