Jangan Biarkan Seorangpun Merendahkan Kemudaanmu
25 Desember 2023
Hidup adalah Uap
29 Desember 2023
Jangan Biarkan Seorangpun Merendahkan Kemudaanmu
25 Desember 2023
Hidup adalah Uap
29 Desember 2023

Natur Penggembalaan yang Beragam

Menggembalakan gereja memiliki fokus tunggal memberi makan umat Allah dengan Firman-Nya. Namun, pekerjaan ini tidak semudah kedengarannya, karena gereja memiliki natur yang beragam. Kepemimpinan gereja perlu menyadari betapa berbedanya orang-orang—dan kebutuhan mereka—yang membentuk sebuah jemaat lokal.

Poin ini merupakan inti dari karya pastoral klasik Martin Bucer yang berjudul Concerning the True Care of Souls. Meskipun Bucer mengembangkan doktrin Kristus sebagai kepala gereja sebagai Gembala yang sejati, ajaran tersebut tidak muncul sampai bab kedua. Dalam bab awal, Bucer mengutip banyak ayat-ayat Alkitab untuk menunjukkan keragaman di dalam tubuh Kristus. Ia mengajarkan bahwa selain pendeta, jemaat membutuhkan gembala-gembala awam lainnya yang “dipercayakan dengan seluruh tugas penggembalaan.” Dengan demikian, Bucer menetapkan perlunya penatua-penatua yang memerintah.

Bucer mendasarkan tugas penggembalaan ini pada Yehezkiel 34:16, di mana Tuhan berkata, “Yang hilang akan Kucari, yang tersesat akan Kubawa pulang, yang luka akan Kubalut, yang sakit akan Kukuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan Kuawasi.” Bucer menggunakan ayat ini untuk menggambarkan penggembalaan terhadap kawanan domba Allah yang beragam dalam lima cara yang perlu diperhatikan oleh para pemimpin gereja.

Mencari yang hilang. Sampai Dia datang kembali pada akhirnya, Tuhan masih memiliki domba-domba pilihan untuk dibawa ke dalam kawanan milik Allah. Menggembalakan jemaat selalu melibatkan penjangkauan penginjilan. Gereja yang tidak secara aktif mencari yang hilang menunjukkan kurangnya perhatian terhadap Gembala yang mereka sembah, karena Dia “datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang” (Lukas 19:10).

Membawa pulang yang tersesat. Sebuah video internet yang populer menunjukkan seorang petani di selokan berlumpur mengangkat domba yang terjebak dan menaruhnya ke tanah yang keras, dan kemudian domba tersebut berlari dan jatuh kembali ke selokan yang sama. Domba-domba berkeliaran dan jatuh ke dalam masalah berulang kali. Tuhan berjanji untuk mengutus para gembala sejati, yaitu mereka yang menjalankan kepemimpinan di gereja-gereja lokal, untuk membawa kembali domba-domba-Nya yang senantiasa berkeliaran.

Membalut yang terluka. Orang-orang yang menghadiri gereja-gereja lokal datang dengan jiwa-jiwa yang terluka. Mereka kesepian. Mereka telah menderita. Dosa mereka menyakiti mereka dan orang lain. Seperti yang digambarkan oleh Yehezkiel, mereka telah mengalami penganiayaan oleh otoritas rohani lainnya. Gembala-gembala Kristus yang sejati akan merawat jiwa-jiwa dengan lembut, memberikan balsam penyembuh kepada mereka.

Menguatkan yang sakit. Bucer mengingatkan kita bahwa orang-orang percaya datang dengan hati nurani yang lemah, prinsip yang lemah, dan kehidupan Kristen yang lemah. Gembala-gembala gereja lokal harus menguatkan mereka. Mereka harus menerapkan Firman Allah, seperti obat, kepada berbagai kepercayaan, kepribadian, dan kebutuhan umat Allah.

Menjaga dan memberi makan yang sehat. Meskipun Bucer menafsir ungkapan terakhir dari ayat temanya dengan agak bebas, orang-orang percaya di dalam gereja yang setia juga perlu tetap waspada agar tidak jatuh. Para penatua gereja harus memberikan dorongan terus-menerus untuk tujuan itu. Domba-domba yang sehat membutuhkan makanan yang konsisten supaya sejahtera.


Artikel ini awalnya diterbitkan di Majalah Tabletalk.
Barry J. York
Barry J. York
Dr. Barry J. York adalah presiden dan profesor bidang teologi pastoral di Reformed Presbyterian Theological Seminary di Pittsburgh. Ia adalah penulis dari Hitting the Marks.