
Berperang dan Berdamai dengan Allah yang Kudus
23 September 2025
3 Cara untuk Mengalami Kehidupan Doa yang Lebih Baik
30 September 2025Pengejaran akan Kemuliaan
Pengejaran akan kemuliaan sangat memotivasi. Betapa seringnya kita akan mencoba lebih keras atau berlari lebih jauh ketika kemuliaan tampaknya berada dalam jangkauan. Kita bahkan rela mengorbankan kenyamanan pribadi demi kesempatan meraih kemuliaan. Sambil mengulangi slogan “Tiada rasa sakit, tiada keuntungan!”, kita terus berjuang dan berupaya lebih lagi. Kita ingin hidup kita berarti. Kita ingin dirayakan karena mengejar sesuatu yang berharga.
Ada alasan mengapa kita sangat mendambakan kemuliaan. Di dalam Firman Allah kita menemukan bahwa kita diciptakan untuk kemuliaan. Allah membentuk tubuh kita dan mengembuskan napas hidup ke dalam kita supaya kita dapat mengenal keagungan kekudusan-Nya dan mengaguminya. Hati dan pikiran kita dimaksudkan untuk begitu terkesan oleh kebaikan Allah, sehingga kita siap untuk menyembah dan menaati Dia. Dengan cara ini, kita akan mencerminkan kemuliaan Allah yang menakjubkan.
Namun, lihatlah sekeliling Anda. Dunia tidak bersinar dengan kemuliaan kekudusan, bukan? Mungkin Anda telah mengamati betapa kejahatan telah merusak dunia kita. Di dalamnya terdapat penderitaan, kepahitan, penipuan, dan kematian. Jika kita diciptakan untuk mengenal kemuliaan Allah, apa yang telah terjadi?
Jawaban yang diberikan oleh Firman Allah menunjuk pada hati kita sendiri. Kita diciptakan untuk bergantung pada Allah dan memuliakan Dia. Namun, kita bersikeras mencari kemuliaan kita sendiri. Kita telah menggantikan kehendak Allah dengan keinginan pribadi kita dan berusaha mencari nama bagi diri kita sendiri. Inilah yang disebut Alkitab sebagai “dosa”, dan ini adalah ketidaktaatan terhadap rencana Allah bagi kita. Dosa menggoda kita untuk mencari kepuasan dalam kerapuhan kita alih-alih dalam keagungan Allah. Secara keliru kita mencoba menemukan kemuliaan yang bertahan lama dalam identitas, pekerjaan, atau mimpi kita. Namun, berulang kali kita mendapatkan diri kita merasa kosong dan tidak puas. Kita juga menemukan diri kita dihukum karena dosa-dosa kita tidak lolos dari pengamatan Allah. Dia adalah Hakim yang adil. Kita bersalah karena meninggalkan kebenaran-Nya sembari berusaha menegakkan kebenaran kita sendiri. Hukuman atas dosa ini digambarkan dengan jelas: maut dan keterpisahan kekal dari Allah.
Namun, berita Injil adalah sebuah kabar baik yang mulia! “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini”, kata Alkitab, “sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yoh. 3:16). Yesus Kristus, Anak Allah yang sempurna, mengambil rupa manusia, tetapi tanpa dosa manusia. Ia hidup di tengah-tengah manusia tetapi tidak ikut dalam ketidaktaatan mereka. Ia tidak goyah mengejar kehendak Allah dan memuliakan nama-Nya. Ia secara sempurna mencerminkan kemuliaan Allah.
Alkitab berkata bahwa Yesus Kristus “taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib” (Flp. 2:8). Ketaatan-Nya menuntun Dia untuk mati di kayu salib. Mengapa demikian?
Inilah jawabannya: Yesus Kristus menimpakan penghukuman terhadap kita kepada diri-Nya. Ia menjalani kematian kita supaya kita bisa hidup. Ia menderita hukuman yang seharusnya kita tanggung. Ia menanggung dosa-dosa kita supaya kita dapat mengenal pengampunan. Ia menyerahkan nyawa-Nya supaya kita dapat diterima di hadapan Allah. Ia mati untuk kita supaya kita dapat mengakui dosa-dosa kita dan beroleh pengampunan di dalam Dia. Ini sebuah kabar yang menakjubkan dan mulia! Tiga hari setelah kematian-Nya, Yesus Kristus bangkit kembali. Ia bangkit dengan penuh kemenangan atas penghukuman, maut dan dosa!
Alkitab mengungkapkan kabar baik seperti ini: “Tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Rm. 8:1). Di dalam Yesus kita dikaruniai pengampunan, harapan, damai sejahtera, dan kepuasan. Di dalam Dia, kita langsung diterima di hadirat Allah, dan menemukan kembali keindahan kasih dan kekudusan-Nya. Inilah keselamatan. Ini benar-benar mulia! Inilah Injil.
Sahabatku yang terkasih, apakah Anda telah mengakui dosa Anda dan percaya kepada Yesus Kristus? Apakah Anda bersedia untuk percaya bahwa kematian dan kebangkitan-Nya adalah sarana yang olehnya kita diselamatkan? Anda mungkin diselamatkan hari ini. Ia akan mengampuni Anda.
Doa kami adalah supaya Anda percaya kepada Dia dan mendapati bahwa kemuliaan-Nya sungguh memuaskan.


